17-Lingkungan Baru

526 100 33
                                    

Waktu yang terus bergulir tak lantas membuat batin Tari merasa sembuh. Setelah proses yang cukup panjang, akhirnya sidang perkara pembunuhan anaknya sampai pada tahap pembacaan putusan. Tubuh Tari terasa gemetar sejak kakinya memasuki ruang sidang. Pigura berisi foto Ghazy tak henti ia peluk dengan erat. Air mata pun telah mengaliri kedua pipinya.

Satya pun merasakan hal yang sama. Satu tangan pria itu menggenggam erat tangan Tari. Ia tak henti berharap agar hakim memberikan hukuman setimpal pada pembunuh anaknya. Melihat wajah pria keji itu, rasanya Satya tak punya lagi rasa belas kasihan. Bahkan dalam pikirannya masih selalu terngiang setiap malam, bagaimana Ghazy berteriak kesakitan dan meminta bantuan dengan rintihan pilu.

Suasana dalam ruang sidang itu terasa lebih menegangkan dibanding sebelum-sebelumnya. Semua bukti yang sudah dikumpulkan berikut kesaksian orang-orang, Satya harap dapat membuahkan hasil. Meski jelas, seberat apa pun hukumannya, tak mampu membayar nyawa Ghazy yang dilenyapkan dengan begitu kejam.

"Menyatakan terdakwa Harun Widoyoko bin Sugiarta terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan berencana dan kekerasan seksual pada anak yang mengakibatkan mati, sebagaimana dalam dakwaan primair ke satu dan ke dua Penuntut Umum, menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana mati ...."

Ketuk palu putusan dari hakim diiringi oleh sorakan puas para orang yang hadir di ruang sidang. Suasana yang tak kondusif langsung diinterupsi oleh hakim. Sementara di tempatnya, Tari semakin menangis seraya memeluk suaminya dengan erat. Ada rasa lega sebab Ghazy akhirnya mendapat keadilan. Namun dalam hatinya ia masih tak terima sebab putranya harus dibunuh karena dendam semata.

Satya pun tak dapat menahan laju air matanya. Namun ia berusaha tegar untuk menguatkan istrinya. Ia usap punggung wanita itu, memberikan kalimat penenang bahwa sekarang Ghazy sudah mendapat keadilan yang pantas.

***

Melupakan kejadian buruk bukanlah hal yang mudah. Ghava tidak tahu kenapa hidupnya menjadi begitu memuakkan sejak Ghazy tiada. Ia juga semakin menyadari jika dirinya mungkin sudah gila. Bayang-bayang mengerikan itu seolah menetap dalam kepalanya, tak ingin pergi sekeras apa pun Ghava mencoba abai.

Ghava ingin hilang dan melupakan segalanya. Maka ketika orang tuanya mengajak ia pindah dari kota ini, Ghava tanpa pikir panjang langsung setuju. Ia ingin meninggalkan rumahnya yang dipenuhi oleh suara-suara aneh. Ia ingin keluar dari sekolahnya yang selalu mengingatkan pada memori buruk juga cacian teman-teman. Ia ingin menjauh dan berharap hidupnya dapat lebih tenang.

Pagi ini, Ghava sedang dalam suasana hati yang cukup baik. Setidaknya lelaki itu memakan sarapannya tanpa harus dipaksa lebih dulu. Bahkan ia sudah mandi pagi-pagi sekali, seakan begitu siap untuk pergi ke Jakarta dan memulai kehidupannya yang baru di sana.

"Ghava, barang-barang yang mau dibawa beneran cuma ini?" Tari menghampiri Ghava ke ruang makan sembari membawa tas berisi barang-barang Ghava. Kemarin, ia sudah meminta anak itu menaruh apa pun yang akan dibawa. Namun tak ia sangka, Ghava hanya memasukkan beberapa barang saja.

"Iya, Bu. Udah Ghava masukin semuanya."

"Mainan yang di lemari nggak ada yang mau dibawa?" tanya Tari berusaha memastikan. Ghava memiliki banyak susunan lego di lemari kaca. Ia dulu sering meminta dibelikan itu dan menghabiskan waktu bersama Ghazy untuk menyusunnya. Tari hanya penasaran sebab benda-benda itu mungkin berkesan untuk Ghava.

"Nggak, Bu. Ghava nggak mau bawa apa-apa, tinggalin aja semuanya di sini." Ghava hanya takut. Ia ingin suasana yang benar-benar baru dan kalau bisa rumah barunya nanti tak sedikitpun membuatnya ingat pada kenangan buruk.

Tari mengangguk saja. Ia kembali menyiapkan segala hal sebelum berangkat ke Jakarta. Beberapa barang penting sudah dipindahkan sejak beberapa hari terakhir. Kini ia hanya perlu mengemas sedikit barang tambahan dan bersiap-siap untuk pergi.

How to Say "Goodbye"?Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin