Menyadarinya

277 11 1
                                    

"turun!!"
Yuan Wei segera turun ia takut jika orang orang aneh itu membunuhnya ditempat
"a-apa?" Yuan Wei melihat rumah yang baru saja ia tinggalkan
"kenapa malah kesini lagii?!!" kesalnya
"pangeran, silahkan masuk" ucap penjaga yang ada didepan pintu
"nona?" ucap penjaga itu saat melihat Yuan Wei ada dalam rombongan pangeran
Yuan Wei kesal dan muak dengan apa yang terjadi padanya saat ini
"apa ga capek melototin gue terus??" Yuan Wei merasa tidak nyaman karena dua penjaga berbadan besar ada di samping juga dibelakangnya
mereka tetap diam
"orang orang ini niat banget pake baju kuno disiang hari panas kayak gini" gumam Yuan Wei
pria paruh baya yang menampar Yuan Wei berdiri didepan pintu ruang tamu yang mewah, menyambut datangnya rombongan
"selamat datang pangeran kedua" ucap pria itu hangat
"pangeran kedua? apa ini lagi shooting film?" Yuan Wei celingukan mencari kru film
"Zhang Fei Fei?" gumam pria paruh baya
Pangeran kedua memberikan kode untuk membawa Yuan Wei
"e-eh? kenapa lagi?" ucap Yuan Wei saat dipaksa berjalan
"kenapa kau ada disitu?" tanya pria paruh baya
"saya tidak sengaja menabrak nona Zhang dijalan, sehingga saya meminta maaf telah melukai anak anda" ucap pangeran kedua
"a-ah.. tidak apa, anak ini memang sering berkeliaran diluar sana" tatapan tajam mengintimidasi diberikan pada Yuan Wei
"cepat bawa dia bersiap, tidak baik menyambut pangeran kedua dengan pakaian seperti ini" ucap pria tua itu
"baik tuan"
pelayan pelayan membawa Yuan Wei kembali masuk kedalam kamar untuk didandani rapi
"silahkan pangeran"
______
______
"nona, anda jangan lagi kabur kaburan seperti itu, saya khawatir jendral zhang akan marah besar"
"kalian kenapa? aku gak ada hubungan sama sekali dengan kalian semua" kesal Yuan Wei
"saya paham nona kesal dengan ayah nona, tapi ini semua dilakukan olehnya hanya untuk kebaikan nona"
"ayah?" gumam Yuan Wei
Yuan Wei mengubah posisi duduknya menjadi tegak, ia pernah mendengar nama itu
"j-jendral siapa?" tanya Yuan Wei serius
"Jendral Zhang Xin"
Yuan Wei membelalakkan matanya, ia menghela nafasnya kasar
"gue gila" ucap Yuan Wei
"ini taun berapa?" tanya Yuan Wei
"807"
"gue gila beneran"
"laki laki itu, namanya siapa?"
"laki laki?"
"pria itu, yang berkuda" Yuan Wei memperagakan
"Pangeran kedua Dinasti Li, Li Hao Lan"
"bener, gue bener bener gila"
"nama gue? siapa?"
"gue?"
"namaku, aku siapa?"
"nona kau benar benar tidak ingat?"
"cepat jawab!!"
"no-nona Zhang Fei Fei"
"Anjing!!!" Yuan Wei berteriak kesal
"gue kejebak di novel itu"
Yuan Wei terdiam
"nona? anda baik baik saja?"
Yuan Wei menggeleng dengan tatapan kosongnya
"gue gila" ucapnya datar
"nona, saya sudah merias anda. Lihatlah, apakah ada yang tidak anda sukai dari riasan ini?"
Yuan Wei melihat ke cermin sederhana yang ada dihadapannya
tak terasa senyum tipis keluar dari sudut bibirnya

wanita yang ada bersama Yuan Wei pun tersenyum"nona sangat cantik" ucapnyaYuan Wei menyadari tidak ada yang pernah memujinya seperti itu setelah ayahnya meninggal"terimakasih" ucap Yuan Weiwanita itu tersenyum setelah mendapatkan ucapan terimakasi...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

wanita yang ada bersama Yuan Wei pun tersenyum
"nona sangat cantik" ucapnya
Yuan Wei menyadari tidak ada yang pernah memujinya seperti itu setelah ayahnya meninggal
"terimakasih" ucap Yuan Wei
wanita itu tersenyum setelah mendapatkan ucapan terimakasih
"nona anda benar benar berubah dalam satu malam"
Yuan Wei menunduk menghela nafasnya
"mari nona kita segera ke ruang pertemuan, tuan jendral pasti sudah menunggu anda"
"sebentar.. siapa namamu?"
wanita itu membelalak, "nona anda tidak ingat aku siapa?"
Yuan Wei menggeleng
"nona aku tidak tau pukulan tuan jendral sekuat itu hingga membuat anda lupa ingatan, maafkan aku nona yang tidak melindungi anda dengan baik" wanita itu menangis
"tak apa, aku hanya perlu mengetahui hal hal yang sudah pernah aku ketahui. Kau harus membantuku"
"benar! aku akan selalu membantu nona.. namaku Feng Bei, nona selalu memanggilku Abei, aku pelayan setia yang selalu ada disamping nona"
"aa sudah, sudah cukup aku tau"
"anda sudah mengingatnya nona?"
"ssh.. sedikit" Yuan Wei teringat mengenai tokoh yang ada dalam alur cerita novel yang ia baca
"aku yakin nona akan segera pulih dengan cepat"
"kalo gue tau alesan gue ada disini, gue pasti bisa cepet balik ke jaman modern" batin Yuan Wei yang tidak peduli ucapan pelayannya itu
"mari nona segera ke ruang pertemuan" ajak Abei
Yuan Wei mengikuti
___
______
"akhirnya dia datang" ucap jendral Zhang
semua mata menoleh kedatangan putri Zhang
namun tidak untuk pangeran kedua, Hao Lan
Yuan Wei duduk ditempat duduk yang disediakan untuknya, berhadapan dengan Hao Lan
"ini situasi Zhang Fei Fei akan segera dinikahkan dengan pangeran iblis itu" batin Fei fei
"jika memang kaisar meminta untuk mempercepat pernikahan kalian, aku juga tidak bisa berbuat apa apa. Semakin cepat semakin baik, putriku juga sudah memasuki usia untuk menikah" jelas jendral Zhang
Hao Lan yang dingin itu mengangkat gelas anggur yang sedari tadi belum ia teguk
Pengawal yang paham dengan tiap gerakan dari Hao Lan pun tiba tiba memberi perintah pada pengawal yang lain
"bawa kemari peti peti itu"
segera saja peti peti yang ada didalam kereta kuda dibawa masuk
"penyerahan peti berisi barang mewah untuk seserahan" batin Yuan Wei
"apa ini seserahan?" tanya jendral Zhang
"pangeran kedua membawa serta seserahan dari kaisar dan sebisa mungkin pernikahan bisa digelar beberapa hari kedepan"
"shit" celetuk Yuan Wei
Hao Lan mendengar kata keluar dari mulut Yuan Wei, ia melihat Yuan Wei sekilas
"aku tidak akan berlama lama, siapkan kuda kita kembali ke istana sekarang" ucap Hao Lan
"baik pangeran"
"pangeran kedua, terimakasih atas kehadiran anda. Saya pastikan pernikahan akan digelar beberapa hari ini"
Hao Lan berlalu begitu saja dan bergegas pergi ke istana

selepas kepergian rombongan Hao Lan, jendral Zhang berbicara dengan Yuan Wei"Zhang Fei Fei, aku tidak ingin melihatmu berulah lagi! cukup patuhi saja apa yang aku katakan! apa kau mengerti?!" bentak pria ituYuan Wei yang masih duduk kemudian berdi...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

selepas kepergian rombongan Hao Lan, jendral Zhang berbicara dengan Yuan Wei
"Zhang Fei Fei, aku tidak ingin melihatmu berulah lagi! cukup patuhi saja apa yang aku katakan! apa kau mengerti?!" bentak pria itu
Yuan Wei yang masih duduk kemudian berdiri, ia menatap lekat mata pria yang ada didepannya dengan tatapan dingin
"aku akan melakukan apa yang aku mau" ucap Yuan Wei penuh penekanan
"nona" Abei menengahi
"semakin lama kau semakin kurang ajar! aku akan mengajarimu sopan santun!!" Zhang Xin hendak mengambil cambuk yang biasa ia gunakan untuk menyakiti putrinya
"tuan.. saya mohon jangan, nona Fei Fei baru saja pulih, juga beberapa hari kedepan adalah hari pernikahannya tidak baik jika terlihat luka ditubuh nona Fei Fei" ucap Abei berlutut
Jendral Zhang menghentikan langkahnya
"tidak tau diuntung!!" ucap pria itu lalu pergi
"nona, mari kembali ke kamar, jangan lagi memancing amarah tuan jendral"
Yuan Wei mengiyakan ucapan Abei
__
saat hendak memasuki kamar
"Abei, aku ingin sendiri. Bisakah kau meninggalkanku sendiri di kamar?" ucap Yuan Wei
"baik nona, jika anda membutuhkan sesuatu panggil saja aku"
Yuan Wei mengangguk lalu menutup pintu kamarnya rapat
ia merebahkan tubuhnya di kasur
menangis sesenggukan sembari tengkurap adalah hal yang biasa Yuan Wei lakukan saat lelah dengan harinya
"hiks.."

The Battles Of Prince's LadyWhere stories live. Discover now