Part 13; Rumah

551 61 22
                                    


Terkadang Belvin merasa dirinya bersikap berlebihan. Sampai terkadang dia juga merasa lelah sendiri.

Belvin ingin membuat Gavin menyerah. Sekaligus... melihat seberapa kuat laki-laki itu bertahan menghadapinya yang hidup tidak normal.

Akan lebih baik Gavin menyerah. Maka dengan begitu... dia tidak akan mengharapkan laki-laki lain di hidupya. Belvin tidak percaya lagi dengan laki-laki mana pun. Sayangnya, dia masih memiliki setitik kepercayaan kepada Gavin.

Ironis memang.

Padahal Gavin yang membuat Belvin tidak bisa percaya kepada laki-laki mana pun.

Namun, sebenarnya Belvin memberikan kesempatan kepada Gavin karena dia merasa satu-satunya orang yang bisa menyembuhkannya hanya Gavin.

Gavin harus membuatnya bisa melihat bahwa tidak semua laki-laki akan meninggalkannya. Jika dalam kesempatan kali ini Gavin berhasil bertahan tidak meninggalkannya lagi seperti dulu... maka Belvin akan mencoba membuka hatinya kembali.

Tapi, bukan untuk Gavin.

Belvin hanya butuh Gavin untuk membuatnya sembuh.

Alasan Belvin melepaskan Tara karena dia tidak ingin laki-laki itu menanggung kerusakannya yang dibuat Gavin. Itu sebabnya Belvin kembali kepada Gavin. Karena laki-laki itu yang membuatnya berantakan, maka laki-laki itu juga yang harus membenarkannya.

Belvin sendiri tidak mengerti mengapa dia sampai patah sejauh ini hanya gara-gara Gavin. Dia sendiri bingung. Frustrasi. Dan merasa terlalu dramatis.

Hanya saja... melihat Gavin yang terlihat begitu menyesal, melihat Gavin yang hanya terima-terima saja ketika diperlakukan semena-mena olehnya... Belvin menikmati itu semua.

Sekarang Belvin berubah menjadi si tukang cari perhatian.

Pencari perhatian.

Belvin benar-benar berubah menjadi si tukang cari perhatian. Sampai Belvin sendiri merasa dirinya sudah sepenuhnya gila. Karena setiap melihat Gavin... dia ingin melakukan sesuatu yang bisa membuat Gavin memperhatikan dirinya sepenuhnya.

Terkadang dia bahkan tidak suka melihat Gavin sibuk sendiri. Dia selalu ingin Gavin memperhatikannya. Selalu ingin melihat Gavin... mengkhawatirkannya.

Mungkin itu salah satu penyebab kenapa dia suka menyakiti dirinya sendiri. Karena dia menikmati... wajah panik yang ditampilkan Gavin. Dia menikmati... perhatian laki-laki itu.

Belvin rumit. Dirinya pun menyadari itu.

Jika keadaannya sedang membaik, Belvin sadar tidak seharusnya dia melangkah sejauh ini.

Dirinya memang sudah gila.

Selalu ada masa Belvin sangat tidak ingin melihat Gavin. Saking tidak ingin melihatnya, dia sampai ingin melenyapkan laki-laki itu. Namun selalu ada masa juga ketika Belvin... tidak ingin Gavin menghilang dari pandangannya.

Ketika Belvin secara impulsif mengatakan ingin ikut Gavin bertemu dengan kliennya di Lombok, itu artinya Belvin sedang ada di masa kedua.

Belvin memejamkan mata kala pesawat bersiap lepas landas. Di saat yang sama dia merasakan sebuah tangan hangat menggenggam tangannya dan sebuah ciuman ditanamkan di puncak kepalanya.

Belvin tidak ingin mengakui ini.

Tapi dia masih menikmati... bagaimana sentuhan Gavin masih terasa memujanya.

***

Mereka telah sampai di penginapan. Berencana tinggal selama 2 atau mungkin tiga hari di sini.

Gavin yang memutuskan sendiri karena Belvin tidak memberi respons apa pun.

Dimana Ujungnya?Where stories live. Discover now