Bab 21 : Dua Boneka

1.4K 228 49
                                    

Cw // nsfw🔞

Zhu Yinan tidak berkata apa-apa. Ia membasuh tubuhnya lagi dengan air. 

Beberapa bekas luka yang mulai memudar, pinggang tipis dengan tubuh yang kurus. Tetapi pantatnya bulat dengan warna agak kemerahan. 

Leher hingga telinga Zhu Yinan memerah, menunjukkan betapa malunya ia saat ini. 

Zhu Yinan menggosok bubuk sabun ke tubuhnya, menghilangkan kotoran yang mengendap di kulitnya. Semua tidak luput dari perhatian Gu Shangjun, ia memperbaiki posisinya ketika sesuatu dalam dirinya mengeras tidak nyaman butuh pelepasan sesegera mungkin. 

Menteri Zhu tidak tahu udara terasa panas karena air ini atau karena hal yang lain. 

Tatapan tajam Gu Shangjun yang menelanjanginya dengan utuh, seolah mampu menyentuh beberapa bagian yang membuat Zhu Yinan ingin merintih sesegera mungkin. 

Karena keinginan yang tidak dapat terbendung lagi, Gu Shangjun berjalan mendekat. Mengambil bubuk sabun, berbisik dalam ke telinga Zhu Yinan. 

“Kau belum menggosok bagian ini.” Ketika tangan kasar Gu Shangjun menyentuh punggungnya, Zhu Yinan tersentak.

Sentuhan lembut Gu Shangjun berbanding terbalik dengan betapa kasar telapak tangannya, rasa panas yang menjalar ke seluruh tubuh Zhu Yinan. Telinga Zhu Yinan kian memerah. 

Gu Shangjun melepas pakaiannya. Dua pria telanjang bulat di dalam kamar mandi. 

“Gu Shangjun.” Zhu Yinan merasakan sesuatu yang berat dan keras menyentuh bongkahan pantatnya. Ia bukan orang yang tidak tahu apa-apa, ia mengerti jelas apa itu. 

Gu Shangjun tidak menjawab, hanya menggigit ujung daun telinga Zhu Yinan dengan tangannya yang menggerayangi tubuh suami kecilnya ini. 

“Nan-nan.” Zhu Yinan mendongak, bibirnya dilahap oleh Gu Shangjun seperti itu adalah hidangan lezat yang hanya akan keluar sepuluh tahun sekali. 

Mereka berciuman cukup lama hingga kepala Zhu Yinan pusing sebab ia membutuhkan oksigen. 

Zhu Yinan membasuh tubuhnya hingga bersih. 

Gu Shangjun menggendong Zhu Yinan ke kamar, membaringkan tubuh telanjang Zhu Yinan ke tempat tidur. Gu Shangjun menurunkan kelambu yang mengelilingi ranjang. 

“Gu Shangjun, ini masih sore.” Zhu Yinan menegur dengan suara terengah. 

Gu Shangjun mengecup lehernya. “Tidak masalah. Siapa yang akan memarahiku disini?”

Zhu Yinan tidak bisa berkata apa-apa lagi. 

Mereka mengarungi musim semi yang benar-benar mekar. Suara ranjang berderit dan erangan berat saling bersahutan. Jari-jari bertaut, sesekali Gu Shangjun akan meremas tangan Zhu Yinan. Aroma asam dan cairan pekat yang mengotori alas tidur. Isakan Zhu Yinan dan pujian cabul Gu Shangjun. Krisan yang memerah dan cairan kental yang menetes. 

Gu Shangjun seperti hewan di musim kawin. Ia hanya tahu caranya menggauli suami kecilnya ini dimana-mana. 

Zhu Yinan sempat khawatir jika ada pelayan yang melihat, tetapi entah mengapa tidak ada pelayan yang muncul. 

Dan Gu Shangjun lebih leluasa lagi. 

Ia seakan mempersiapkan rumah ini khusus hanya untuk meniduri Zhu Yinan sebebasnya. 

Seperti saat ini, Zhu Yinan baru saja selesai buang air kecil setelah serangkaian kegiatan melelahkan itu. Ia berharap bisa segera pergi tidur karena tenaganya habis. 

[BL] Kehidupan Kita Baru DimulaiWhere stories live. Discover now