pertemuan Keluarga

19.4K 1.9K 272
                                    


Happy Reading

Rayanza

Rayanza sekarang merasa gugup setengah mati, karena sendiri tadi terus ditatap layaknya umpan yang akan dimangsa oleh sang predator.

Didepannya sudah berkumpul banyak orang yang katanya adalah saudarnya dari sang daddy. Dirinya tidak hanya gugup tapi juga canggung dengan suasana sekarang membuatnya merasa tidak nyaman dan ingin segera pulang.

Rayanza memeluk lengan Arfa kuat dan menyembunyikan wajahnya di ketiak sang abang,"Bang...pulang yok!" ajaknya dengan suara lirih.

Arfa menoleh melihat kearah Rayanza dengan gemas, adiknya ini sekarang sudah seperti anak kucing yang polos dan menurut, tidak seperti biasanya yang seperti kucing garong yang kelebihan vitamin.

"Kita baru saja sampai Dek, masa mau pulang. Kan Adek belum kenalan sama mereka," kata Arfa lembut. Membuat Rayanza berdecak kecil.

"Kamu begitu menggemaskan Rayanza, panggil aku papi, aku adalah kaka pertama dari daddymu, namaku Remon," ucap Remon kaka dari kedua adiknya Arman dan Rama, atau sulungnya keluarga Raguel.

"Papi benar, Rayanza adikku itu sangat terlihat polos dan lucu, tidak seperti adikku yang layaknya tembok, datar!" ucap seorang pemuda yang duduk disamping Remon.

Rayanza menunjuk dirinya sendiri dengan bingung, "Aku? polos," ucapnya tak percaya dengan kata-kata yang keluar dari dua orang laki-laki yang berbeda usia itu.

Rayanza tampak berfikir sejenak, dalam seumur hidupnya baru kali ini dirinya disebut anak polos, memang ada anak polos yang hobbynya tawuran balapan dan merokok? Sepertinya hanya Rayanza si anak polos yang bisa melakukan itu semua.

"Cucuku kemarilah," Perintah sosok pria paruh baya yang sendari tadi diam.

Rayanza menoleh kepada Arfa dan Arfa yang mengerti tersenyum serta mengangguk, "Tidak apa-apa, dia adalah kakek kita. Kesanalah kakek tidak akan menggigitmu."

Rayanza dengan ragu-ragu berjalan mendekat dan duduk disamping kanan lelaki yang katanya adalah kakeknya. Lelaki tua itu merangkul pundak Rayanza memberikan ketenangan agar Rayanza tidak merasa gugup.

"Perkenalkan, aku adalah kakekmu dan untuk nenekmu dia sudah meninggal dunia. Disebelah kiri ini adalah Remon, dia adalah kaka sulung dari daddymu, yang berarti kaka dari Arman juga."

"Ingat,panggil saya papi, mengerti!" Rayanza hanya mengangguk polos.

"Dan disebelah papimu itu anak sulungnya yang berarti abang sepupumu, namanya Demon," lanjut sang Kakek dan lagi-lagi Rayanza kembali mengangguk.

" Panggil aku Abang, mengerti!" tekannya dan Rayanza hanya mengangguk.

Rayanza mendumel kesal, anak sama bapak sama aja sifatnya. Emang ya buah itu jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Pengecualian untuk Rayanza dan daddynya!

"Jika sedang diajak bicara, tataplah lawan bicaramu! dan jawablah dengan benar, jangan hanya mengangguk," ucap Demon yang membuat Rayanza terpaksa mengangkat wajahnya.

"Iya," katanya mengerti.

"Dan disebrang kananmu tak jauh darimu itu adalah  kaka kedua dari daddymu, namanya Arman panggil dia ayah. Dan disamping ayahmu itu adalah kedua anaknya yang berarti adalah kedua abang sepupumu, namanya Leo dan Neo."

Rayanza nampak memandang wajah sepupunya yang bernama Leo dengan cermat. Sepertinya dirinya pernah melihat pemuda itu, tapi dimana ya?

"Sekarang coba perkenalkan dirimu sendiri!" perintah sang kakek dengan nada lembut.

Rayanza [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang