1. Kesempatan Kedua

257 60 1
                                    

Rasa sakit.

Semua terasa begitu lucu saat engkau mengetahui bahwa orang yang selama ini coba kau tipu rupanya sudah lebih dulu tahu dan menipumu kembali tanpa pernah engkau sadari.

Kieran tidak mengerti. Dia tidak tahu apa yang harus ia rasakan sekarang. Sensasi dari jantungnya yang ditembus peluru dan tubuhnya yang perlahan mendingin menjadi pertanda bahwa otaknya sebentar lagi akan mati.

Semua inderanya telah tumpul, tertutup oleh kelamnya malam pembantaian dua keluarga mafia tersohor seantero negeri. Sejarah panjang keluarga Hidden dan Dax akhirnya menemui akhir mereka. Dua keluarga yang selalu berseteru dan bersaing akhirnya berakhir bersamaan di malam pembantaian tanpa menyisakan satupun pewaris dan pengenang.

Bagi orang lain, semua ini telah berakhir. Tetapi bagi Kieran, ini semua hanyalah permulaan. Permulaan dari segala tanda tanya yang ia rasakan, segala pertanyaan yang ingin ia ajukan, dan segala rasa ingin tahu di sisa terakhir kehidupannya.

Pandangan matanya menyapu pada tubuh terkulai perempuan di seberang sana. Tubuh Yvaine tergeletak, mati. Jantung mereka sama-sama tertembak, tidak ada lagi kesempatan untuk hidup. Kieran sendiri pun tahu ajalnya sudah dekat. Dan dia pun bersedia memejamkan mata.

Mengingat segala kenangan itu, hanya sedikit harapan yang dipanjatkan Kieran sebagai sisa terakhir dari keinginannya.

"Jika aku sampai ke akhirat... Aku akan menemui mu dan bertanya... Apakah sekarang kita bisa bersama?... Mengapa kamu melakukan itu... Kenapa?... Ah, tidak...."

Bibirnya bergetar, "Terimakasih.... Dan maaf."

Matanya sepenuhnya telah terpejam.

Kematian adalah apa yang Kieran harapkan.

Akhirnya ia terbebas. Akhirnya belenggu dunia tak lagi memperangkapnya dalam jeratan perintah dan status sebagai anjing setia keluarga Dax yang hanya tahu cara menjilat dan mengibaskan ekor. Sekarang dia telah bebas, kematian membuatnya bebas dari kejamnya dunia ini.

Tampaknya, kematian memang tidak seburuk itu.

***

Suara tawa, tawa anak kecil.

Rasa sakit dari jantungnya yang tertembus mendadak menghilang. Kieran rasa itu adalah indikasi bahwa sekarang dia telah mati. Namun jika benar ia sudah mati, lantas mengapa ia mendengar suara tawa anak kecil?

Apakah ia akan dipermalukan dan diejek sebelum dilempar ke neraka? Tetapi jika ia hendak dilempar ke neraka, mengapa hanya kegelapan yang ia lihat? Apakah dosanya terlalu besar sampai cahaya pun enggan menyapanya?

"Dasar anak haram!"

"Matilah! Tidak berguna!"

"Kau hanya membawa penyakit!"

Tidak— Rasanya ini tidak benar. Kieran ingat betul dia tidak punya orang tua. Lantas bagaimana label anak haram bisa ada padanya?

Dan apa itu 'tidak berguna'? Bagian mana dari dirinya yang tidak berguna padahal dia saja secara berani menyelinap masuk ke dalam keluarga musuh dan menjadi mata-mata seraya mempertaruhkan hidupnya di tangan Yvaine selama sepuluh tahun lamanya?

Lalu 'penyakit'? Itu tidak mungkin! Dia rutin menjalani pemeriksaan untuk memastikan kesehatannya terjamin agar bisa tetap optimal dalam bekerja sebagai antek-antek Yvaine dan mata-mata Dax!

Kieran marah. Dia tidak terima menerima ejekan yang sama sekali tidak sesuai dengan jerih payah yang ia berikan. Tangannya mengepal, ia melayangkan tinju berbarengan dengan matanya yang terbuka.

Forever YourSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang