17

93 13 20
                                    

Hinata membuka pintu toko, kakinya melangkah memasuki toko kue miliknya, pandanganya jatuh pada Tenten yang sedang sibuk bermain ponsel.

"Selamat pagi Tenten?!" Sapanya dengan ramah.

"Ah, Hinata selamat pagi. Akhirnya kau datang." Dengan senyum manis dia memeluk Hinata, membuat sang empu menatap bingung.

"Tunggu ada yang aneh denganmu? Tumben kau memelukku?" Dia menyipitkan mata curiga. Tenten hanya terkikik saja, Hinata meringis heran mungkin dia sedang gila!

"Lihat?! Aku mendapat pesan dari kakakmu! Aaaa.... Aku senang sekali." Dengan menggoyangkan pelan ponselnya, Hinata sedikit kabur karena tulisanya bergerak- gerak.

"Ouh, pantas kau berbeda hari ini. Pesan apa yang dia katakan?" Meskipun begitu dia tetap bertanya karena tidak melihat tulisanya dengan jelas.

"Dia mengajak kita ke pantai. Kau tahu aku sangat senang meski harus denganmu." Dia mendengus kecil namun dia kembali tertawa senang.

Hinata tau Tenten menyukai kakaknya Neji, yang memang bisa di bilang kakaknya ini sempurna jadi wajar jika gadis ini menyukainya.

"Ouh, lalu kapan kita akan kesana?" Bertanya dengan pelan namun ada sedikit nada cuek.

"Emh, dia bilang nanti sore kita akan kesana. Jadi dia memberitahuku untuk menutup toko kue lebih cepat saja." Ujarnya tenang.

Hinata mengangguk paham. Dia hanya mendengus karena Tenten berceloteh banyak hal.

.

Tak terasa siang terasa panas terik matahari menyengat kuat. Namun begitu dia masih semangat.

Mengecek ponselnya, tidak ada pesan apapun dari Sai, hanya pesan emoji tersenyum yang di berikan padanya, saat dirinya memberikan pesan dengan banyak ucapan dan kata-kata.

Yah! Meski dia cuman membalas satu emoji senyum namun saat bersama dia memberikan banyak hal manis. Hinata sudah biasa.

"Apa dia sibuk di toko lukisnya." Gumamnya sendiri.

Hinata jadi merindukanya. Hah! Dia sangat rindu dia sangat menyukai sebuah pelukan karena itu pelukan hangat dari Sai membuatnya candu.

"Hei, kau kenapa? Seperti orang sedang patah hati saja." Celetuk Tenten dengan melihat sang gadis aneh.

"Aku merindukanya!"

Tenten hanya mencebik kecil. Temanya ini sepertinya sudah naik level budak cinta. "Hinata sepertinya Neji mengajak pindah. Aku bingung denganya yang benar yang mana."

"Mungkin dia berubah pikiran Tenten." Tukasnya lesu.

"Eh, tunggu tidak jadi berubah ternyata!"

Hinata hanya mengatupkan bibir bingung, jadi dia hanya tersenyum bingung.

Tok, Tok, Tok

Kaca di depan pintu di ketuk membuat kedua gadis itu terkesiap. "Eh siapa itu yaa...." Godanya memandang Hinata.

Hinata menahan senyum malu, dia segera berjalan menuju pintu toko untuk membukanya, namun gerakanya terhenti saat Sai dengan senyum lembutnya. Sai mengangkat tangan membuat Gerakan tangan, jarinya menari di kaca membuatnya diam.

Membentuk dua tutik sebagai mata lalu. Sebuah garis membentuk senyum merekah. Hinata tersenyum seketika. Dia segera membuka pintu dan memeluk pemuda itu erat. "Ada apa kemari?" Tanyanya dengan mendongak.

"Aku merindukanmu."

Hinata tidak bisa menahan senyumnya, dia berjinjit mengecup pipi Sai dengan lembut. "Kau merasakan yang kurasakan?" Ucapnya dengan senyum kecil.

I Found YouWhere stories live. Discover now