1

264 28 13
                                    

Apa kau percaya dengan inkarnasi kehidupan dari sebelumnya, kau terlahir kembali dengan kisah yang baru. Jika hidupmu sebelumnya sangat menyakitkan karena takdir tuhan lantas bagaimana kehidupan barumu.

•••

Gadis manis dengan tergesa dia keluar dari dalam taxi pesananya. Dia melangkah di kerumunan. Rambut yang tergerai itu bergerak seirama gerakan tubuhnya. Wajah ayunya dengan perona alami itu terlihat mengernyit karena berdesakan.

Bugh!

Ketidak sengajaan yang dia perbuat membuat seseorang di depanya ikut berhenti. Dia membungkuk mengambil kuas yang terjatuh. Dia berjalan melewati sang gadis. Harum tubuh yang sangat terasa familiar baginya membuatnya berdebar, jantungnya terasa berdenyut. Gadis itu menoleh pada seseorang yang berjalan menjauh di telan kumpulan manusia.

Bunyi dering ponsel di tasnya menyentaknya, segera dia mengambil dari dalam tas selempangnya. "Hallo? Ah aku belum menemukan yang kau minta! Kenapa harus aku yang keluar di tempat seperti ini?!" Keluhnya kesal. Dia kembali berjalan dengan melihat-lihat tempat ini seperti pasar tapi juga seperti kota kecil. Disisi masing-masing kiri dan kanan terdapat para seniman. Mereka menjual atau hanya pameran entahlah.

"Aku sedang mencari yang kau minta, kak Neji ... Hah! Aku harus menemukan sampai ketemu, hei kau pikir hidupku hanya mencari lukisan yang kau minta? Aku harus mengurus toko kue-ku, hei...!" Hinata menatap ponselnya tidak percaya karena kakaknya mematikanya begitu saja.

Dia hanya mendengus. Dia memilih berjalan-jalan saja. Setiap lukisan disini membuatnya takjub. Sampai dia merasa ini seperti dunia portal penuh warna. Bibirnya tersenyum manis. Memotret dengan ponselnya setiap lukisan yang dia anggap indah.

Hingga dia menemukan sesuatu yang menariknya. Lukisan seorang gadis yang duduk di bawah pohon, meski terlihat dari samping dia merasa dejavu. Dia memotretnya tatapanya masih terpaku dia merasa tertarik.

"Apa lukisan ini dijual?" Dia bertanya pada seseorang yang menjaganya.

"Ouh, yang mana nona?" Dia dengan menunjuk lukisan itu penjaga itu lantas tersenyum menjawab." Itu tidak di jual nona, yang melukis bilang itu hanya sebagai karyanya." Lanjutnya.

"Yang melukis? Ini bukan milikmu?!" Serunya bingung. Pemuda itu mengangguk sebagai tanda jawaban. Hinata mengangguk paham.

"Boleh aku mengambil gambarnya?"

"Tentu saja." Hinata tersenyum kecil. Lantas memotretnya mengamati gambar yang ada di layar entah mengapa bibirnya tersenyum tipis.

"Ah, apa yang melukis ini , dapat melukis untukku?" Tanya Hinata hati-hati. Pria itu terlihat berfikir sebentar. Dia melirik lukisan yang gadis itu ambil lalu beralih pada Hinata, dia merasa gambar disana seperti gadis di depanya namun dia tidak yakin.

"Entahlah, bagaimana besok jika nona kembali. Maksud saya tanyakan langsung saja, dia sedikit tertutup ya begitulah." Ucapnya dengan tawa canggung.

...

Hinata yang duduk di sofa hanya sibuk melihat potret di ponselnya. "Maaf lama, jadi apa kau sudah temukan lukisan yang ku inginkan?" Ujarnya yang berdiri dari kursi kerjanya. lantas berjalan duduk di dekat sang adik.

"Belum," jawabnya malas. "Tapi tenang saja aku sudah menemukan pelukis yang mungkin bisa melukis keinginanmu." Lanjutnya. Dia beralih memandang wajah kakaknya. Neji hanya mendengus.

I Found YouWhere stories live. Discover now