Bab 2 : Melempar Bola Kain

1.8K 277 26
                                    

Kaisar senang bukan main atas prestasi Jenderal Gu kali ini. Tidak hanya mampu mengamankan wilayah, Jenderal Gu juga berhasil merebut kembali wilayah paling penting dari Kekaisaran Tianjin. Sudah banyak Jenderal yang berusaha untuk merebut wilayah itu tetapi harus menemui kegagalan. Tetapi ketika Kaisar memerintahkan Jenderal Gu, pria itu tanpa keraguan langsung menyanggupinya. Jenderal lain mencibir bahwa Gu Shangjun terlalu membanggakan dirinya sendiri, akan tetapi hasilnya seperti yang dilihat Gu Shangjun tidak hanya asal bicara. 

Atas keberhasilan Gu Shangjun, Kaisar secara khusus membuat perjamuan di istana. Tidak ada pejabat atau bangsawan yang berani menolak datang, walau banyak yang iri akan keberhasilan Gu Shangjun selama ini namun pada akhirnya mereka harus mengakui kemampuan Gu Shangjun. 

Zhu Yinan muncul dengan penutup wajahnya yang khas. Ketika mencapai aula ia melepaskannya. Zhu Yinan sering kali memakai topi bambu untuk menutupi wajahnya, ini sebabnya wajah asli Zhu Yinan menjadi perdebatan selama ini bagi orang-orang awam. 

Memasuki aula perjamuan, Zhu Yinan langsung datang untuk memberi salam kepada Kaisar yang tengah mengobrol dengan Gu Shangjun dengan wajah sumringah. 

Gu Shangjun biasanya selalu berpenampilan berantakan, akan tetapi malam ini ia begitu rapi dalam balutan seragam pejabat resminya. 

“Menteri Zhu, kau datang sedikit terlambat.” Kaisar berbicara, senyumnya tidak luntur sedikitpun menandakan suasana hatinya sangat baik. 

“Menjawab Yang Mulia, yang rendahan ini mengalami sedikit masalah dalam perjalanan.” Zhu Yinan menjawab dengan nada rendah hati. Ia berusaha tidak melirik Gu Shangjun dan menganggap keberadaan Gu Shangjun seperti lentera hiasan yang tidak menarik minatnya. 

“Yang Mulia, Jenderal ini yang membuat Menteri Zhu terlambat.” Gu Shangjun tidak melewatkan sedikitpun kesempatan untuk mengganggu Zhu Yinan. 

Zhu Yinan menoleh padanya, ia memberikan tatapan peringatan pada Gu Shangjun tapi tentu saja diabaikan dengan mudah oleh Jenderal Gu. 

“Oh, apa yang terjadi?” Tanya Kaisar penasaran. 

Gu Shangjun tersenyum culas. “Menteri Zhu ini sangat antusias akan kepulangan Jenderal ini, sehingga ia berkuda selama dua jam untuk menyambut Jenderal ini, Yang Mulia.”

Zhu Yinan berpikir dalam benaknya apakah ia harus merebus Gu Shangjun hidup-hidup atau  berdoa Gu Shangjun ditabrak kereta kuda saat pulang dari perjamuan nanti? 

Kaisar memandang dua orang terdekatnya ini secara bergantian, lantas ia tertawa kecil. “Menteri Zhu memiliki hati selembut sutra.”

Zhu Yinan tersenyum lebar. “Yang rendahan ini memang antusias menyambut kepulangan Jenderal Gu karena sudah berjasa bagi negara. Tetapi Yang Mulia tahukah anda bahwa sebenarnya Jenderal Gu yang ingin disambut oleh hamba ini?” 

Walaupun kata-kata Zhu Yinan dibuat sehalus mungkin tetapi indikasinya sangat jelas. Kaisar tersenyum geli melihat bagaimana Jenderal dan Menteri-nya ini berkelahi dengan cara yang tidak berubah sama sekali meskipun sudah bertahun-tahun? Gu Shangjun yang selalu mengganggu Zhu Yinan dan Zhu Yinan yang selalu masuk ke dalam jebakan Gu Shangjun. Seakan-akan otak Zhu Yinan sudah berubah menjadi lumpur jika menghadapi taktik Gu Shangjun. 

“Katakanlah bahwa kita saling merindukan.” Gu Shangjun angkat bicara, Zhu Yinan meremas tangannya berharap ia bisa menahan diri untuk tidak memukul Jenderal kebanggaan Kaisar ini sekarang juga. 

Zhu Yinan melemparkan seulas senyum palsu pada Gu Shangjun. “Ya, saya merindukan Jenderal Gu bahkan saya berharap kerinduan ini akan segera terjawab di dunia bawah.”

Secara tersirat Zhu Yinan berkata : bicara omong kosong lagi mati kau. 

Bukan Gu Shangjun namanya jika ia kalah. “Bahkan sepasang bebek mandarin tidak akan seharmonis ini sehingga rela mati bersama. Terima kasih atas cinta tulus Menteri Zhu kepada Jenderal ini.”

[BL] Kehidupan Kita Baru DimulaiWhere stories live. Discover now