16| RUMAHKU

30 5 1
                                    

Sebagaimana dirimu yang tak pernah bosan menungguku,
Kini, biarkan aku bersabar untuk menunggumu,
Selama apapun waktu,
Aku akan tetap menunggumu.

The Perfect Secret
by Arthar Puspita

***

ARYAN masih begitu terkejut. Meski, sudah berjam-jam yang lalu Shabiya berpamitan meninggalkan apartemennya karena hari sudah mulai gelap. Aryan tidak tahu harus merespon bagaimana setelah Shabiya berkata dia merindukan Aryan juga. Shabiya juga tidak berbicara apa-apa lagi. Mereka menjadi canggung. Memilih saling diam. Hingga, Aryan diam-diam mengirim pesan pada Pak Sapri untuk menjemput Shabiya.

Memilih mengabaikan pemikiran tentang Shabiya, Aryan keluar apartemen sembari membawa kue sisa pemberian Shabiya. Ia mengetuk pintu apartemen Mas Gun. Terlihat pria itu sedang bersantai, hanya memakai kaos oblong dan celana pendek.

“Aryan, ada apa?” tanyanya.

“Ini, Mas. Ada kue,” ucap Aryan.

“Wihh, lo ulang tahun? Thanks ya,” ucap Mas Gun. Kemudian, ia mengerutkan dahi.

“Ulang tahun tapi muka lo kenapa gitu? Melas tau nggak.”

Aryan menghela napas.

Mas Gun yang melihat remaja tengah galau itu, memilih membawa Aryan untuk duduk di atas rooftop. Kebetulan disana sedang sepi. Sebelumnya, Mas Gun membawa beberapa minuman kaleng dan snack yang dia punya.

“Ngerokok nggak, Ry?”

“Nggak, Mas.”

Aryan memang tidak merokok. Meski teman-temannya mengajak. Ada juga yang menawarinya rokok elektrik. Tetapi, Aryan tidak pernah mau. Dia selalu menolak.

Mas Gun menyalakan api pada rokoknya. Bau asap rokok menguar kemana-mana. Aryan berusaha menahannya. Seharusnya, dia kesal karena Mas Gun merokok di sebelahnya padahal tahu Aryan tidak merokok. Tetapi, Aryan malas berdebat. Dia menatap langit malam yang dipenuhi bintang. Sudah lama sekali, Aryan tidak melihat bintang bertebaran di langit. Biasanya, dia akan pulang larut malam dan tidak sempat menatap langit. Yang ada hanya lelah, ingin segera sampai apartemen dan beristirahat.

“Ada apa? Cerita aja sama gue,” ujar Mas Gun.

Mereka sudah lama saling mengenal. Tetapi, Mas Gun tidak tahu latar belakang Aryan. Tetapi, setahunya motor Aryan termasuk motor mahal. Tetapi, anak itu tidak sombong di matanya. Maka, ketika restoran memerlukan karyawan baru Mas Gun iseng menawari Aryan. Dan dia terkejut, ketika Aryan mengiyakan dengan mata berbinar. Selama bekerja pun, Aryan cepat beradaptasi. Dia memang mudah bergaul. Sehingga karyawan lain merasa tidak sungkan, meski melihat Aryan sebagai anak orang kaya. Motornya itu, jelas bukan motor biasa.

“Bingung mau cerita dari mana.”

“Malam masih panjang, gue siap dengerin.”

Mengalirlah cerita tentang Shabiya. Aryan tidak menceritakan semuanya. Hanya garis besarnya saja. Bahwa, gadis yang dia cinta akhirnya balik mencintainya juga. Tetapi, Aryan bingung harus bersikap bagaimana.

[NUG's 7] The Perfect SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang