• 12. Orang Asing •

73 5 0
                                    


Sorry, jadi up malam😔

Ternyata jadi sibuk itu gak enak ya hmm

Tapi gpp, happy reading~

Anetta menghela napas pelan, mencoba bersabar saat berhadapan dengan Liovando

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Anetta menghela napas pelan, mencoba bersabar saat berhadapan dengan Liovando. Seingatnya, ia sudah mengatakan akan berhenti mengejar Liovando, tetapi mengapa kini ia terus saja berhadapan dengan laki-laki ini?

"Gak usah natap gue segitunya, lama-lama gue colok ya mata lo!" seloroh Anetta masih melayangkan tatapan tak bersahabat.

"Lo gak nyadar? Dari tadi lo yang natap gue kayak mau makan orang. Lah, ini malah nyalahin gue."

Cerewet. Satu kata yang dapat Anetta tangkap untuk mendeskripsikan laki-laki di hadapannya ini. Ia jadi tau bahwa laki-laki itu memang bukan Noren. Sifat keduanya berkebalikan, meski tetap ketus saat berhadapan dengan Anetta.

"Ya udah, lo mau ngomong apa? Gue gak ada waktu ngeladenin lo," ucap Anetta akhirnya mengalah. Ia lelah juga berhadapan dengan manusia pemancing emosi ini.

"Lo gak lagi ngerencanain sesuatu kan buat ngeyalakain Bona?"

Alis Anetta terangkat, "Bona lagi?"

Liovando berdecak, "Lo mending gak usah sok bully-bully, Net. Lo gak punya hati apa?"

Anetta bosan mendengar Liovando yang selalu mengalihkan topik. Terkesan seperti menyembunyikan sesuatu.

"Lo gak perlu tau."

Anetta berbalik, ia enggan menghadapi Liovando lama-lama. Makin ke sini bicaranya suka ngawur. Membahas hal-hal yang bahkan sudah Anetta lupakan. Termasuk perasaannya yang telah lama mati.

Anetta terus berjalan, tak menghiraukan panggilan Liovando. Ia benar-benar dibuat badmood sekarang.

***

Anetta menatap kesal Diyara yang berlari dan berteriak ke arahnya. Mengundang atensi sekitarnya tertuju padanya.

"Lo gak bosen apa lari-lari kek gitu?"

Diyara menyengir, ia tak bisa menghilangkan sifat hebohnya. Terlebih hal yang satu ini menurutnya sangat di luar dugaan.

"Eh, tau Net?" Diyara segera mengambil tempat di depan Anetta. Tak menghiraukan beberapa orang yang juga berada di meja yang sama.

"Di sini ramai, Ra. Lo mending makan dulu, pesen gih!" ucap Anetta melirik sinis orang-orang yang berada di sekitarnya. Terlihat penasaran.

Diyara mengatupkan bibirnya, ia baru tersadar sedang berada di kantin. Ia menyapu pandangan ke sekitar, alisnya hampir menyatu saat tatapannya jatuh pada Anetta.

"Lo ke kantin bawa buku? Terus kenapa lo biarin mereka duduk di meja yang sama?" heran Diyara melihat tingkah sepupunya itu yang tidak biasa.

Anetta mengembuskan napas pelan, balas menatap Diyara. "Lo pesen dulu, keburu bel."

Diyara mendecak, merasa kecewa karena Anetta tak segera menjawab pertanyaannya. Namun, tak ayal ia segera pergi memesan sesuai permintaan Anetta.

Brak

Baru saja Diyara selesai memesan, ia berjingkat kaget melihat meja yang di tempati Anetta sudah terbalik. Tak hanya itu, matanya memelotot saat sosok yang asing itu maju menarik Anetta.

Bukan hanya Diyara yang dibuat kaget, melainkan seluruh isi kantin. Mereka tak berani berkutik karena laki-laki bertindik itu menarik Anetta menjauh.

"Anetta!"

Diyara yang mendengar suara Jeffryan segera menghampiri, ia benar-benar tak bereaksi apa pun beberapa detik yang lalu. Rasanya seperti tertahan sesuatu saat menyaksikan Anetta dibawa pergi oleh orang asing itu.

"Kita kejar Anetta!" seru Diyara begitu keluar dari kantin dan berhasil menahan laki-laki itu.

Jeffryan mengangguk, memang itu yang akan ia lakukan.

"Gue ikut!" Atensi keduanya teralihkan pada pemuda berkacamata belakang mereka. "Gue mau ikut cari Nona Anetta," katanya membuat keduanya mengangguk.

"Ayo, cepet!"

Akhirnya ketiga orang itu bergegas. Tak memedulikan panggilan satpam di area parkir. Mereka pergi menggunakan mobil milik Jeffryan untuk menyusul Anetta.

Tak ada yang menyadari, bahwa sedari tadi seseorang tengah tersenyum melihat ketiganya. "Sepertinya kali ini rencana gue berhasil."

***

Diketik: 542 kata

Diharapkan menekan bintang dan meluweskan jari untuk berkomentar yang baik dan sopan; Terima kasih.

Terakhir, terima kasih sudah mampir^^

Transmigrasi : Anetta's Journey Where stories live. Discover now