Part 16; Mulai Bergantung

624 62 6
                                    


bacanya pelan-pelan aja ya. semoga bisa ikut paham dengan segala kerumitan isi kepala belvin dan maksud dari setiap kalimat gavin.

enjoy!

***

Tidur.

Tidur nyenyak adalah sesuatu yang sulit Belvin dapatkan. Entah karena mimpi buruk yang selalu menyerangnya. Atau insomianya sudah begitu akut.

Namun, belakangan ini... dia tidak mendadak terbangun di tengah tidurnya. Tidak juga kesulitan tidur ketika fisik dan batinnya begitu lelah menuntut istirahat.

Akhirnya dia bisa tidur sedikit lebih nyenyak.

Entah mana yang menjadi faktor dirinya mendapat kualitas tidur sedikit lebih baik.

Apa lilin aromaterapi yang aromanya memenuhi ruang kamarnya? Atau teh chamomile yang diminumnya sebelum tidur? Apa mungkin... karena Gavin yang selalu tidur di sampingnya?

Mungkin karena ketiganya? Yang sebenarnya penyebabnya hanya satu.

Karena Gavin.

Lilin aromaterapi dan teh chamomile pun dia dapatkan dari laki-laki itu.

Aneh. Karena Belvin merasa tenang ketika menemukan Gavin ada di sampingnya ketika bangun tidur. Mimpi buruk yang menghantuinya mendadak lenyap kala dia tahu ada Gavin yang tidur menemaninya. Belaian dan usapan laki-laki itu pun tanpa sadar menjadi pengantarnya jatuh ke alam bawah sadar lebih cepat.

Terbiasa—terlalu terbiasa dengan kehadiran Gavin di setiap paginya, jadi ketika pagi ini Belvin tidak menemukannya... dia panik.

Entah kenapa Belvin sendiri tidak mengerti kenapa dia harus sepanik ini?

Bayangan sembilan tahun yang lalu Gavin meninggalkannya tiba-tiba kembali terputar dalam memorinya. Kehilangan yang dia rasakan dulu saat Gavin pergi kembali merasukinya kuat.

Memori yang menyesakkan itu perlahan-lahan membuat dadanya kembali sesak. Jantungnya berdebar begitu kencang. Keringat mulai bermunculan di titik-titik tubuhnya.

Napas. Belvin kesusahan mengambil napas. Karena sesak itu semakin menjadi. Tubuhnya ambruk, terduduk di lantai merasakan sakitnya mulai menghinggapi kepala.

Di antara perjuangannya dalam menghirup oksigen, pandangan Belvin memburam. Dan di saat itulah samar-samar dia melihat langkah kaki yang berlari ke arahnya dan namanya diserukan.

Gavin tertangkap dalam pandangannya. Menginstruksikan dirinya menutup mata dan fokus mengendalikan pernapasan dengan menarik napas pelan-pelan melalui hidung dan mengeluarkannya lewat mulut secara perlahan.

Belvin mengulangi itu dengan teratur sampai gejala-gejala yang timbul ketika gangguan paniknya kembali menyerang tidak lagi dia rasakan.

Sesaat dia masih diam dalam posisinya. Terduduk dengan kepala menunduk dan mata memejam erat.

"Lo abis dari mana sih?!" Belvin tidak ingin mempertanyakan itu, namun pertanyaan itu keluar begitu saja tanpa dia kehendaki.

"Aku... habis beli bubur." jawaban yang menyimpan keheranan. Mungkin bingung kenapa Belvin mempertanyakan itu harus dengan begitu marah.

Beli bubur.

Belvin hampir menyeringai. Miris kepada dirinya sendiri. Kenapa harus sepanik tadi hanya gara-gara ditinggalkan membeli bubur?

Ketika kepalanya mendongak dan tatapnya bertemu dengan milik Gavin yang menatapnya cemas... untuk kesekian kalinya Belvin menyadari betapa menyedihkan dirinya.

Dimana Ujungnya?Where stories live. Discover now