17| DI ANTARA KALIAN

36 7 0
                                    

Aku ingin menjadi sosok pelindungmu.
Meski, hanya dari jauh aku bisa memandangmu.

The Perfect Secret
by Arthar Puspita

***

ASYA adalah anak yang realistis. Ketika dia mendengar dari Bunda, bahwa hubungan Aryan dan Shabiya begitu rumit sejak kecil, ia masih saja tidak menyangka. Pantas saja, nama Shabiya tidak asing di telinganya. Dulu, mereka pernah bertemu bahkan bermain bersama. Bahkan, dengan Ace juga. Mengapa Asya bisa melupakan Shabiya?

Asya masih terjaga di dalam kamarnya setelah kepergian Bunda. Ia tidak bisa tidur. Asya bukannya membenci jika kakaknya memang mencintai Shabiya, tetapi di matanya Shabiya sangat polos. Bagaimana jika Shabiya tidak bahagia untuk kedepannya? Apalagi, lingkungan pertemanan Aryan dirasa sangat mengkhawatirkan. Teman-temannya itu, meskipun asyik tetapi Asya berpikir bahwa mereka tidak pernah serius terharap perasaan perempuan.

Asya bergerak gelisah. Beberapa kali memejamkan mata, namun kembali membuka mata. Asya tidak bisa. Dia tidak bisa tidur.

Akhirnya, Asya memilih turun ke dapur untuk mengambil air. Tetapi, ia justru melihat Aryan masih ada disana. Sendirian. Entah merenungkan apa.

“Kak Ary,” Asya mendekati Aryan.

Aryan mendongak, matanya terlihat mengantuk. “Asya, belum tidur?”

“Belum. Haus,” katanya, dia bergerak untuk mengambil air di kulkas.

“Kakak mau?”

“Boleh,” jawab Aryan.

Aryan menyuruh Shabiya untuk tidur duluan. Sementara dia, masih tetap disana. Entahlah, Aryan justru hampir tertidur disana jika saja Asya tidak memanggilnya.

Asya kembali. Menaruh segelas air untuk sang kakak.

Thanks,” ucap Aryan. Asya mengangguk.

Asya terdiam. Dia memperhatikan Aryan yang jika dilihat dari dekat memang terlihat lebih kurus. Matanya terlihat sayu. Apa karena kelelahan? Bunda bilang, Aryan sudah bekerja. Apakah berat? Asya merasa kasihan jika itu benar.

“Tidur sana, besok sekolah kan?”

“Kakak juga belum tidur.”

“Bentar lagi kok.”

“Asya juga.”

Aryan menoleh, dia melihat Asya yang nampak ingin mengatakan sesuatu. “Ada apa?”

“Emm, Kakak beneran sama Shabiya?” Akhirnya, Asya bertanya langsung pada orang yang bersangkutan. Dia begitu penasaran. Sejak tadi, Asya merasa tidak tenang.

“Kalau bohongan ngapain minta restu orang tua segala, sih? Aneh-aneh aja.” Aryan mendengus geli.

“Asya nggak sangka. Kakak suka sama Shabiya.”

[NUG's 7] The Perfect SecretUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum