Old Version - Dirty Business

2K 314 2.7K
                                    

Hello? Ada yg nungguin?
Republish lagi nih kalau masih rame yg minat baca kelanjutan Bad Influence.
Absen dulu, yuk!

*PS : Per-chapter Bad Influence panjang banget, ya. Sometimes up to 6000 words. Kurang puas gimana lagi tuh bacanya? Worth to wait, huh?
Jadi, jangan pada pelit feedback (VOTES & COMMENTS) juga, deal?

Apa wanita di depannya ini sudah tidak waras? Ya, ya, Shawn sudah mendengarkan kelanjutan dari omongannya. Bahwa keponakannya lupa ingatan dan tunangan keponakannya itu meninggal. Yang jadi masalah, si Shello ini hanya mengingat Satya. Dengan begitu, hanya Satya-lah yang bisa membantu memulihkan ingatan Shello. Tapi, apa dengan begitu Jocelyn bisa seenaknya saja berkata, "Dan karena ini semua nggak akan terjadi tanpa kelalaian kamu dalam menyetir, saya pikir kalaupun ada yang bisa bertanggung-jawab untuk kekacauan di keluarga kami... kamulah orangnya."

Hening. Tak ada suara maupun tanggapan dari Shawn. Hanya ada suara hembusan angin dari AC di ruangan. Teman-teman Shawn melongo dan Shawn masih diam saja, setidaknya sampai beberapa saat kemudian dimana tawa Shawn tiba-tiba pecah dan membuat kaget seisi ruangan. Sementara teman-teman Shawn langsung memahami kenapa Shawn tertawa, Jocelyn dan Ethan justru bingung dan kaget. Bisa-bisanya Shawn tertawa di atas penderitaan orang lain?!

​"Kamu pikir ini lucu?" sergah Ethan kesal seraya berjalan lebih dekat pada Shawn, tapi Jocelyn dengan sigap menghalangi Ethan dan menggeleng, memperingatkan Ethan dari kilatan matanya agar Ethan tak terbawa emosi.

​"Lucu?" sahut Shawn setelah berhenti tertawa. "It's mental," koreksinya. Dia geleng-geleng geli sebelum kembali berkata, "Skenario apa ini? Kalian mana bisa datang begitu aja ke seseorang dan minta dia pura-pura jadi orang lain, palsuin identitas, dan bohong ke orang yang dia bahkan nggak kenal atau berelasi sama orang itu. It's committed crime, you know?"

​Jocelyn menggariskan senyum tipis yang tampak keras. "Bukannya kamu memang sudah melakukan tindak kriminal dengan membunuh Satya?"

​Segala ekspresi di wajah Shawn seketika luntur ketika dia berkata dengan suara menahan emosi, "Itu kecelakaan, bukan disengaja."

​"Saya masih bisa menuntut."

​"Atas tuduhan apa?" tanya Arga.

​"Kelalaian dalam lalu lintas yang menyebabkan kerugian material dan kehilangan nyawa. Kamu bahkan nggak punya barang penguat, seperti SIM atau STNK." Jocelyn mendekatkan wajahnya sedikit pada Shawn. "And trust me, it's not difficult to point that maybe you had a plan to kill my Shello."

​"The hell!" umpat Shawn marah. "Gue bahkan nggak kenal dia! Kenapa juga gue mesti bunuh orang yang nggak gue kenal?!"

​Jocelyn mengedikkan bahu. "It happens. Dia pewaris tunggal kekayaan orangtuanya di usia yang bahkan masih terlalu muda. Tentu aja banyak yang sirik."

​"Like I give a fuck!" sergah Shawn sinis.

​Jocelyn tersenyum. "You will. Dan kamu nggak bisa nggak peduli karena apa yang saya tawarkan, itu lebih dari sekadar pengobatan," kata Jocelyn dan ketika Shawn menatapnya tanpa ekspresi, Jocelyn melanjutkan, "Saya tawarkan kamu uang. Sangat banyak. Itu jika kamu mau melakukan apa yang saya katakan dan membantu Shello untuk kembali bisa mengingat."

​"Dan kalau Shawn nolak?" tanya May.

​Jocelyn diam sesaat, memandangi Shawn, Arga, dan May berganti-gantian, lalu akhirnya menjelaskan, "Saya akan laporkan kamu, Shawn. Bahkan jika seperti yang kamu bilang, ada orang lain yang pasangkan cincin itu di jari kamu secara tidak sengaja, sekarang... nggak akan ada yang mau ngaku lagi karena pihak rumah sakit sudah pasti akan dimintai pertanggungjawaban. Rumah sakit bisa saja dituntut sudah lalai dan tidak profesional sampai membuat pasien tertukar yang jelas-jelas merugikan kami sekali lagi karena harus membiarkan Satya dikuburkan tanpa acara pemakaman keluarga dan kami justru membiayai pengobatan orang lain yang tidak kami kenal," tutur Jocelyn. Dengan nada menang dan puas, dia menutup penjelasannya dengan berkata, "You'll do time in prison."

Bad InfluenceWhere stories live. Discover now