54 - Practice

389 43 4
                                    

- Happy Reading -

Sebelum tiduran di ranjang, Damian berdiri menuju walk in closet untuk mengganti baju kantornya menjadi baju rumahan. Dengan celana pendek dan juga kaos yang entah mengapa terkesan sangat menawan.

Damian mulai merebahkan tubuhnya. Ia melirik Kylie yang sedang memainkan ponselnya.

“Cool tattoo, Dam,” ucap Kylie saat melihat lengan Damian.

Damian terkekeh dan mengangguk. “Thank you, sayang.”

“I have a tattoo too,” ucap Kylie. Damian mengangguk. “I see that.”

“But wait, i didn’t like you call me Dam,” ucap Damian.

Kylie mengernyit. “Why? Damian right?”

“I like Theo comes out from your lips more actually.”

“Request huh?”

“Yaa, can i?”

“Of course.” Keduanya lalu tiba-tiba tertawa.

“Kamu masih aktif di sosmed?” tanya Damian dan menjadikan tangan kirinya sebagai bantalan.

Kylie menoleh dan mengangguk. “Tapi nggak update apapun. Mungkin beberapa hari lagi atau sampai pelakunya ditemukan?”

Damian mengangguk. “Sudah mulai dicari kok, diselidiki semuanya.”

“Terima kasih.”

“Kalau kamu mau update apapun boleh kok. Data pribadi dan sosmed kamu sudah dilindungi semuanya,” ucap Damian.

Kylie mengerjabkan matanya. “Gitu?”

“Iya lah, Khal.”

“Terima kasih.”

Damian terkekeh. “Makasih terus. Bangunin nanti di jam makan malam bisa?”

“Bisa. Kalau aku nggak ketiduran juga.” Damian terkekeh lalu memilih untuk setting alarm.

“Udah aku setting alarmnya, kamu bisa tidur juga,” ucap Damian. Kylie tersenyum dan mengangguk.

Damian kembali merebahkan tubuhnya dan mulai memejamkan matanya. Kylie ikut merebahkan tubuhnya lalu memunggungi Damian karena ia akan menonton film dari ponselnya.

Suara dering alarm memenuhi kamar Damian. Kylie merasakan sebuah kepala di punggungnya. Dengan perlahan ia bangun dan bersandar di headboard setelah menemukan kepala Damian menempel pada punggungnya. Kylie dengan perlahan turun dari kasur untuk mematikan alarm pada ponsel Damian.

Damian menggeliat dan menatap Kylie yang sedang menata rambutnya. “Hai.”

Kylie tersenyum dan menoleh. “Hai. Have good sleep?’

“Yeah,” jawab Damian yang kini sudah duduk di tepi ranjang.

Pintu kamar Damian tiba-tiba terbuka dengan lebar dan juga keras. Seorang perempuan dengan mengenakan celana dan kaos pendek menatap Kylie lekat.

Kylie menahan nafasnya terkejut. Ia menatap Damian yang menatap perempuan tersebut sambil menghela nafas.

“WAIT OH DAMN!”

“Helena.”

Helena, adik pertama Damian, putri satu-satunya Declan.

“Damn, you so pretty.” Helena seolah tidak mendengar nada peringatan dari Damian. Helena melangkah masuk, menghampiri Kylie yang kini tersenyum malu.

“Ah thank you, Helena?” Helena mengangguk dan menyodorkan tangannya.

“I’m Helena, i’m two years younger than you, sister.” Kylie terkekeh dan menjabat tangan Helena.

IDOL [ On Going ]Where stories live. Discover now