Bab 29 : Nyonya Tua

1.1K 266 47
                                    

Nyonya Tua merasa cemas belakangan ini. Gu Cheng terus gagal dalam Ujian Kekaisaran, usia Gu Cheng tidak muda lagi dan diam-diam banyak orang yang mengolok calon penerus Marquis Yun itu sebagai orang yang sama sekali tidak kompeten. 

Nama baik Marquis Yun sudah dijaga selama generasi ke generasi, Nyonya Tua tidak mungkin membiarkan segala usaha Leluhur demi keluarga ini menjadi sia-sia. 

Sambil melantunkan Sutra Nyonya Tua tidak berhenti memikirkan kelanjutan keluarga ini. 

Pelayan muncul, berbisik memberitahu bahwa Zhu Yinan datang berkunjung. 

“Apa?” Nyonya Tua terkejut. Sejak dulu ia menarik diri dari urusan rumah tangga ini, ia juga tidak ingin terlalu akrab dengan Zhu Yinan dan Zhu Yinan terlalu sibuk bekerja hingga tidak pernah menyentuh urusan domestik Keluarga Gu. Sepenuhnya mereka asing bagi satu sama lain. 

Tetapi Zhu Yinan adalah seorang Menteri yang dihargai Kaisar. Bagaimana bisa ia memberi bahu dingin? 

Jadi Nyonya Tua mempersilahkan Zhu Yinan untuk masuk. 

Zhu Yinan menggendong Zhu Xuanjie yang sejak tadi rewel tidak ingin ditinggal. 

Nyonya Tua mendengar bahwa Zhu Yinan mengadopsi seorang anak dan memberi anak itu nama keluarganya. Bahkan Gu Shangjun juga dikatakan memperlakukan anak itu seperti darah dagingnya sendiri. 

“Menteri Zhu datang menemui wanita tua ini. Apakah gerangan yang terjadi?” Kamar Nyonya Tua beraroma dupa. Itu menenangkan. 

Mata Nyonya Tua tertuju pada Zhu Xuanjie yang tadinya sedang memainkan pakaian Zhu Yinan. Merasa diperhatikan, bayi itu menoleh. Mata bundar seperti leci menatap lurus Nyonya Tua, lantas Zhu Xuanjie tersenyum genit hingga matanya berbentuk bulan sabit. 

Bayi yang montok dan sangat sehat. Begitu cerdas menunjukkan ia dirawat sepenuh hati. 

“Saya dengar semalam Jenderal Gu berlutut di Aula Leluhur sampai pagi.”

“Menteri Zhu benar. Ini hanyalah masalah antara Nenek dan cucunya. Tidak begitu serius.” Nyonya Tua menjawab dengan tenang. 

“Saya bersama Jenderal Gu sejak kami remaja hingga dewasa. Saya melihat betapa bersemangat dan cintanya Jenderal Gu kepada dunia militer. Jika Jenderal Gu harus meninggalkan dunia militer, ini seperti seekor burung yang dipatahkan sayapnya.”

Nyonya Tua sedikit terkejut. Walaupun kata-kata Zhu Yinan sangat lembut, tetapi kata-katanya jelas kemana arah pembicaraan ini dibawa. 

Dalam sekejap suasana hati Nyonya Tua menjadi buruk. Ia menjawab dengan nada suam-suam kuku. “Saya merasa bahwa seorang menantu tidak boleh ikut campur sedalam itu.”

Zhu Yinan sama sekali tidak terkejut atau sakit hati. Sejak ia memutuskan untuk membela Gu Shangjun, Zhu Yinan sudah memikirkan sebagai reaksi yang akan ia terima. 

“Gu Shangjun adalah orang yang menikahi saya. Jenderal Gu adalah suami saya. Rumah tangga akan harmonis jika keduanya saling bahu membahu.”

“Menteri Zhu jangan salah paham. Aku yang paling tua di rumah ini, aku mengatur anak-anakku tidak hanya satu atau dua hari. Aku tahu segalanya dengan jelas.” Nyonya Tua menegaskan. “Bagaimanapun Gu Cheng adalah penerus sah Marquis Yun.”

“Pada usia 12 tahun, Jenderal Gu diakui kemampuan memanahnya oleh Kaisar. Pada usia 13 tahun Jenderal Gu bergabung dengan tentara. Pada usia 14 tahun dengan taktiknya ia berhasil menjebak musuh dan mengalahkannya. Pada usia 15 tahun, Jenderal Gu bertarung di garis terdepan menggantikan sementara Jenderal yang terluka. Pada usia 16 tahun Jenderal Gu menekan pemberontakan. Pada usia 17 tahun, Jenderal Gu berhasil menebas kepala Panglima Perang negeri seberang.” Zhu Yinan menjabarkan semua prestasi Gu Shangjun. “Jenderal Gu berlatih siang dan malam. Ketika terluka dia tetap mengangkat senjata. Ketika pasukannya lelah dan hampir menyerah ia yang memberi mereka semua semangat bertarung. Ketika pasukan kekurangan bahan makanan, Jenderal Gu memberikan seluruh uang tabungannya untuk biaya hidup tentara. Ketika ia ditikam dan hampir mati kehilangan darah Jenderal Gu bertempur sambil memegang lukanya agar darahnya tidak menetes dan terlihat oleh pasukannya. Ketika ia terluka, separah apapun itu ia tetap mengedepankan pengobatan pasukannya terlebih dahulu. Jenderal Gu hanya menerima sisa-sisa obat. Apakah menurut anda ada orang lain yang bisa melakukan seperti yang Jenderal Gu lakukan?”

[BL] Kehidupan Kita Baru DimulaiWhere stories live. Discover now