Part 14; Penjelasan yang Terlambat ⚠️

745 62 23
                                    

‼️🔞


Jantung Gavin berhenti berdetak. Rotasi waktunya berhenti.

Kala merasakan bagaimana bibir Belvin mulai bergerak memagutnya, kedua tangannya spontan merengkuh pinggang Belvin, membuat tubuh mereka otomatis merapat tanpa jarak.

Di tengah ciuman itu, mata Gavin terbuka, melihat mata Belvin yang terpejam. Sebelum kemudian dia ikut memejamkan matanya dengan tangan naik menangkup samping wajah Belvin dan tengkuknya, menyambut ciuman perempuan pujaannya.

Ini ciuman pertama mereka lagi setelah kejadian di tiga bulan lalu. Kejadian dimana tubuh mereka bersatu untuk pertama kalinya. Benar-benar bersatu tanpa jarak, tanpa sekat. Menyatukan jiwa, perasaan, menumpahkan rindu yang selama 8 tahun terpendam.

Gavin tidak tahu apa saat itu Belvin menyesal. Tidak ada yang Belvin katakan setelahnya. Membuat Gavin terjebak dengan kekhawatirannya sendiri.

Khawatir jika Belvin menyesal telah memberikan sesuatu yang berharga itu kepadanya.

Ketika kekhawatiran itu kembali menghinggapinya, Gavin spontan melepaskan bibirnya yang tengah berpagut dengan bibir Belvin.

Sebagai gantinya dia menyatukan kening dengan tangan menangkup wajah Belvin, mengusap-ngusap pipinya. Hela napas terembus menerpa wajah masing-masing.

Gavin memejamkan mata. Menahan dorongan primitif yang sebenarnya tidak menginginkan ciuman itu berakhir.

Hanya saja dia tidak tahu alasan Belvin mendadak menciumnya.

Dia menduga Belvin impulsif melakukannya. Jika kenyataannya memang benar, maka Gavin tidak ingin mengambil kesempatan di tengah tindakan yang dilakukan Belvin tanpa pikir panjang/

Meskipun dia pun tidak tahu kenapa Belvin impulsif menciumnya. Apa yang memicunya?

Gavin menghela napas dalam. Menarik keningnya dari kening Belvin. Menarik satu kakinya ke belakang dan satu langkah mundur dia ambil.

Gavin mengira Belvin akan berbalik pergi seolah tidak terjadi apa pun. Kenyataannya perempuan itu masih bergeming di tempat. Menatapnya. Seperti biasa-tidak ada ekspresi yang tergambar jelas di raut wajahnya. Sehingga Gavin sulit menebak apa yang sebenarnya sedang Belvin pikirkan sekarang.

Ketika Gavin ingin memecah hening dengan bertanya siapa yang ingin lebih dulu membersihkan diri, Belvin tiba-tiba menarik lepas baju tanpa lengan yang dipakainya, menyisakan bra yang langsung menjadi pemandangan cuma-cuma bagi Gavin yang jelas tampak terkejut dengan tindakan Belvin itu.

Saking terkejutnya Gavin sampai kesulitan untuk berbicara. Belum saja dia menguasai rasa kagetnya, Belvin melakukan tindakan lebih parah dengan melepas satu-satunya kain yang menempel di tubuh bagian atasnya.

Bra itu teronggok di lantai bersama baju tanpa lengannya.

Bagian atas Belvin telanjang sepenuhnya.

Gavin spontan melepaskan kemejanya, menutupi bagian depan perempuan itu.

"Kamu kenapa?" tanyanya kaget campur bingung. Jantungnya berdetak kencang-tidak bisa dibohongi. Bahkan suaranya barusan pun terdengar tercekat. Dan Gavin merasakan wajahnya menghangat.

Tangan Gavin yang memegang kemejanya agar tetap tersampir di depan tubuh telanjang Belvin membuat jarak mereka kembali berdekatan.

Sehingga Belvin harus sedikit mengangkat kepala untuk menatap laki-laki yang lebih tinggi darinya.

Tatapan Belvin masih sedatar biasanya. Bahkan setelah melakukan tindakan di luar prediksi itu.

"Nggak suka?" sebelah alisnya terangkat, seolah menantang.

Dimana Ujungnya?Where stories live. Discover now