05. After Last Night

415 49 1
                                    


Setelah kejadian Hanbin bertengkar dengan Heeseung, Alpha itu tidak lagi mengganggunya. Bahkan mereka sempat berpapasan.

Zhang Hao sudah menyiapkan mental. Namun ternyata Heeseung dan teman-temannya hanya melewati dirinya seakan orang asing.

Bel masuk akan berlangsung beberapa saat lagi. Han Yujin yang berada di kelas Zhang Hao menatap kakak kelasnya itu curiga.

Pasalnya Zhang Hao terus menatap kursi di sebelahnya yang masih kosong.

"Apa yang terjadi antara kalian berdua?" pertanyaan Yujin yang tiba-tiba membuat Hao sedikit terkejut.

"Apa maksudmu?" tentu saja Zhang Hao balik bertanya.

Yujin memicingkan matanya, "jelas kak Hao dengan kak Hanbin, siapa lagi?"

Zhang Hao pandai menyembunyikan ekspresinya. Tapi untuk yang kali ini Yujin dapat melihat bahwa pipi Zhang Hao sedikit memerah. Hei jangan bilang...

"Kak Hanbin betulan mengantar kak Hao kan? dia tidak berbuat yang tidak-tidak?!"

*Plak!!!

"Sakit tahu!"

"Yak! tolong bicara yang sopan Han Yujin!"

Yujin mengusap pipinya yang baru saja kena tampar. Zhang Hao benar-benar menamparnya tanpa belas kasih.

Anak itu meringis, "aku kan hanya bertanya."

Zhang Hao menatap Yujin sinis. Siswa lain yang berada di kelas melihat mereka berdua horor. Apalagi ketika nama anak baru itu di sebut. Dan lagi! suara Yujin terlalu keras tadi.

Saat sedang asik berdua, Gyuvin dan Matthew datang. Di susul oleh Sung Hanbin yang nampak lesu. Yujin segera berdiri dari tempat duduk Gyuvin, mempersilahkannya duduk.

Ngomong-ngomong Yujin masih sedikit canggung karena masih teringat kejadian dirinya bersama Gyuvin.

"Mengapa kau selalu kesini? apa teman mu hanya Zhang Hao?" Gyuvin bersuara ketika dirinya sudah duduk.

Yujin yakin pertanyaan itu pasti untuk dirinya. Karena orang asing disana kan hanya dirinya saja!

Hanbin yang melihat itu hanya acuh. Ia memperhatikan Zhang Hao yang kembali memakai tudung jaketnya dan tidur di meja.

Hanbin rasa itu memang kebiasaannya.

"Kata siapa temanku hanya kak Hao?" tanya Yujin menantang.

Zhang Hao yang hendak tidur pun kembali menegakkan badannya kaget.

Han Yujin tolong jangan berbuat ulah!!

"Yujin–"

Namun sebelum Zhang Hao melanjutkan ucapannya, Gyuvin lebih dulu berdiri dan melangkah semakin dekat dengan Yujin.

"Memangnya ada yang mau berteman dengan mu selain dia?" ketus Gyuvin.

Yujin mengangguk mantap.

"Tentu, kak Hanbin sekarang sudah menjadi temanku."

Dan suasana kelas saat itu menjadi sangat canggung.

Zhang Hao sebenarnya tidak terlalu memperdulikan omongan orang lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Zhang Hao sebenarnya tidak terlalu memperdulikan omongan orang lain. Namun julukan si cacat kerap membuatnya merasa terendahkan.

Water Power–nya memang belum ia kuasai. Sebagai seorang Omega ia juga belum bisa mengendalikan feromonnya. Dirinya belum heat.

Zhang Hao sudah memeriksanya ke dokter beberapa kali. Mereka bilang dirinya memang agak terlambat. Diagnosis pertama mengatakan bahwa ia adalah seorang Beta. Namun pada test terakhir dinyatakan Omega.

Terkadang Zhang Hao berpikir bahwa sang Dewi tidak adil pada dirinya. Mengapa hanya dirinya yang seperti ini?

Satu-satunya seorang siswa yang masih belum bisa menggunakan kekuatan penuh. Padahal kelulusan kurang dari satu tahun lagi. Jika ia gagal dalam ujian Serikan, nilainya dianggap tidak sempurna.

"Aku juga pernah gagal menggunakan kekuatan ku."

Zhang Hao menoleh kaget ketika seseorang ikut duduk di bangku taman. Padahal jam terakhir akan segera dimulai, mengapa anak itu ada disini?

Namun ucapan Hanbin tepat sasaran. Ia memang sedang memikirkan tentang kekuatannya. Dan tiba-tiba ia datang berkata seperti itu.

"Orang lain banyak bicara tentang dirimu yang belum berhasil. Aku pikir kau memang sedang memikirkan itu disini," ucap Hanbin seakan menjawab isi pikirannya.

"Pelajaran terakhir akan dimulai. Sebaiknya kau kembali ke kelas," kata Zhang Hao.

Tawa Hanbin terdengar membuat Hao tertekun untuk beberapa saat.

"Harusnya aku yang bilang itu padamu."

Zhang Hao menggeleng, "aku sedang seperti ini. Pelajaran tidak akan masuk ke otakku."

"Kalau begitu aku akan menemanimu."

Hembusan angin melewati mereka berdua. Tidak ada percakapan disana. Keduanya sama-sama menikmati semilir angin berlalu.

Setelah tempo hari, hari dimana Zhang Hao meminta Hanbin untuk menginap. Hubungan mereka menjadi canggung. Atau sebelumnya memang begitu.

Zhang Hao menatap Sung Hanbin dari samping. Begitu tatapan mereka bertemu, rasanya seperti melihat sesuatu yang sangat berharga.

Rasa ingin menatapnya lebih lama.







~~~







Just - binhao Where stories live. Discover now