Bab 10

17 11 2
                                    

Tanti yang mengomel pada dirinya sendiri. Ia yang tak kuat, untuk hidup serba miskin seperti ini. Ditambah Siska yang semakin sewot karena anaknya juga tak mau hidup serba kemiskinan.

Tanti tau bagaimana bisa seperti ini? Ini gara gara anak sialan itu membuat dirinya harus menjadi miskin kembali.

Siska yang hanya mondar mandir tak lama itu hanya mengomel, karena dirinya saat ini pikirannya tidak menentu. Rasanya ingin menjatuhkan Zhena sekalipun. Rencana yang dibuat oleh Tanti juga anaknya membuat ingin mencelakai Zhena.

" Mama, pokonya Siska ga mau hidup miskin. Pokoknya harta kekayaan milik Zhena harus kita rebut. Mama kan belum cerai dari om Ardan itu?"tanya nya.

" Tapi Ardan sangat membenci mama, selama beberapa hari yang lalu mama ketahuan memarahi anak sialan itu?" Pekik yang ingin memberikan pelajaran pada Zhena.

" Mama, harus bisa dong cari solusinya. Baikan lagi, papa Ardan kan orangnya lembut, kemarin itu Siska lihat kalau papa Ardan mengantarkan Zhena dengan suara lembut, dan yang lainya pada iri" sewot Siska .

"Baik bagaimana?" Mama hanya bisa pasrah seperti ini. Kenapa kamu yang mengajari mama, coba?" Seharusnya kamu cari ide yang cemerlang dong Siska, "

"Ihh, pokonya ga mau. Siska kan udah ga ada sangkutannya dengan papa Ardan. Kan itu urusan mama, lagian mama yang salah, udah tau siang disuruh bersihkan rumah segala" .

Kelakuan antar mama dan anak sama saja, dari mereka berdua tidak ada yang bisa diandalkan. Bagi Siska, ingin mendapatkan segalanya. Namun, bagi Tanti ingin mendapatkan lebih banyak.

Tidak bisa dibiarkan, mereka berpura-pura untuk mengkelabuih  kembali kerumah Zhena. Mereka, ingin mendapatkan segalanya dari dalam rumah mewah tersebut.

Tetapi, satu panggilan tak terjawab dari ponsel Siska. Tercantum, adiknya yang bernama Revano yang menyebalkan bagi ibu dan anak tersebut.

" Bisa-bisanya ini anak telepon lagi, udah ga tau lagi banyak masalah, malah telepon kemari. Dasar Revan, ada masalah aja kemari."

Tanti yang menyenggol lengan tangan anaknya, mulutnya mendumel sendiri. Entah apa yang ia bicarakan.

" Eh, kenapa kau bicara sendiri lagi. Kenapa ceritakan pada mamamu disini".

" Anak mama, yang sok jagoan itu. Butuh minta tolong Revan".

" Revan, kemana aja anak itu?" Bisanya udah rumit minta tolong . Sekalian aja di kantor polisi, jangan dibalas biarkan saja," ucap Tanti yang tidak ingin diganggu anaknya Lanangnya.

Bunyi satu notifikasi pesan yang singkat:

" Mama, tolong bilngkn om Ardan, jika Zhena tengah ditabrak kereta".

Langsung melotot mata Tanti, ia menginginkan jika Zhena segera mati. Dan tidak bisa, berkata apa-apa. Mereka, yang tidak memiliki rasa kasihan terhadap Zhena.

Tapi pikiran dari Siska menangkap sesuatu. Ia membisikan sesuatu pada telinga mamanya.

" Mama, ini rencana yang bagus, sebaiknya kita hubungi saja om Ardan, dan terus terang jika Zhena mengalami tabrakan kereta. Otomatis om Ardan akan menjadikan kita sebagai orang yang terkasihan" papar bisikan yang terdengar ditelinga mamanya.

Apa yang dilakukan kedua ibu dan anak tersebut. Mampukah mereka bisa mengelabuhi hati Ardan yang saat ini sedang senang dengan anaknya.

Penderitaan Qonita Zhena AyundaWhere stories live. Discover now