Bab 19 : Terbangun Dari Mimpi

1.4K 241 59
                                    

Dua musim gugur terlewati. Zhu Yinan berpindah sepenuhnya menjadi pelayan Pangeran Shilei, ia berusaha menutup akses segala hal tentang Gu Shangjun, namun Zhu Yinan beberapa kali mendengar kehebatan Gu Shangjun di medan perang dan Gu Shangjun terlalu sibuk mengatasi pemberontak yang muncul di perbatasan. 

Tahun lalu terjadi pergolakan besar di istana, saat Kaisar meninggal maka para pangeran berusaha memperebutkan tahta. Perang saudara tak dapat dihindari, Zhu Yinan terjebak dalam pusaran perang ini. Tetapi diam-diam Pangeran Shilei sudah mengatur pasukan untuk melawan Pangeran lain. 

Setelah peperangan yang alot, Pangeran Shilei keluar sebagai pemenang. Ratusan nyawa dan darah untuk sebuah kekuasaan. 

Zhu Yinan yang berperang di detik terakhir terjatuh dari kudanya, hampir ditebas oleh musuh dan berhasil diselamatkan oleh Pangeran Shilei. 

Tangan Zhu Yinan terbentur sangat keras, Tabib menyatakan bahwa Zhu Yinan berhenti dari dunia militer karena tangan Zhu Yinan sudah tidak kuat lagi untuk mengangkat senjata. 

Zhu Yinan sangat patah hati. Walau tidak menunjukkannya menjadi pasukan militer adalah hal yang paling ia banggakan dalam hidup ini. 

Pangeran Shilei naik tahta menjadi Kaisar Anle. Pada awal pemerintahannya Kaisar Anle mereformasi besar-besaran sistem pemerintahan dan pejabat yang memerintah. Zhu Yinan diangkat menjadi Menteri meskipun banyak kalimat sumbang yang menyatakan bahwa Zhu Yinan sama sekali tidak cocok untuk posisi itu apalagi dengan usia semuda itu. 

Butuh waktu cukup lama bagi Zhu Yinan pulih, meski ia tidak bisa bergabung menjadi tentara lagi tetapi Zhu Yinan mengemban tugasnya dengan sangat baik. Ia belajar dengan sangat tekun dan bekerja dua kali lipat lebih rajin dari pejabat lain. 

Zhu Yinan jarang muncul ke muka umum karena terlalu sibuk mempelajari banyak hal, mengatasi setiap masalah yang berhubungan dengan pekerjaannya. Lambat lain kulit Zhu Yinan menjadi seputih pualam, tubuhnya kurus dan sifatnya yang awalnya memang tidak senang banyak bicara kini menjadi jauh lebih pendiam. 

Gu Shangjun ketika terjadi perang antar Pangeran sedang sibuk di perbatasan, Jenderal lama gugur dan Gu Shangjun diangkat menjadi Jenderal yang baru. 

Pada hari penobatan Kaisar Anle, Gu Shangjun diundang untuk datang. 

Dalam dua tahun Gu Shangjun banyak berubah. Tubuhnya semakin tinggi dan kulitnya semakin gelap. Tatapan matanya setajam pedang. Luka melintang menghiasi hidungnya. Gu Shangjun terlihat begitu tertekan karena sebuah alasan, ia mirip suami yang diceraikan oleh istrinya. 

Rombongan Jenderal Gu mencapai istana. Setelah pemeriksaan mereka dipersilahkan untuk masuk. Jenderal Gu dibawa menuju kamar tamu tempatnya menginap. 

Setelah membersihkan dirinya, Gu Shangjun mengenakan pakaian formal dan menyapa Kaisar Anle.

Dua tahun tidak bertemu, dua sahabat ini membicarakan banyak hal. Tetapi Kaisar Anle tidak menyinggung sedikitpun soal Zhu Yinan dan Gu Shangjun juga terlalu canggung harus membahas Zhu Yinan mulai dari mana. 

Sebelum mereka mengakhiri pertemuan itu. Kaisar Anle dengan nada penuh pengertian berkata. “Yinan sibuk bekerja siang dan malam. Belajar tanpa henti. Ruang Kementerian Pekerjaan Umum tidak pernah sepi.”

Indikasi kata-kata Kaisar sangat jelas. 

Gu Shangjun tanpa sadar tersenyum kala mendengarnya. 

“Astaga! Tuan Menteri! Istirahat terlebih dahulu! Anda mimisan lagi!” Liang Xuan menjerit heboh ketika melihat darah mengalir dari lubang hidung Zhu Yinan. 

Zhu Yinan segera menutup hidungnya dan Liang Xuan berlarian mencari sapu tangan untuk menahan darah Zhu Yinan. 

Menteri Zhu segera mengusap darahnya agar tidak mengotori meja kerjanya. Setelah memastikan darahnya tidak akan mengalir lagi, Zhu Yinan terlihat lega. 

[BL] Kehidupan Kita Baru DimulaiKde žijí příběhy. Začni objevovat