07. "1 of 3 rulers"

372 44 3
                                    


Kutipan paling banyak dicari pada buku sejarah. ❝air tidak takut api, tapi api sudah pasti takut kepada air.❞

Buku berjudul "1 dari 3 penguasa" dengan nama penulis samaran. Sampai saat ini tidak seorangpun tahu siapa pembuat buku sebenarnya.

Atau tidak diketahui keberadaannya.

Bagian paling menarik dari buku tersebut ada pada halaman dua puluh. Buku ini cukup tebal, sebagian orang menyerah untuk membacanya hingga akhir.

"Berapa halamannya?"

"Dua ribu."

Hanbin menatap buku di tangannya takjub.
Dirinya tidak pernah menemukan buku setebal itu.

Zhang Hao terkekeh. "Aku sudah baca sampai akhir"

"Tidak mungkin seseorang bisa membacanya dalam waktu singkat." Hanbin membolak-balik bukunya.

"Memang."

Hanbin jadi penasaran. Apa isinya?

"Berapa lama?"

Zhang Hao nampak berpikir. Kemudian melirik Sung Hanbin yang menatapnya penuh tanya.

"Cukup cepat. Kau tidak mungkin percaya juga dengan perkataan ku."

Hanbin memegang bahu Hao cepat. "Aku selalu percaya padamu" nada bicaranya membuat Zhang Hao geli sendiri.

"Hmm, sekitar dua minggu."

"Hei ayolah, mana mungkin bisa?"

Zhang Hao kini bersiap untuk memukul Hanbin saat itu juga. Kan benar, Hanbin mana percaya. Tapi Zhang Hao sama sekali tak berbohong.

"Enyah kau Sung Hanbin."

Hanbin hanya tersenyum jahil mendengar penuturan Zhang Hao.

Ketika awan mendung terbentuk, tanda hancur segera diperingatkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ketika awan mendung terbentuk, tanda hancur segera diperingatkan.

Yang lenyap akan kembali.

Yang buruk akan sempurna.

Sang penantang akan tiba.

Menghampiri Sang Pemimpin sambil berkata, "aku tidak percaya ini terjadi."

Scenario telah di buat. Sang Pemimpin tertawa, mengibarkan air yang jatuh pada penantang.

"Aku bangga berhasil menjebak mu..."

Legenda tidak salah. Seseorang akan lahir dengan kemampuan yang berbeda.

Hanbin menutup bukunya. Halaman dua puluh. Isi yang membuatnya bingung.

Zhang Hao yang tertidur disebelahnya nampak nyaman. Perpustakaan sudah sepi sejak 15 menit yang lalu.

Hanbin mengguncang bahu Hao. Merasa terganggu, anak itu segera membuka matanya yang terasa perih.

"Mau bolos atau masuk?" pertanyaan yang cukup bodoh sebenarnya.

"Kau saja. Aku disini."

Mereka jadi lebih sering absen jam pelajaran terakhir. Tidak, mungkin hanya Zhang Hao. Hanbin ikut-ikutan dengan dalih ingin menemaninya.

Sejak dulu Hao sendiri sudah seperti ini. Jauh sebelum Sung Hanbin datang. Yang lain berasumsi Zhang Hao adalah pengaruh buruk untuk anak baru itu.

"Baiklah," Hanbin kembali fokus pada bukunya.

Zhang Hao jengah. Ia segera bangkit dari sana, meninggalkan Hanbin yang segera mengejarnya.

"Mengapa berubah pikiran?" tanya Hanbin saat berhasil menyamakan langkahnya.

"Bisakah jangan terus mengikuti ku?"

Zhang Hao berhenti tepat di pintu kelas. Hanbin dapat melihat kilatan mata Zhang Hao marah. Baru kali ini. Sungguh.

Tiba-tiba suasana menjadi tidak enak.

"Berhenti Sung Hanbin. Aku lelah." Zhang Hao meremat rambutnya.

"Maaf. Apa aku baru saja berbuat salah?" Hanbin mencoba meraih lengan Zhang Hao.

Zhang Hao menepisnya.

"Kau baik-baik saja? feromon mu..." Sung Hanbin menjeda kalimatnya.

Hanbin segera menangkap Zhang Hao yang jatuh. Anak itu memegang tangan Hanbin seakan butuh bantuan.

"Aku tidak nyaman, ada apa dengan diriku?" tanya Zhang Hao terlihat frustasi.

Tiba-tiba mata Zhang Hao tidak sengaja melihat seseorang di belakang tubuh Hanbin. Orang itu semakin mendekat ingin menggapainya.

"Apa-apaan ini..."

Zhang Hao pingsan.








~~~

cr pinterest

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

cr pinterest.


Just - binhao Where stories live. Discover now