Bab 5

29 21 4
                                    

Pak Kosim dengan tatapan tidak baik, ia sengaja mengurungkan niatnya. Agar menghukum,  karena sudah tidak masuk pelajaran pak Kosim.

Saatnya Siska hanya memelas, ia bersujud dihadapan pak Kosim. Sambil menundukan kepalanya, bermohon berasalan kasihan. Agar is tidak jadi dihukum.

Sudah mendapatkan perlakuan tidak baik dari saudaranya, malah mau dihukum diterik sinar matahari.

" Pak, siska lagi mendapatkan musibah. Lihatlah pakaian seragam ku, kotor semua pak"cerca Siska yang sudah tidak ingin berlama dengan bicara pak Kosim.

" Tidak bisa, kamu sudah tidak masuk saat pelajaran bapak, saya sudah tidak ada tawar menawar" ucapnya.

Saatnya pak Kosim, meninggalkan Siska berjemur dibawah terik matahari.

Ia menuduh,jika semua karena ulah zhena. Zhena yang berulah, karena ia murid terlalu dimanja juga sok baik hati pada semua orang.

" Awas saja kamu zhena, loh tidak  tahu kalau Tante Tanti itu adalah mama gue, tunggu balasan dari mana gue" ucap Siska yang tidak akan memaafkan kesalahannya apapun itu, jika ia bersaudara denganya.

Siska sudah jenuh, ia mengangkat kaki  satu, dan keringat sudah membasahi seragamnya. Bau pada oli, ia lupa membersihkannya. Di Karenakan ia, merasa jijik dengan bau yang tidak sedap.

" Ihh, geram kali pun, awas kamu zhena, tunggu balasan dari gue. Loh akan menderita seumur  hidup.  dipastikan papa Ardan tidak akan sayang sama loh" batin Siska, ia yang tidak suka dengan sikap zhena terlalu baik.

Kring,,,

Kring,,,,, kring,,,

SMA Harapan Bangsa Yadika sudah pulang.

Zhena yang ingin cepat-cepat pulang, dirinya tak mau dijemput oleh mama tirinya itu.

Secepatnya Zhena pulang, tapi ia terus dipanggil oleh Zefri. Teman sekelas, sekaligus juga menyukai zhena, Karena zhena selain cantik juga pintar disekolahnya.

Ada pandangan tak suka, ketika Zhena dipanggil oleh Zefri.

" Kenapa sih, Zefri itu yang memanggil zhena duluan. Secara umum kan gua yang duluan dekatin zhena, walaupun Zhena belum ada rasa kepadaku" ucap jengkel Revan, ia menendang batu kecil dan terkena oleh Siska yang berada ditengah lapangan.

Merasa kesal, Siska yang masih berada ditempat langsung menjatuhkan zhena yang tidak tahu apa-apa.

" Dasar perempuan ga tau malu, tidak punya mama saja mau jadi penjahat dimuka umum. Dasar perempuan pembawa sial" ucap Siska yang mengenai batin zhena, padahal zhena tidak tahu apa-apa. Ia merasakan sakit batin, tersiksa dengan perasaan, juga batinnya.

"Auh, sakit Siska. "

" Rasakan loh, loh udah buat gua menderita, loh ga tau malu, gara gara loh, gua dihukum di tengah lapangan oleh pak Kosim".

Namun, zhena tidak membalas perbuatannya, ia diam dan hanya menangis, karena dirinya paling benci, jika selalu disebut mamanya seorang penjahat.

Padahal, zhena sama sekali belum ketemu mamanya, hanya saja ia mulai mengalihkan diam,dan menunduk berupaya tidak bisa membalas perbuatan dari Siska.

" Loh ga bisa balas kan, loh diam aja terus. Kayak mumi itu, loh jadi orang pemberani dikit".

" Bangun zhena, kesayangan semua orang. Gara gara elo, gua dihukum sama pak Kosim. Keistimewaan kau itu apa?"ucap lantang suara Siska, ia yang dilihatin para temanya yang lain, sementara zhena Masih diam ditempat.

Ia hanya menangis, karena mamanya bukan seorang penjahat, apalagi penyuka dengan suami orang, bagaimana bentuknya, zhena Masih ingin mencari mamanya.

Zefri yang melihat kejadian itu,langsung mendorong Siska. Karena Zefri juga tidak mau, zhena terjadi sakit pun.

Dan Revan mengambil alih, bagaimana pun Revan juga saudara Siska, ia mulai menormalkan Siska, agar dirinya sadar, tidak mau main hakim sendiri.

" Stop kak, kak cukup. Jangan sakitan zhena, apakah kak ga sadar apa yang Kaka lakukan itu hal yang zalim".

" Diam kamu, kamu mau bela zhena. tukang perebut mama orang itu. Kamu kenapa sih bela zhena terus" ucap lantang suara Siska, yang terdengar dengan Tante Tanti yang baru datang mau menjemput zhena.

"KAK STOP, AYO KITA PULANG?" AYOK KITA PULANG, KAKA GA MALU DITENGOK PARA TEMAN SEKELAS" papar Revan ia tidak ingin zhena terluka hatinya, baginya ia janji akan selalu menuruti kemauan zhena, meskipun zhena belum menyukainya.

Sementara zhena, terluka batin. Ia sudah dipelukan Zefri, Zefri memeluk Zhena dengan erat. Zefri tidak ingin, dirinya terluka dengan cara seperti ini.

"Zhena, loh tidak apa apa . Maafkan gua, tadi gua manggil loh secara tidak langsung, sekali lagi maafkan gua" ucap Zefri yang tidak ingin melihat Zhena sedih.

" Aku baik baik saja Zefri, loh tenang saja. Makasih udah menenangkan diriku, aku mau pulang ya, takut di__" ucap sepotong zhena, Zefri yang ingin mengetahui namun terpotong oleh ucapan zhena.

" Gimana bisa tenang, kenapa sih Siska selalu menyakiti loh. Gua tahu, Siska itu pasti ada tujuan yakitin Elo, eh tadi loh takut apa sih".

" Hmm, takut kucingku mati, karena kucingku banyak dirumah."

" Serius?"wah aku gini-gini juga suka kucing, bagaimana ku antarkan pulang saja, lagian aku tempatmu zhena".

" Eh, tidak bisa. Karena kucingku ditempat bibiku. Nanti kamu bisa kena cipratan karena ucapannya".

" Waduh, para banget. Yaudah deh, lain kali aja, gua antar loh aja zhena".

Zefri yang tidak ingin, zhena pulang sendiri. Ia mengantarkan zhena sampai kerumahnya. Namun, zhena mendengar seperti ada seorang perempuan menangis cukup kuat.

Zhena berterima kasih kepada Zefri, ingin rasanya Zefri juga melihat kucing kesayangan zhena. Namun, karena beratkan hati, maka untuk kesekian kalinya saja.

Zefri yang tidak terbiasa melihat Zhena seperti itu, namun ia akan memcari jalan satu-satunya. Agar mendapatkan info yang disembunyikan oleh zhena.

Lalu siapakah, yang berada didalam rumah mama tirinya. Apakah Siska yang mengadu kepada mamanya, itu akan melaporkan niat jahat pada perbuatan zhena.













Penderitaan Qonita Zhena AyundaWhere stories live. Discover now