Pembalasan!

14.9K 1.6K 283
                                    


Happy Reading





Rayanza

Rayanza menatap datar bangunan yang berdiri kokoh di depannya. Terlihat banyak motor sport yang berjejer rapih disana.

Langkah kakinya maju, membawa Rayanza untuk masuk kesana. "Siapa lo berani-beraninya mau masuk ke markas Kargon sembarang?"

Bangunan itu tak lain adalah markas dari anggota Kargon. Anggota geng motor yang kemarin menyerang anggota Grenvos.

Rayanza tak menghiraukan ucapan manusia bedebah didepannya. Dan langsung saja memberikan bogeman maut pada remaja itu.

Membuat Remaja itu terhuyung kebelakang dan jatuh keatas lantai. Remaja itu mendesis pelan saat merasakan perih pada sudut binirnya. Tangannya menyeka pelan darah yang keluar.

"Gila, perih banget..." keluhnya.

Rayanza langsung saja masuk kedalam. Dilihatnya anggota Kargon yang sedang asik berkumpul dan bercengkrama.

Dahi Rayanza berkerut, seingatnya Tama waktu itu menelpon dirinya memberi kabar jika salah satu anggota musuh yang menyerang mereka ada yang meninggal. Lalu apa ini? kenapa sekarang mereka sedang asik-asik seperti tidak terjadi apa-apa.

Sebusuk itukah anggota mereka?

"Bajingan! dimana hewan bernama Rahes hah," teriaknya lantang.

Anggota Kargon dibuat kaget dengan kedatangan Rayanza. Mereka ingat betul siapa Rayanza. Walaupun baru bertemu satu kali. Tapi mereka tidak akan pernah bisa melupakan bagaimana badasnya seorang Rayanza diarea pertempuran.

Dan sekarang Rayanza datang sendirian ke markas mereka. Yah walaupun sendirian, tapi mereka tidak mungkin meremehkan Rayanza begitu saja.

Sosok pemuda yang berada disana merasa merinding saat mendengar teriakan Rayanza yang menyebut namanya. Apalagi wajah Rayanza yang terlihat ingin sekali membunuh orang.

"Gu-gue... kenapa?" Pemuda bernama Rahes berdiri. Diikuti oleh teman-temannya yang lain.

"Bajingan lo, beraninya lo bunuh sahabat gue!"

Rayanza berlari kearah mereka. Akhirnya perkelahian tak terelakkan, Rayanza maju melawan sepuluh orang sendirian.

Semuanya maju mengepung Rayanza dan menyerang secara bersamaan. Namun Rayanza sangat gesit menangkis setiap pukulan demi pukulan. Bahkan setiap tendangan yang mengarah padanya selalu meleset.

"Rahes... lo bodoh karena udah nyelakain geng mereka njing!" sarkah salah satu teman Rahes. Keduanya terbaring dilantai karena terkena tendangan dari Rayanza yang tidak main-main.

Rayanza menaiki tubuh pemuda yang terkapar diatas sofa. Dengan emosi penuh, Rayanza membogem wajah pemuda itu tampa ampun.

Tidak disangka dari arah belakang ada pergerakan seseorang yang ingin menendang Rayanza. Orang itu kalah cepat, karena Rayanza lebih dulu mendendangnya tepat dibagian wajahnya. Hingga wajah pemuda itu menoleh kesamping dengan percikan darah. Dan tersungkur ke lantai.

"Mati lo!"

Tak tinggal diam, anggota yang lain gencar menyerang Rayanza.Rayanza naik keatas meja,tangan kanannya bertumpu pada meja untuk menompang tubuhnya yang memutar dengan kaki yang menendang para musuhnya.

Saat semuanya terkapar tidak berdaya. Rayanza berdiri meludah dan tersenyum smirk kearah Rahes. Membuat bulu kuduk Rahes merinding.

Langkah kaki Rayanza perlahan semakin maju. Sedangkan Rahes berusaha menyeret tubuhnya untuk menjauh dari Rayanza. Nafasnya terasa memburu seiring langkah kaki Rayanza yang mendekat.

Rayanza [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang