Pengkhianatan

71 8 0
                                    

3 hari setelah pencarian 4 anak itu, Prajurit berhasil membawa mereka kembali pada Yuan Wei
"kakak perempuan!!" panggil anak anak itu saat melihat Yuan Wei yang duduk diteras kediaman
Yuan Wei menoleh ia tak bisa berkata kata, ia lari menemui 4 anak itu
"kalian kemana saja?? sukurlah kalian baik baik saja" ucap Yuan Wei memeluk empat anak itu
"kami baik baik saja kak, kami dirawat oleh seseorang dia baik sekali kami bermain dengan kelinci dan marmut" ucap Ling
"ibu itu juga memberikan Ayao susu sapi yang mahal"
"Lucheng dan Yufei juga mendapatkan banyak makanan" tambah Ling
"ah, baik sekali dia. bersukur kalian bertemu dengan orang sebaik itu"
"apakah luka kakak sudah sembuh?" tanya Yufei, anak perempuan satu satunya yang berhasil Yuan Wei selamatkan
"sudah, lihatlah kakak sudah bisa menggerakkannya untuk memeluk kalian"
"sukurlah, kami juga mengkhawatirkan kakak"
Xiao Lie datang bersama dengan Hao Lan setelah pergi ke kediaman Li Dong
"Hao Lan.. mereka sudah ditemukan" ucap Yuan Wei bahagia
Hao Lan mengangguk, ia jongkok menyamakan tingginya dengan Ayao yang terus saja menatapnya, "sukurlah kalian baik baik saja" ucap Hao Lan sambil mengusap rambut Ayao
"jadi ini empat anak yang selalu kau bicarakan itu?" tanya Xiao Lie
"benar, mereka anak anak baik yang menemaniku saat aku terluka di dalam goa"
Ayao menundukkan tatapannya ia melirik ke arah Yufei
"Abei.. siapkan kamar untuk anak anak ini" ucap Yuan Wei
"kami juga mendapatkan kamar disini?" tanya Ling
"tentu" ucap Yuan Wei
"terimakasih kakak"

keempat anak itu dibawa Abei untuk menempati kamar mereka. Sementara Yuan Wei Hao Lan dan Xiao Lie duduk bersama diteras
"Hao Lan.. bolehkah mereka ting-.." ucapan Yuan Wei terpotong
"boleh" jawab Hao Lan

"aku belum selesai mengatakan ucapanku, apa kau yakin mengizinkan mereka tinggal disini sampai mereka nanti dewasa?""tentu, aku mengizinkannya" ucap Hao LanYuan Wei tersenyum dengan suasana hati yang lega"baiklah jika empat anak itu tinggal disini...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"aku belum selesai mengatakan ucapanku, apa kau yakin mengizinkan mereka tinggal disini sampai mereka nanti dewasa?"
"tentu, aku mengizinkannya" ucap Hao Lan
Yuan Wei tersenyum dengan suasana hati yang lega
"baiklah jika empat anak itu tinggal disini, apakah kalian juga akan menjadi ayah dan ibu mereka?" tanya Xiao Lie
Hao Lan diam
begitu juga Yuan Wei
"aish... kenapa kalian diam begini?" heran Xiao Lie
"aku merasa belum bisa menjadi ibu untuk anak anak itu" jawab Yuan Wei pelan
"cepat atau lambat kau juga akan menjadi ibu, nyonya Hao Lan. aku malah merasa kau sudah seharusnya memiliki anak" ucap Xiao Lie dengan nada gurauannya
Hao Lan pergi masuk kedalam kediaman, namun langkahnya tiba tiba terhenti
"Xiao Lie, pulanglah ayahmu tadi melihatmu pergi ke rumah bordil"
"hah? kau jangan bercanda seperti ini, tidak lucu"
"aku mengatakan hal yang sebenarnya, segeralah pulang atau ayahmu bisa membakar rumah bordil itu" ucap Hao Lan
Xiao Lie beranjak, "nyonya Hao Lan, aku pergi dulu.. jangan lupa obatnya selalu diminum!" Ia terburu buru
Yuan Wei mendengus kesal, "lagi lagi nyonya" gumamnya kesal
"apa kau tidak suka dipanggil dengan sebutan itu?" tanya Hao Lan
Yuan Wei terkejut, "loh, bukannya kau sudah masuk tadi?"
Hao Lan kembali duduk disamping Yuan Wei, "apa kau tidak nyaman dipanggil dengan sebutan nyonya Hao Lan?"
tiba tiba gemuruh langit terdengar, gerimis mulai turun
Yuan Wei tersenyum canggung, "ak-aku belum terbiasa" gagapnya
"tapi kau menyukainya atau tidak?" Hao Lan mengejar jawaban istrinya
hujan menjadi deras
"a-ah hujan sudah turun sebaiknya kita segera masuk kedalam supaya tidak demam karena angin dingin ini" Yuan Wei menghindari pertanyaan Hao Lan, ia berjalan masuk kedalam kediaman
"kau harus menjawabnya hari ini" Hao Lan memggendong Yuan Wei tiba tiba dan membawanya ke kamar pribadinya

 jangan lupa obatnya selalu diminum!" Ia terburu buruYuan Wei mendengus kesal, "lagi lagi nyonya" gumamnya kesal"apa kau tidak suka dipanggil dengan sebutan itu?" tanya Hao LanYuan Wei terkejut, "loh, bukannya kau sudah masuk tadi?" Hao Lan kembal...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"bagaimana? apa sudah bisa disimpulkan penyebab kematian ayahku?" tanya Zhang Fei Ran
"meskipun belum rinci, tetapi sudah bisa dikatakan bahwa mayat ini dibunuh dengan senjata tajam seperti pisau panjang atau pedang, dan pembunuhnya cukup handal dan berpengalaman. terlihat dari lukanya, dengan sekali sayatan saja ia sudah bisa membunuh orang ini" ucap seorang ahli yang mempelajari mayat jendral Zhang
"apakah menurutmu orang yang membunuh ayahku berasal dari kalangan ksatria?"
"benar tuan, penjahat apalagi orang biasa mereka tidak memiliki keterampilan berperang dengan membunuh orang sebaik dan secepat ini. Pasti pembunuhnya adalah orang yang terpelajar dan mengetahui titik fatal yang bisa membunuh orang dengan cepat. menurut saya juga, pembunuh ini tidak ingin korban merasakan sakit yang lama sehingga ini bukan tentang dendam atau pembunuhan yang tidak disengaja"
Zhang Fei Ran menghela nafasnya, "besok aku ingin kau memberikan informasi terbaru mengenai mayat ayahku" Zhang Fei Ran beranjak pergi dari ruangan dingin tempat mayat ayahnya diperiksa
Zhang Fei Ran berjalan menuju kamarnya, ia melewati kamar milik ibu ratu terdahulu
"tuan muda Zhang" panggil ibu ratu terdahulu
Zhang Fei Ran berbalik, "ada apa?" tanyanya
"aku dan raja Hui memiliki beberapa nama orang yang kemungkinan membunuh jendral Zhang"
Zhang Fei Ran masuk kedalam kamar ibu ratu terdahulu, ternyata dikamar itu ada raja Hui dan juga pangeran Gu yang masih menatapnya dengan tatapan takut
"katakan siapa?"

 menurut saya juga, pembunuh ini tidak ingin korban merasakan sakit yang lama sehingga ini bukan tentang dendam atau pembunuhan yang tidak disengaja"Zhang Fei Ran menghela nafasnya, "besok aku ingin kau memberikan informasi terbaru mengenai mayat ...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"kemungkinan pertama adalah mentri Yao karena ia merasa bahwa jendral Zhang memiliki kekuatan yang lebih besar daripadanya untuk tetap ada dalam posisi pejabat istana. kemudian ada Kaisar Li, ia merasa jendral Zhang sudah tidak lagi setia padanya karena ia merasa jendral Zhang hanya setia padaku. dan yang terakhir adalah menantunya yakni pangeran kedua yang kemungkinan membunuh jendral Zhang karena ia sudah lama mencurigai pengkhianatan jendral Zhang dan mentri Yao terhadap kekaisaran Li"
Zhang Fei Ran terkejut dengan dugaan terakhir dari ibu ratu terdahulu. ia tau ibu ratu terdahulu merupakan wanita yang cerdas dan tidak asal berbicara.
"tidak mungkin mereka bertiga yang melakukannya" ucap Zhang Fei Ran
"kenapa?" tanya ibu ratu terdahulu
"kematian ayahku terjadi saat festival berburu, Mentri Yao dan kaisar Li duduk bersama dengan para tamu kekaisaran. sedangkan Hao Lan dia ikut berkompetisi bersama dengan para ksatria"
"bukankah mereka bisa mengerahkan bawahannya untuk menghabisi nyawa jendral Zhang?" ucap raja Hui
"ahli yang memeriksa mayat ayahku mengatakan bahwa pembunuhnya adalah seorang yang terpelajar dan trampil dalam perang" Zhang Fei Ran menyadari sesuatu, ia pergi dari kamar itu
"bukankah pangeran kedua adalah serigala perang? ia selalu mengalahkan musuhnya dan keterampilan pedangnya sudah diakui banyak orang" ucap pangeran Gu setelah Zhang Fei Ran pergi dari kamar itu
"anak itu sudah memegang nama orang yang membunuh ayahnya"
Zhang Fei Ran kembali ke ruang mayat melihat bekas luka ayahnya. meskipun banyak luka yang didapat jendral Zhang tetapi semua luka itu tidak akan membuat jendral Zhang kesakitan karena Zhang Fei Ran tau ayahnya memiliki kemampuan merasakan sakit yang rendah. Kemudian Zhang Fei Ran melihat luka di leher ayahnya, "luka ini yang membuat ayahku mati" ucap Zhang Fei Ran
"benar tuan, luka dileher ini penyebab kematian korban. luka senjata tajam dia menancapkan ujung tajam senjata pada pembuluh darah utama mayat sehingga darah terus mengucur kemudian ia melanjutkan dengan mensayat seluruh leher mayat berharap darah akan segera habis dan membuat korban mati dengan cepat"
Zhang Fei Ran menarik nafasnya dalam, tubuhnya bergetar seperti orang yang hendak pingsan

"Hao Lan"

The Battles Of Prince's LadyWhere stories live. Discover now