10. How To Be Friend

380 53 3
                                    

“Aku terjebak dalam gelapku sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Aku terjebak dalam gelapku sendiri.”

Bulan bersinar terang bagai lampu di tepi jalan. Langit mendukung mendatangkan hamparan para bintang. Siapa yang tidak terlena dengan keindahan itu? semua orang berani bertaruh.

Bagai tersihir sebuah mantra sakral. Memuja tiada henti karya yang dilihatnya. Ketenagaan yang dapat dirasakan oleh siapa saja.

Zhang Hao memandang ke depan. Menumpukkan wajahnya pada tumpuan kaki. Memainkan jari-jarinya yang perlahan mulai gelisah.

"Maafkan aku Hao."

Kesialan yang ia dapat dua hari yang lalu. Harga diri yang jatuh oleh seseorang yang ia anggap teman. Begitukah seorang teman?

Zhang Hao kecewa. Pada dirinya. Menikmati tindakan kurang ajar Hanbin. Membawa dirinya pada rasa bersalah.

Zhang Hao mengaku ia menikmati itu. Namun entah kenapa rasa tidak nyaman terus menghantuinya sejak kejadian tersebut. Ada yang salah dengan ini semua.

Apa kiranya yang memotivasi Sung Hanbin datang padanya saat keadaan Rut? bagaimana mungkin seorang sepertinya tidak bisa mengontrol hasrat-nya sendiri.

Di malam itu bukan hanya perlakuan Hanbin yang membuatnya begitu kalut. Tapi Zhang Hao tidak mungkin salah lihat. Ia yakin sekali.

Hanbin pergi meninggalkannya lebih dulu. Bersama sosok hitam yang berada di pundak kanannya. Bayangan yang mirip seseorang di balik tubuh Hanbin sebelum ia pingsan waktu itu.

 Bayangan yang mirip seseorang di balik tubuh Hanbin sebelum ia pingsan waktu itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Detik demi detik berlalu begitu cepat. Laki-laki itu melangkahkan kakinya lebih lebar untuk menghemat waktu.

Suara pepohonan terkena angin membuat pendengarannya merasa nyaman. Wajahnya begitu datar memandang konsisten ke depan. Tidak ada senyum. Hanya ada hati yang khawatir.

Just - binhao Where stories live. Discover now