8. Start The Mission

86 14 6
                                    

Even if I'm not in your heart anymore, I'm in your eyes
Because it's my first time, I don't know how to give you everything
But I'll always protect you
It's you, we're looking at the same place
And walking together on this endless road
🎶It's You🎶

—————————————————————

P.S.
Play it at using HEADPHONE/TWS for a better experience.

💜💜💜

Shawn diam sesaat sebelum kemudian mengukir senyum separonya."Tentu aja bagus!" jawabnya bersemangat. "And that's exactly what I want," kata Shawn.

Tentu saja perubahan sikap Shawn itu membingungkan Shello. Tapi, sebelum Shello sempat bertanya, Shawn sudah lebih dulu berkata lagi, "I can't believe it's actually working."

"Apanya?" tanya Shello dengan kening berkerut.

"Ya, cara aku," jawab Shawn. "Aku sengaja bikin kesalahan, mikir siapa tau kamu ngeh dan akhirnya itu bisa bantu kamu ingat sesuatu yang nggak biasa buat kamu. Ternyata berhasil. Kamu kedorong buat ingat yang seharusnya saat kamu ngerasa ada yang ganjil," kata Shawn, berusaha terdengar semeyakinkan mungkin meski agak khawatir juga saat melihat ekspresi Shello yang tampak menimbang-nimbang apakah dia bisa mempercayai Shawn atau tidak.

​Shello menyipitkan mata. "Ah, jadi kamu bantu aku ingat dengan bikin kesalahan?" selidiknya dan ketika Shawn mengangguk sambil berusaha menyembunyikan kecanggungan, Shello berkata lagi, "Jadi, mulai sekarang, kamu akan lebih sering bikin kesalahan?"

"Isn't it a great plan?" tanya Shawn.

Shello tersenyum sambil geleng-geleng kepala. "Or a smart move," kata Shello, lalu kembali berjalan yang akhirnya bisa membuat Shawn menghela napas lega.

Shello berhenti ketika tiba di depan pintu mobil. Dia berbalik dan ketika mendapati Shawn yang ikut-ikutan berhenti dengan wajah bingung, Shello melirik pintu mobilnya sekali lagi, lalu kembali menatap Shawn dengan wajah bertanya-tanya. "Apa kamu nggak bukain aku...," katanya, sengaja menggantung kalimatnya untuk melihat apakah Shawn mengerti.

Shawn tak mengerti. Itu ditunjukkan dari sebelah alisnya yang terangkat ketika Shello menghardiknya. Tapi, untunglah Shawn cepat belajar ketika melihat Shello kembali memandang pintu mobil berganti-gantian dengan memandang Shawn.

Ah, gentleman. Satya pasti biasa membukakan pintu mobil untuk ratu yang satu ini.

Dan kenapa tidak? Shawn yakin Shello pun biasa diperlakukan begitu oleh sopirnya.

"Tentu aja. Ini baru mau aku bukain," kata Shawn cepat-cepat.

Maka, tanpa berlama-lama, Shawn pun bergegas untuk membukakan pintu mobil bagi Shello. Shello tersenyum geli, lalu masuk ke mobil.

Shawn menutup pintu mobil sambil meringis. "Fuck it," dengusnya.

Seharian ini saja Shawn sudah berhasil membuat Shello mencurigainya. Apa dia bahkan bisa melakukan ini sampai mereka setidaknya diresmikan ayah Shello? Shawn benar-benar perlu belajar lebih tentang bagaimana seharusnya bersandiwara. Maka, setelah menenangkan dirinya sebentar, Shawn pun menyusul masuk ke bangku pengendara.

Shawn membawa mobil keluar dari pekarangan kampus sambil berharap semoga Shello tidak mengajak Shawn bicara. Jujur saja. Itu lebih baik karena Shawn bahkan tak tahu hal apa yang diingat Shello dan yang tak diingatnya. Bisa bahaya juga kalau Shawn sepenuhnya bersikap seolah Shello tak ingat apa-apa, sementara Shello ingat hal-hal itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 08 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Bad InfluenceWhere stories live. Discover now