53 - Homie

358 41 0
                                    

- Happy Reading -

Setelah perjalanan yang panjang, akhirnya Kylie sampai di Edinburgh dengan selamat. Ketika keluar bersama dengan Damian, mereka langsung dihampiri oleh dua orang dengan setelan kemeja putih dan jas hitam.

Mereka berjalan di belakang Damian serta Kylie dengan nyaman. Kylie mengernyit dan mendongak menatap Damian yang sedang bertelepon dengan satu tangannya seolah memberi benteng di punggung Kylie.

“Tunggu sini, biar diambilin kopernya. Tadi suitcase warna hitam ada stiker puppy brown kan?” tanya Damian.

Kylie hanya mengangguk pelan.

Ketika koper diambil oleh salah satu orang Damian, Kylie menatapnya dengan tatapan bertanya. Damian terkekeh melihatnya dan menyenggol lengan Kylie.

“Kamu bisa panggil dia Martin, Khal.” Kylie mengangguk lalu menatap pria dengan setelah yang lebih rapi daripada Martin, berdiri di samping Damian.

“Kalau ini, mr. Savgo. Asisten pribadi aku, Khal.” Mr. Savgo tersenyum dan menjabat tangan Kylie dengan ramah.

“Senang bertemu dengan anda, nyonya,” ucapnya.

Kylie tersenyum. “Call me Kylie, sir.”

“Oh itu terdengar tidak sopan untukmu, nyonya. Tetapi terima kasih.”

Kylie langsung menatap Damian dengan alisnya yang terangkat. Meminta agar Damian mengizinkan Mr.Savgo memanggilnya Kylie.

Setelah koper selesai diambil, Damian menunduk menatap Kylie. “Act like my girl, Khal. So that me and my team can protect you. Can you?”

Kylie mengangguk.

“So, let’s go home.”

Kylie mengikuti langkah Damian dan segera masuk ke dalam mobil Damian bersama dengan Martin dan juga Mr.Savgo menuju rumah Damian.

“You wanna buy something, Khal?” tanya Damian.

Kylie menggeleng. “Aku kenyang, banget.”

Damian mengangguk.

Ketika sampai di rumah, gerbang besar dan tinggi langsung terbuka. Dilihat dari luar, rumah Damian tidak semenyeramkan yang Kylie bayangkan. Terdapat taman yang luas dan asri, lalu ada pos satpam yang berjaga dan juga halaman samping yang sangat luas.

“Ayo,” ajak Damian menggenggam tangan Kylie.

Kylie dan Damian melangkahkan kakinya masuk. Interior rumah Damian terlihat modern dan juga sangat indah. Tatanan ruangan yang rapi, harum, bersih dan juga sangat nyaman.

“Aku antar ke kamar kamu dulu, istirahat dan nanti kamu bisa lihat keseluruhan rumah. Maybe, you can find your comfort place, i guess?” Kylie terkekeh dan kembali berjalan menuju lantai 2, tempat ruangan-ruangan pribadi.

Kylie dan Damian berhenti di depan sebuah pintu. Damian membukanya dan mempersilahkan Kylie masuk. “Here your room. My room beside you, if you want anything you can call me.”

“Oh ya, can i have your number?” tanya Damian. Kylie mengangguk dan memberikan nomor ponsel pribadinya kepada Damian.

Damian langsung mencoba menelfon agar nomornya masuk ke ponsel Kylie. “That’s my number.”

“Oke.”

“Istirahat dulu. Aku ada di halaman bawah, in case you need me,” ucap Damian dan langsung keluar, tidak lupa menutup pintu kamar Kylie.

Kylie tersenyum lembut. Ia suka dengan desain kamarnya yang dibuat sesuai dengan terlihat simpel dan juga manis. Kylie memilih untuk unpack kopernya yang sudah dibawa Damian tadi ketika mereka berdua naik, dan memasukkannya ke area walk in closet.

IDOL [ On Going ]Where stories live. Discover now