Sekolah

35.9K 2.3K 111
                                    

Setelah melalui beribu-ribu abad dengan pelajaran matematika yang sangat membagongkan otak manusia. Saat ini Rayanza tengah berada dikantin bersama duo curutnya. Mengisi perut mereka yang kelaparan karena lelah berpikir.

"Ngemeng-ngemeng ada kabar Ray," ucap Kai yang tengah duduk disampingnya dengan semangkok bakso didepannya.

"Kabar apa? bapak lo mati," ngawurnya. Membuat Rayanza mendapatkan geplakan renyah dikepalanya.

"Shtt... sakit bego," umpatnya, tangannya mengusap kepalanya yang terasa berkedenyut nyeri.

"Ya lo kalo ngomong gak pernah di filter anying! lo do'ain bokap gue metong?" sewot Kai kesal.

"Yakan suatu saat bapak lo juga bakalan metong kan," ujar Rayanza yang kelewat santai.

Kai yang mendengarnya mengusap dadanya sabar. Memang ya punya temen modelan Rayanza itu harus punya banyak setok kesabaran yang seluas samudra Hindia dan Pasifik.

"Jadi, ada kabar apa Kai?" tanya Tama yang sendiri tadi hanya tertawa melihat Kai yang ternistakan.

"Geng Black Monyet ngajakin kita tawuran, katanya mereka mau bales dendam soal kekalahan mereka bulan lalu," jawab Kai serius.

"Gassin aja gak sih? nanti pulang sekolah tinggal kumpulin geng kita." timpal Rayanza yang kelewat santai.

Gimana gak santai cuy,tawuran itu makanan sehari-hari Rayanza dan anggota gengnya. Jadi ya biasa aja kalo ada yang ngajak tawuran, malahan Rayanza seneng, karena bakalan dapet samsak gratis.

"Fix ya Ray, nanti gue langsung konfirmasi kegrup. Jadi pulang sekolah kita langsung kumpul dilapangan belakang sekolah," putus Kai.

_______

Saat ini anggota Grenvos sudah berkumpul dilapangan dengan Rayanza sang ketua berada di barisan paling depan.

"Gue pastiin Grenvos kalah hari ini!" Teriak lantang Danu ketua dari anggota Black Monyet. Membuat Rayanza berdecih pelan.

"Ngimpi!" teriak Rayanza tak kalah keras.

"Mata gue masih melek ya njing! belom tidur," elaknya membuat Rayanza terkekeh geli.

"DANU! diatas ada pesawat Jet," teriak Rayanza tiba-tiba, membuat Danu dan anggotanya refleks melihat keatas langit.

"Bapakmu joget-joget," ledek Rayanza yang langsung ditertawakan semua anggota Grenvos.

"Anak setan!" umpat Danu yang kepalang kesal.

"Tau aja lo mamah gue udah jadi setan," balas Rayanza tanpa beban. Membuat Kai dan Tama saling beradu pandang.

"Ko gelep ya Tam?" tanya Kai.

"Mati lampu anying," jawab Tama.

Setelah adu bacot yang begitu melelahkan akhirnya mereka memulai adu bacok mereka. Rayanza melawan Danu dengan sengit, namun karena sering bertarung dengan Danu. Membuat Rayanza mudah mengetahui pergerakan dari Danu.

"Sial! susah banget buat mukul lo bangke," keluh Danu yang terus berusaha membogem tubuh Rayanza.

Rayanza tersenyum bangga, "Iyalah susah, orang lawan lo aja cucunya Jekichen."

"Mana mau Jekichen punya cucu modelan lo, udah banyak bacot, banyak tingkah pula," sindirnya pedas.

"Cingere Danu jalok ditabok!" Geram Rayanza marah.

Heh! harga dirinya terinjak-injak cok!

Disisi lain Tama tampak menggeleng kecil saat melihat Rayanza yang tengah baku hantam sambil adu bacot.Kenapa juga sih Rayanza gelut pake adu bacot. Fokus dulu kek!

Sepertinya dari pada Tawuran Rayanza dan Danu lebih tepat ditempatkan di perlombaan debat. Kan seru adu bacotnya gak akan selesai-selesai.

Akhirnya setelah satu jam lamanya bereka tawuran. Tawuran itu dimenangkan oleh anggota Rayanza. Setelahnya mereka bergegas untuk ke markas guna mengobati luka-luka mereka.

"Ray, bisa gak sih kalo tawuran gak usah banyak bacot?" tanya Tama pada Rayanza yang tengah duduk di sampingnya dengan snack dipangkuannya.

"Bisa sih, tapi mati," jawabnya tanpa menoleh dan tetap fokus pada snacknya.

Bagi Rayanza makan itu number one, sedangkan teman nomer sekian dan coba lagi kalau beruntung.

"Udahlah males gue ngomong sama lo," kesal Tama.

"Yaudah! gak ada yang nyuruh juga lo ngomong sama gue!" ujarnya kenyataan.

Yah bener sih, yah tapikan. Yatuhan kuatkanlah Tama menghadapi titisan kudanil satu ini pikirnya lelah.

"Nanti malem jadi mau balapan motor?" tanya Kai yang baru saja duduk disebelah Tama.

"Jadi, kenapa emangnya?" tanyanya balik.

"Gue sama Kai mau dateng nanti malem, buat nyemangatin lo kaya biasanya. Oh iya, sorry ya tadi malem gak bisa nemenin," jawabnya.

"Gak papa santay, tadi malem juga gue udah ditemenin Mahen. Toh tanpa ditemenin duo  setan kaya lo berdua gue bakalan tetep menang," songongnya.

Membuat Tama kembali mengelus dadanya keras. "SABUAR!" teriaknya.

Tama dan Kai serta Mahen itu sahabat Rayanza semua, Kai, Tama dan Rayanza itu satu sekolah, sedangkan Mahen berada disekolah yang berbeda. Tapi Mahen juga tetap anggota dari Grenvos.

Setelah pulang dari markas, Rayanza mampir sebentar kepecel lele dekat rumahnya.

"Mang, satu ya pakai iwak bebek," ucapnya pada penjual didepannya.

"Jadi mau bebek sama ikan apa mas?" tanya penjual itu kembali.

"Loh Bebek doang lah Mang, gimana sih!" sewot Rayanza.

"Lah tadi katanya bebek sama iwak, nah iwak kan artinya ikan, jadi saya tanya mau bebek sama ikan apa?" ucapnya menjelaskan.

Seketika Rayanza menepuk jidatnya pelan. Ini gara-gara banyak bergaul sama Mahen si Jawa ini. Jadikan dirinya sering keceplos bahasa Jawa.

Wah gawat ini Mahen harus segera disingkirkan jika tidak, bisa dipastikan bahasa Indonesia Rayanza tidak lagi baik dan benar!

"Hehe... maaf Mang, kalo gitu saya pesen bebeknya aja satu dibungkus." Yatuhan Rayanza hamba-Mu yang paling ganteng cetar membahana ini malu.

"Ok mas, ditunggu ya!"

Setelah mendapatkan pesananya Rayanza segera melesatkan motornya ke jalanan untuk pulang kerumahnya. Namun saat dijalan dirinya melihat remaja yang usianya diatasnya sedang berjalan luntang lantung sendirian. Membuat hati mungilnya merasa kasihan jika dibiarkan begitu saja.

"Fiuuuwittttt cowok...jelek amat hawok hawok." ledeknya membuat remaja itu meliriknya sekilas dan berdecih pelan.

Karena tak mendapatkan respon seperti yang Rayanza inginkan, dirinya semakin gencar meledek remaja tak dikenalnya itu. "Kaya cewe lo, sok jual mahal. Padahal gue mau numpangin loh."

"Gak sudi gue naik motor butut lo!" hinanya, membuat Rayanza melongo diatas motornya.

"Sekate-kate lo kalo ngomong, ini motor sport anying bukan sogun bangke!" ujarnya tak terima.

"Heh anak curut, pulang sono! ganggu orang lagi bad mood aja," kesalnya.

"Anak curut? emak gue cantiknya naudzubillah lo katain curut. Kalo bapak gue lo katain curut gak masalah gue. Soalnya gue gak kenal juga sih,tapi kalo emak gue jangan," ucapnya polos. Membuat remaja itu menggeleng tak percaya.

Ko ada ya manusia kaya gini!

"Jadi mau gak gue anterin balik, daripada lo capek jalan kaki," lanjutnya bertanya.

Remaja didepannya tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk setuju.

Jangan lupa Vote woyyyyyyy
Vote itu gratis coy. Kasihanilah Ballver anak Natkat peri ini....

Voteteteteetetet

Yang vote dapat pahala dari Alloh amin.


Rayanza [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now