4. Mistaken

102 10 8
                                    

Komennya ramein biar UP lagi, k?

💜💜💜

Suara Jocelyn memang terlalu pelan untuk bisa didengar suster yang menemani mereka, tapi wajah tegang Jocelyn menarik perhatian suster itu. "Ada apa, Ibu?" tanya suster itu, tapi Jocelyn bergeming karena terlalu terkejut mendapati yang tidur di ruangan itu bukan Satya.

Melihat ibunya tak bereaksi, Ethan membuka suara, "Ini salah satu korban dari kecelakaan itu?" tanya Ethan dan ketika suster mengangguk, Ethan lanjut bertanya, "Bagaimana kalian mengenali korban dan menentukan bahwa orang ini adalah Satya?"

Suster itu mengernyit bingung, tapi tetap menjawab, "Memang namanya Satya, Mas."

​Ethan menatap suster itu kesal. "Terus, korban satu lagi, siapa namanya?"

"Kebetulan nama mereka sama, Mas. Satya juga," kata suster itu.

Ethan mengernyit, sementara Jocelyn menatap suster itu bingung.

Suster itu pun segera menambahkan, "Bukan sama persis. Tapi, sama-sama Satya."

"Lalu, gimana kalian membedakan yang mana Satya-nya kami dan yang mana Satya yang lain?" tegur Jocelyn dingin. "Apa bahkan nggak ada identitas pengenal?"

"Ada name tag yang ditemukan bertuliskan dr. Prasatya Fabrillo di mobil Audi dan semacam kartu VIP racer atas nama Shawn Arsatya D. di mobil Nissan. Tidak ditemukan foto dan tidak ada dompet, kecuali dompet nona Shaellometha. Menurut keterangan dari petugas medis di TKP, Tuan Satya ini ditemukan tidak jauh dari posisi nona Shaellometha dan diidentifikasi sebagai dr. Prasatya Fabrillo, Bu, sementara satu korban lagi baru berhasil ditemukan pagi harinya di lereng bukit dengan kondisi kritis dan akhirnya meninggal dalam perjalanan. Beliaulah yang diidentifikasi sebagai Shawn Arsatya D."

Jocelyn menatap suster itu tak percaya. "Pengenal nama bahkan cuma ditemukan di mobil, bukan melekat di tubuh mereka. Gimana bisa kalian mengidentifikasi hanya berdasarkan posisi?" tanyanya. Dia mulai kalut. Bisa-bisa dia meledak melihat kekacauan ini.

​"Kami temukan cincin di jari manis nona Shaellometha dan tuan Satya, sesuai dengan keterangan Ibu yang menyatakan bahwa mereka bertunangan. Ukiran 'Emeraldy' di cincin tuan Satya juga menunjukkan kecocokan dengan nama belakang nona Shaellometha."

Mendengar itu, secepat itu juga pandangan Jocelyn dan Ethan menghujam tangan lelaki di depan mereka. Benar. Cincin turunan keluarga Emeraldy tersemat di jari manis lelaki itu, entah bagaimana caranya. Jocelyn bahkan menghabiskan waktu cukup panjang memikirkan secara masuk akal tentang bagaimana cincin itu bisa ada pada orang asing yang bukan Satya.

"Apa ada masalah, Bu? Apa kami membuat kesalahan?" tanya suster itu bingung.

Jocelyn memandangi cincin di jari manis lelaki itu dengan pandangan nanar. Melihat ibunya memucat, Ethan bermaksud untuk memberi keterangan. Tapi, sebelum dia sempat mengeluarkan suara apa pun, dia lebih dulu disela oleh suara pintu ruangan yang membuka.

Ketika Ethan menoleh ke arah pintu, Ethan tertegun. Shello ada di ambang pintu. Di atas kursi roda dengan seorang suster mendorongnya masuk ke ruangan.

"Kak Shello," gumam Ethan yang seketika membuat Jocelyn tersadar dari lamunan dan segera berbalik.

"Shello, kenapa kamu di sini, Sayang? Kan, harusnya istirahat?" tanya Jocelyn panik. Dia cepat-cepat bergerak untuk menutupi pandangan Shello dari pria di tempat tidur.

"Maaf, Bu, tadi nona Shello bangun dan memaksa menjenguk tuan Satya. Karena dokter sudah menyetujui, saya membawa nona Shello ke sini," tutur suster yang mendorong Shello.

Bad InfluenceWhere stories live. Discover now