9

56 11 10
                                    


Semburat cahaya mencoba masuk melalui celah jendela yang tertutupi tirai putih bergerak pelan saat angin mencoba masuk. Sai yang membuka sedikit jendela itu kini mendekati sang gadis yang masih tidur pulas. Dia tidur di samping Hinata menyangga dengan satu tanganya menyamping, mengamati wajah cantik itu.

Tanganya terangkat dengan lembut menyentuh hidung sang gadis dari atas kebawah. Merasa terusik Hinata menyentuh sesuatu yang menganggunya. "Jam berapa sekarang?" Ucapnya dengan suara serak.

"Masih jam 7 tidurlah lagi jika masih mengantuk." Sai mendusel di pipi Hinata lembut, membuat sang empu geli. Dia menenggelamkam wajahnya di balik selimut.

"Aku harus ke toko mungkin akan ada banyak pelanggan nantinya." Tukasnya. Sai mengangguk paham dia duduk di kasur.

"Aku akan membuat sarapan, jika kau ingin mandi, mandilah. Ambil sikat gigi yang baru di laci." Tuturnya. Dengan pelan dia beranjak menuju keluar.

"Sangat manis." Senyumnya sendiri dia berlari menuju kamar mandi.

.

Berjalan menuju ruang makan yang sudah tersedia makanan buatan kekasihnya. Namun dimana orangnya? Hinata bertanya dalam hatinya.

Dekapan hangat di belakang tubuhnya membuatnya terkesiap. Pemuda itu hanya tersenyum lembut. " Kau memakai sabunku?"

Hinata menolehkan wajah namun kecupan lembut yang ia dapatkan karena wajahnya dekat dengan telinganya. "Apa yang kau lakukan?" Ucapnya dengan sedikit manyun.

"Memeluk kekasihku tentu saja..." Cetusnya ringan. Hinata hanya bisa tertawa ringan." Kau juga memakai kaosku."

"Iya, aku tidak membawa baju ganti, nanti saat pulang aku akan menggantinya di apartemen sebelum menuju toko." Sai mengangguk ringan.

"Ayo makanlah..." Melepas pelukan itu mereka duduk berdampingan Sai meletakkan banyak lauk daging yang telah dia tumis di atas mangkuk sang gadis.

"Terlalu banyak lauk, nanti kau tidak kebagian." Ucapnya dengan pelan Hinata mengembalikan separuh lauknya di atas mangkuk Sai. Mereka makan dengan tenang dengan sedikit canda gurau.

"Bajuku akan aku tinggal besok aku akan kemari untuk mengambilnya." Ucap Hinata di sela makanya. 

"Habiskan dulu, baru bicara." Tuturnya dengan senyum kecil. Setelah sarapan pagi selesai Sai menghidangkan buah segar di hadapan sang gadis. "Makanlah buah agar segar..."

Hinata hanya bisa tertawa kecil dia merasa senang karena tidak menyangka Sai sangat perhatian denganya. "Baik tuan." Candanya.

Sai hanya memandang Hinata yang makan dengan tenang. " Berhentilah memandangku?!" Serunya dengan menutup mata pemuda itu. Sai hanya tersenyum dengan tingkah Hinata.

Dia menyentuh tangan sang gadis mengarahkan pada bibirnya mengecupnya pelan. Hinata lantas menariknya pelan dia menahan senyum malu dengan makan buah di tanganya.

"Dasar!" Gerutunya pelan.

....

Hinata menuju apartemenya dia merasa senang dengan gemas dia menangkup pipinya sendiri dan beguling-guling di kasur.

"Aaaa... Aku tidak menyangka ini akan terjadi padaku." Serunya sendiri.

Dia beranjak dari kasur mengganti kaos pemuda itu dengan celana dan baju panjang. Dipadukan dengan topi upluk aksen telinga kucing. "Aku akan berangkat ke toko."

Dia meletakkan koas dan celana pendek milik kekasihnya di meja riasnya. Berjalan meninggalkan apartemenya.

Setelah sampai di toko dia disambut oleh pekikan Hanabi yang tertawa dengan Tenten. " Selamat pagi?!" Serunya pada keduanya.

I Found YouTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon