Bab 13 : Baobei

1.3K 216 30
                                    

Zhu Yinan yang tahu bahwa ia berhadapan langsung dengan seorang Pangeran dan keponakan dari Marquis merasa sedikit ketakutan. Bagaimanapun disini statusnya paling rendah, ia tidak punya latar belakang apapun. 

Tetapi Gu Shangjun mengatakan bahwa dalam militer latar belakang itu tidak penting. Mereka hanya perlu mengikuti instruksi Jenderal dan bertempur dengan baik. Pada akhirnya jika mereka kalah mereka akan mati, jika mereka menang mereka akan hidup. Latar belakang tidak ada gunanya. 

Zhu Yinan menyadari bahwa Gu Shangjun bukan hanya menghiburnya saja. Pada kenyataannya itulah yang terjadi. 

Butuh banyak usaha dan waktu bagi Zhu Yinan agar bisa setidaknya tidak terlalu lemah. Ia berjuang keras menyamakan posisinya dengan Gu Shangjun dan Pangeran Shilei. Walaupun itu tetap saja sulit sebab kedua pemuda itu sejak kecil sudah akrab dengan senjata dan berlatih beladiri. 

Gu Shangjun walaupun kerap berkata sesuka hatinya, tetapi ia yang sering menjejalkan daging ke makanan Zhu Yinan agar tubuh Zhu Yinan lebih sehat dan berisi. Sampai di titik dimana Zhu Yinan muak memakan daging. 

Zhu Yinan yang awalnya hanya pemuda kecil dan kurus kini tumbuh sedikit lebih tinggi dan badannya sudah kuat menerjang badai. Bayangan pemuda lemah berganti menjadi gambaran prajurit muda yang beberapa kali ikut bertempur. 

Sekarang usia Zhu Yinan 15 tahun. 

Saat malam hari Zhu Yinan baru kembali dari tenda Pangeran Shilei. Zhu Yinan belajar membaca dan menulis yang dibimbing langsung oleh Pangeran Shilei. Sebab Pangeran Shilei pernah membaca buku dan Zhu Yinan mengintip beberapa kali, Pangeran Shilei menduga bahwa Zhu Yinan tidak bisa baca tulis. Ia dengan murah hati mengajari Zhu Yinan dua hal yang tidak pernah Zhu Yinan impikan sejak dulu. 

Bagaimana dengan Gu Shangjun? Lupakan saja Gu Shangjun bukan orang yang sabar ketika melatih Zhu Yinan membaca. Tulisan tangan Gu Shangjun pun lebih buruk dari bekas cakaran ayam di lumpur basah. 

“Kemana kau akan pergi?” Zhu Yinan berpapasan dengan Gu Shangjun yang hendak ke suatu tempat bersama gerombolan tentara yang berada di usia yang sama dengannya. 

Gu Shangjun semakin tinggi. Dadanya juga semakin bidang membuat Zhu Yinan iri. 

“Nan-nan apakah kau tahu bahwa ini adalah malam musim semi?” Gu Shangjun merangkul bahu Zhu Yinan yang jauh lebih pendek darinya dengan santai. 

Zhu Yinan kebingungan. Ia memandangi langit yang cerah oleh bintang dan bulan. “Ini musim panas.”

Rekan pasukan yang ada tertawa geli mendengar jawaban polos Zhu Yinan, begitu pula Gu Shangjun. 

“Aiya bukan begitu. Kau tahu malam musim semi. Pelacur datang untuk menghibur para tentara.” Gu Shangjun menjelaskan. 

Wajah Zhu Yinan seketika memerah, mata yang dihiasi bulu mata panjang melebar. Sementara Gu Shangjun tersenyum maklum, seperti penatua yang mengarahkan cucunya ke jalan yang benar. 

“Aku akan kesana. Kau mau ikut?”

“T-tapi bukankah melakukan ‘itu’ harus suami istri?” Zhu Yinan gugup. 

Tawa orang-orang kian meledak. Mereka sungguh geli dengan betapa polosnya Zhu Yinan ini. 

“Yah, kau tidak salah. Tetapi siapa yang peduli soal itu disini?” 

“Tidak boleh. Gu Shangjun kau akan ditenggelamkan ke dasar sungai jika berzinah! Atau… Atau dimasukkan ke kandang babi!” Zhu Yinan sejujurnya tidak bisa membayangkan Gu Shangjun melewati malam musim semi semacam itu dengan wanita asing. Sebab ia, Gu Shangjun, dan Pangeran Shilei selalu bersama. Siang dan malam. 

[BL] Kehidupan Kita Baru DimulaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang