18| TERLALU CINTA

24 8 1
                                    

Tataplah aku, lihat bagaimana cinta itu tumbuh dari waktu ke waktu.

The Perfect Secret
by Arthar Puspita

***

SHABIYA terus mengikuti langkah kaki panjang Aryan. Ia bahkan lupa berpamitan pada Ihsan karena sudah membantunya keluar dari kerumunan manusia yang membuat tubuhnya terdorong kesana-kemari. Mereka berjalan di tepi kolam di kediaman Airin. Meski Aryan sedang marah sekarang, ia tetap melirik Shabiya, khawatir Shabiya tersandung dan jatuh ke dalam kolam.

Mereka menghampiri Asya yang sedang mengobrol bersama Sean. Bukan, lebih tepatnya mereka berdebat karena Asya ingin menonton band dari dekat sementara Sean nampak malas berkumpul di tengah lautan manusia itu. Jadi, dia memaksa Asya agar tetap disana bersamanya. Sementara Bale, Ega dan Alvian sudah menggila bersama Ula, Salsha dan juga Aoi.

“Kak Sean, gue mau kesana ah!” ujar Asya, yang lama-lama jenuh karena hanya bersama dengan Sean.

Aryan dan Shabiya datang. Aryan menyuruh Shabiya duduk di sebelah Asya. Kebetulan, bangku disana kosong. Sementara Aryan duduk di sebelah Sean.

“Biya, kamu dari mana aja?” tanya Asya. Kegelisahannya yang hanya berdua dengan Sean akhirnya berakhir. Dia tersenyum lega melihat kedatangan Aryan dan Shabiya.

“Tadi aku duduk disana, nyariin kamu nggak ketemu. Taunya kamu disini,” kata Shabiya.

“Iya nih, ada manusia pemaksa soalnya!” sindir Asya, melirik Sean yang hanya tertawa seperti orang bodoh.

“Lo nggak kesana?” tanya Aryan pada Sean.

“Lo nggak lihat, disana udah kayak lautan manusia. Yang ada engap gue,” balas Sean.

Aryan mengangguk setuju. Acara ulang tahun ini berakhir seperti konser saja. Ia melirik Shabiya yang asyik mengobrol dengan Asya. Syukurlah, dia cepat-cepat membawa Shabiya pergi dari Ihsan. Nampaknya, pemuda itu tidak menyerah untuk mendekati Shabiya. Dan pula, Shabiya terlalu polos sehingga tidak bisa menolak keberadaan pria seperti Ihsan.

Aryan kan, cemburu.

Tunggu, cemburu?

Tiba-tiba, Aryan merasakan panas di wajahnya. Dia yakin, kini telinganya memerah karena malu.

***

Sudah beberapa bulan setelah acara ulang tahun Airin yang berjalan secara meriah. Aryan kembali ke aktivitasnya seperti semula. Dia hidup sendirian di apartemen. Di hari senggang, dia akan menjenguk orang tuanya. Saat Aryan gajian di awal bulan, dia akan mengajak keluarganya makan diluar. Meski tidak di tempat yang mahal, namun Abyan dan Icha merasa bangga pada putranya itu yang sudah bisa mencari uang sendiri.

Aryan membelikan apapun yang Asya mau. Shabiya sendiri tidak pernah meminta apa-apa ketika ditanya, meski begitu Aryan selalu memberikan meski hanya sebatang cokelat untuk menemani Shabiya belajar. Yah, hubungan mereka berjalan seperti itu karena mereka sepakat untuk mengikuti arus dan membahasnya kembali setelah Shabiya lulus sekolah.

Setahun lagi.

Sisa uang lainnya, akan Aryan tabung untuk persiapan kedepannya. Untuk masa depannya dengan Shabiya. Tentu saja.

[NUG's 7] The Perfect SecretWhere stories live. Discover now