Bab 16 : Janji

1.1K 221 37
                                    

Musim gugur sudah hampir berakhir. Awan gelap mulai menutupi langit dan angin berhembus lebih kencang. 

Musim dingin adalah musim dimana Zhu Yinan kehilangan satu-satunya orang terpenting dalam hidupnya, sekaligus menjadi musim yang mempertemukannya dengan Gu Shangjun. 

Saat memasuki musim dingin, Zhu Yinan selalu dilanda dengan kesedihan yang mendalam. Zhu Yinan merasa ia terputus sepenuhnya dari dunia yang ramai ini. Beberapa kali Zhu Yinan mampu menahannya, tetapi kesedihan dan rasa sakit yang muncul ketika mengingat hari-hari indah dengan kakaknya tidak dapat dihilangkan dengan mudah. 

Zhu Yinan kembali ke barak setelah selesai melakukan piket malamnya. Ia memasukkan kuda kembali ke kandangnya dan memberinya makan. 

Saat Zhu Yinan hendak memasuki tendanya, ia tidak sengaja mencuri dengar obrolan dari rekannya yang lain. 

“Ya, aku merasa dia diberkati.”

“Song Guo berhasil menikahi wanita paling cantik di kota, sekarang dia memiliki bayi yang tampan.”

Ketika nama terkutuk itu disebutkan, Zhu Yinan berhenti melangkah. 

“Song Guo?”

Sekumpulan pria yang sedang mengobrol menoleh pada Zhu Yinan. Mereka yang merasa Zhu Yinan harus tahu kabar baik semacam ini akhirnya bercerita ulang. 

“Benar. Song Guo, dia menjadi pejabat daerah! Tahun lalu dia menikahi wanita paling cantik di kota! Sekarang dia memiliki seorang putra yang tidak kalah tampannya. Keluarga yang bahagia. Entah kebaikan macam apa yang Song Guo lakukan hingga mendapatkan karma baik seperti ini.”

“Ayahnya juga pejabatkan? Song Wei. Pantas saja anak dan ayah sama hebatnya.”

Tidak salah lagi. Ini benar-benar Song Guo yang sudah membuat hidup kakaknya hancur. 

Zhu Yinan mengepalkan tangannya. Kebencian menguasai hatinya, membuat darahnya mengalir dengan deras ke seluruh tubuhnya. Bayangan kakaknya yang menangis padanya dan menggantung dirinya sendiri selalu menjadi mimpi buruk bagi Zhu Yinan. 

Song Guo yang menyebabkan semua kemalangan ini. Song Guo pula yang membunuh kakaknya. Song Guo yang membuat Zhu Yinan kehilangan segalanya dan menjadi sebatang kara. 

Ketika hari masih gelap dan matahari belum menampakkan dirinya, Gu Shangjun terbangun. 

“Nan-nan.” Gu Shangjun memanggil Zhu Yinan karena tidak menemukan Zhu Yinan tertidur di sampingnya seperti biasanya. Gu Shangjun dengan terkantuk bangun, ia pergi membuang air kecil dan bertanya pada rekannya. “Apa kau melihat Zhu Yinan?”

“Nan-nan?”

“Jangan memanggilnya begitu. Hanya aku yang boleh memanggilnya Nan-nan.” Gu Shangjun meninju main-main lengan pemuda itu, memang terlihat pelan tetapi siapa yang tahu bahwa pemuda itu merasa lengannya hampir dihancurkan oleh Gu Shangjun. 

“Dia sepertinya pergi menunggang kuda. Dia berkata pada penjaga bahwa hendak pergi ke makam kakaknya.”

Gu Shangjun mengerti. Zhu Yinan tidak pernah banyak bercerita tentang keluarganya. Ia hanya pernah menyinggung satu kali bahwa Zhu Yinan memiliki seorang kakak perempuan. Setelah itu Zhu Yinan tidak pernah membahas apa-apa lagi. Barangkali Zhu Yinan sangat rindu pada mendiang kakaknya sehingga pergi ke makamnya kendati udara sangat dingin seperti ini. 

“Tapi… Kau jangan katakan ini pada Zhu Yinan. Sebelum dia pergi, aku melihatnya menangis.” Pemuda itu berbisik pelan pada Gu Shangjun. 

“Menangis?”

Pemuda itu mengangguk. 

Sekarang Gu Shangjun langsung mengambil kuda. Ia menunggangi kuda dengan salju yang turun sedikit menandakan bahwa musim dingin sudah dimulai. 

[BL] Kehidupan Kita Baru DimulaiWhere stories live. Discover now