Sikapnya

108 15 0
                                    

"ada apa?" Yuan Wei bertanya saat menuruni tangga menuju ruang bawah tanah tempat dimana Hao Lan menyibukkan dirinya

"tiga hari lagi aku akan mengajakmu menuju negara Gong" ucap Hao Lan tenang"astaga ini kan alur Zhang Fei Fei dibully habis habisan sama putri kerajaan Gong, apa gue ga usah ikut aja ya?""apa aku harus ikut?" tanya Yuan WeiHao Lan mengangguk"bagai...

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"tiga hari lagi aku akan mengajakmu menuju negara Gong" ucap Hao Lan tenang
"astaga ini kan alur Zhang Fei Fei dibully habis habisan sama putri kerajaan Gong, apa gue ga usah ikut aja ya?"
"apa aku harus ikut?" tanya Yuan Wei
Hao Lan mengangguk
"bagaimana jika kau pergi sendiri saja?" tanya Yuan Wei
"Apa dia takut padaku?"
"aku harus mengajakmu untuk melakukan ritual kembali ke tanah leluhur setelah menikah"
Yuan Wei membelalakkan matanya ia tak percaya Hao Lan lelaki ketus nan angkuh didepannya ini tiba tiba peduli dengan tata adat pernikahan
"a-apa? melakukan ritual?" Yuan Wei tak percaya
Hao Lan mengangguk terpaksa
Yuan Wei masih bimbang
"aku tidak akan menyulitkanmu disana. kau hanya perlu bertemu dengan raja dan ratu negara Gong" ucap Hao Lan
"baiklah, tapi aku punya satu syarat"
"ini hanya perjalanan biasa, kenapa kau mengajukan syarat?"
"aku harus menjamin keselamatanku, bukan?"
Hao Lan mengangguk mengiyakan ucapan Yuan Wei
"ajak Zhang Fei Ran"
"tidak" Hao Lan menolak mentah mentah
Yuan Wei mendengus kesal, "baiklah aku akan memberikan dua pilihan untuk syaratku"
Hao Lan menoleh, ia melihat ke arah Yuan Wei
"mengajak Zhang Fei Ran atau kau harus membelaku disetiap masalah dan harus selalu berada dipihakku" ucap Yuan Wei
"kenapa kau meletakkan aku diantara pilihanmu itu?"
"karena kau tadi menolak Zhang Fei Ran untuk ikut denganku, jangan salahkan aku jika aku merepotkanmu" Yuan Wei mengangkat alisnya sebelah ia tau bahwa Hao Lan tidak akan mau direpotkan olehnya
"aku akan memilih pilihan kedua, sekarang pergilah" Hao Lan langsung menulis disebuah kertas setelah mengucapkan kata katanya itu
"Hah?" Yuan Wei lagi lagi tak percaya
Hao Lan diam
"kenapa kau menyulitkan dirimu sendiri?? ajak saja Zhang Fei Ran agar kau bisa fokus melakukan pekerjaan mu disana. Tidak usah kau pedulikan aku" omel Yuan Wei
"aku tidak akan merubah keputusan"
"sialan!!" umpat Yuan Wei sambil menghentakkan kakinya keras saat berjalan keluar dari ruang bawah tanah
tanpa disadari, sudut bibir Hao Lan tersungging senyuman

 Tidak usah kau pedulikan aku" omel Yuan Wei"aku tidak akan merubah keputusan""sialan!!" umpat Yuan Wei sambil menghentakkan kakinya keras saat berjalan keluar dari ruang bawah tanahtanpa disadari, sudut bibir Hao Lan tersungging senyuman

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Pangeran, ini pertama kalinya anda tersenyum setelah lebih dari 15 tahun anda menyembunyikannya" ucap Anliu
Hao Lan pun langsung merubah ekspresi wajahnya
"apa apaan"

"Hao Lan sialan! bisa bisanya dia milih pilihan kedua! tau gitu gue ga bakal jadiin dia opsi!" ucap Yuan Wei kesal
"Nona ada apa?" ucap Abei yang dari tadi mengikuti langkah Yuan Wei setelah keluar dari ruang bawah tanah
"abei! ambilkan aku anggur!!" ucap Yuan Wei
"nona, anda tidak diizinkan minum anggur" ucap Abei
"aku stress!! fuck off!" Yuan Wei mengambil sendiri anggur dari dapur kediaman
ia meneguk minuman salam guci itu hingga tak tersisa
"nona, pelan pelan tenggorokan anda pernah terluka"
"huek! kenapa rasanya ga enak gini?"
Abei mengambil guci bekas minuman anggur yang habis diteguk oleh Yuan Wei
"nona, ini anggur fermentasi yang belum jadi"
"HAH?!"
Yuan Wei mendudukkan dirinya, "kenapa gue apes banget?!"

sore harinya
Yuan Wei sudah muntah beberapa kali karena minuman yang ia minum
"jangan beritahu Zhang Fei, ughmb!" Yuan Wei hendak muntah
"Zhang Fei Ran, jangan beritahu dia" ucap Yuan Wei pada Abei
Abei mengangguk
"nona minumlah sup pereda mabuk ini" Abei memberikan semangkuk sup hangat
Yuan Wei menuruti, ia meneguk habis sup yang dibawakan oleh Abei

Hao Lan melihat Abei berlari kecil menuju dapur dengan terburu buru, ia pun menghampiri kamar Yuan Wei

betapa terkejutnya dia saat melihat Yuan Wei tergeletak lemah di lantai
"Apa yang terjadi?" Hao Lan segera menggendong Yuan Wei dan menidurkannya diranjang
tiba tiba Yuan Wei kembali mual, ia hendak muntah
Hao Lan dengan segera mengambil ember untuk Yuan Wei
"kau kenapa?" Hao Lan membelai punggung Yuan Wei
Yuan Wei tak menjawab ia terbaring lemah diranjangnya
"Nona, minumlah ini" Abei tak menyadari ada Hao Lan didalam kamar
"pangeran" ucap Abei
"berikan padaku" Hao Lan mengambil mangkuk sup pereda mabuk
"minumlah ini perlahan" ucap Hao Lan lembut
Yuan Wei mematuhi, ia meneguk lagi semangkuk sup pereda mabuk itu
"ambilkan lagi sup nya" minta Hao Lan pada Abei
"baik pangeran"
"apa kau mencoba minum anggur?" tanya Hao Lan
Yuan Wei mengangguk, ia mengaku
"aku akan mengambilkan pil obat untukmu tunggu sebentar" Hao Lan berjalan dengan sedikit berlari
Hal itu jarang dilihat oleh pelayan kediaman yang sebelumnya melihat Hao Lan selalu tenang dan tak pernah tergesa gesa

Hao Lan kembali kedalam kamar Yuan Wei
"ini minum pilnya, supaya mualmu berkurang" Hao Lan memberikan pil kecil bewarna hitam dan segelas air untuk Yuan Wei
Yuan Wei mengikuti ucapan Hao Lan, ia hanya ingin segera pulih dan berhenti memuntahkan isi perutnya
"sudah sekarang bersandarlah, jangan berbaring dulu" ucap Hao Lan
sayangnya tubuh Yuan Wei terlalu lemas untuk bersandar di ranjangnya
Hao Lan pun duduk diranjang bersampingan dengan Yuan Wei
"aku akan menahan tubuhmu supaya tidak jatuh, bersandarlah"
Yuan Wei lagi lagi menurut

Abei masuk kedalam kamar, ia memberikan sup pereda mabuk pada Hao Lan
Hao Lan menerima mangkuk sup itu
"minum supnya"
Yuan Wei merasa tubuhnya tidak enak, ia menolak minum sup itu
"ini yang trakhir setelah itu kau pasti segera pulih"
Yuan Wei meminum sup yang ada ditangan Hao Lan hingga habis
"bawa kedapur, biarkan dia istirahat" ucap Hao Lan pada Abei dengan dingin
"baik pangeran" Abei keluar dari kamar Yuan Wei dan menutup pintu kamar itu membiarkan Hao Lan dan Yuan Wei berdua didalam kamar
Yuan Wei masih bersandar pada tubuh Hao Lan
Hao Lan mengusap bibir Yuan Wei yang basah karena meminum sup
"lain kali jangan minum anggur sembarangan" ucap Hao Lan
Yuan Wei mengangguk lemas

kamar itu sunyi, benar benar sunyi
beberapa saat kemudian
"apa kau sudah tidur?" tanya Hao Lan
Yuan Wei tak merespon tiba tiba saja kepalanya hendak terjatuh kebawah, untung saja Hao Lan sigap menahan kepala Yuan Wei dan membaringkannya di ranjang
"aku pergi dulu" Hao Lan meninggalkan kamar Yuan Wei

_____
Esok paginya
"Abei, aku ingin mandi air hangat!" ucap Yuan Wei setelah bangun tidur
"baik Nona!" Abei bergegas menuju dapur untuk memasak air
"aih perut gue kerasa gak enak banget" ucap Yuan Wei
"bodoh banget gue kemarin bisa tepar gara gara miras kek gituan" gumamnya

Yuan Wei mengingat ingat kejadian kemarin. Ia teringat Hao Lan yang juga ikut merawatnya saat ia muntah muntah kemarin
"dia ternyata punya sisi baik juga"
"tapi kenapa diakhir cerita dia malah tega bunuh Zhang Fei Fei?"

The Battles Of Prince's LadyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora