06. Stranger To Friends

341 45 2
                                    


Satu bulan sudah berlalu sejak kedatangan Sung Hanbin sebagai murid baru. Nama Hanbin menjadi bahan perbincangan siswa lain saat jam istirahat. Namun sang empu memilih tidak peduli.

Juga tentang Hanbin dan Zhang Hao.

Bukan lagi rahasia jika sekarang Heeseung sudah tidak lagi menganggu Hao. Bukan hanya Zhang Hao, bahkan murid yang biasa Heeseung tindas pun tidak lagi merasa terancam.

Yang lain beranggapan bahwa Hanbin lah dalang terdiam nya seorang Lee Heeseung.

"Anak baru membungkam kejamnya sang penindas"

Kembali pada kehidupannya yang terasa baru. Sung Hanbin jadi sering menemui Zhang Hao di luar jam sekolah sejak Hanbin membantu Hao.

Entah untuk membantu Zhang Hao berlatih– karena kekuatan mereka sama. Atau sekedar bermalas-malasan di rumah Hao.

Hanbin juga baru tahu kalau kedua orang tua Zhang Hao sudah lama tiada. Mungkin itu sebabnya Hao lebih sensitif daripada kebanyakan orang. Karena anak itu tidak punya orang tua.

Hanbin hanya tau Zhang Hao di urus oleh Pamannya. Anak itu bercerita sendiri, yang jujur saja Hanbin sedikit terkejut Zhang Hao menceritakan itu kepada dirinya.

"Hao, apa kau pernah menggunakan tangan kiri mu?" Hanbin mendekati Zhang Hao yang sedang mengatur napasnya.

Gelengan lemah dari Zhang Hao membuat Hanbin mengangguk.

Hari ini mereka berlatih atas kemauan Hanbin. Penyebabnya karena pada test kemarin Zhang Hao kurang memuaskan. Hanbin hanya tidak ingin Zhang Hao terus-terusan jadi bahan omongan orang lain.

"Aku lihat kau memang hanya mengeluarkannya dari kanan. Aku akan mengajarimu pola kiri."

Hanbin seperti pelatih sungguhan. Zhang Hao rasapun Hanbin lebih semangat daripada dirinya sendiri.

Hao juga baru menyadari ternyata Hanbin jika bersamanya banyak bicara dan terlihat humoris.

"Aku lelah, Bin."

Sung Hanbin tertawa kecil, mengusak surai Zhang Hao dengan agak brutal.

Senyum Hanbin terukir, "terimakasih sudah mau berlatih. Maafkan aku terlalu keras padamu,"

Tindakan itu membuat Zhang Hao malu. Hanbin memang sangat suka memegangnya dengan tiba-tiba. Memeluk, mengandeng, bahkan sempat hampir menciumnya!

Garis bawahi, menciumnya.

Ya... walaupun hanya hampir, sih. Namun tetap saja kadang membuat Hao merasa sangat malu.

Jauh dari itu Zhang Hao sangat bersyukur Sung Hanbin datang di kehidupannya yang perlahan-lahan berubah menjadi lebih baik.

Masih ingat tentang ucapan Han Yujin tentang Hanbin yang menjadi temannya? benar, mereka sekarang betulan jadi teman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih ingat tentang ucapan Han Yujin tentang Hanbin yang menjadi temannya? benar, mereka sekarang betulan jadi teman.

Sejak hari itu Yujin tak henti-hentinya mendekati Sung Hanbin dengan alasan ia keren.

Hei, Hanbin tidak merasa begitu.

"Teman kak Hao, si Gyuvin Gyuvin itu sangat menyebalkan." Yujin menyandarkan kepalanya pada tembok.

Yang lebih tua memperhatikan curahan hati yang lebih muda. Ah ngomong-ngomong tentang Gyuvin dan Matthew, Zhang Hao rasa mereka juga dalam waktu cepat akan berteman.

Gyuvin yang biasa mengusik waktu tidurnya kini cuek. Matthew yang sering mengejeknya juga terlihat kalem. Mereka berdua berubah. Lagi, Hao merasa itu juga karena Hanbin.

"Aku belum berteman dengannya." Zhang Hao mengangkat bahunya acuh.

Hanbin melirik sekilas, "belum berarti akan."

Mereka sedang di ruang tengah rumah Zhang Hao. Saat selesai berlatih secara sengaja Yujin datang membawa makanan. Katanya untuk memberi Zhang Hao apresiasi karena sudah berlatih.

"Andai aku seorang Fire, sudah ku bakar wajahnya itu!"

Melihat Han Yujin yang kesal membuat suasana menjadi agak lucu.

"Sebelum kau membakar wajahnya aku yakin dia lebih dulu membuatmu beku." ujar Hao bercanda.

Sesaat Yujin lupa bahwa Kim Gyuvin adalah pemilik Ice Power yang cukup handal.

"Kalau begitu aku akan melemparnya jauh menggunakan kekuatan ku."

"Ei kau yakin tidak akan ikut terlempar?" Hanbin ikut berkomentar.

"Kak Hanbin mau ku lempar juga?!"

Yah, menggoda seorang anak kecil memang hal yang paling menyenangkan yang pernah ada.

Zhang Hao merasa nyaman dengan hidupnya yang seperti ini. Bisakah ia terus merasakannya?

Hari berakhir begitu cepat. Diam-diam Zhang Hao menatap Sung Hanbin dengan binar mata. Hanbin itu... terasa sedikit berbeda.







~~~

Aku rasa aku akan lebih fokus pada adegan romance di chapter-chapter selanjutnya.

Terimakasih atas dukungan kalian, beri aku satu ⭐




Just - binhao Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang