4. Mencari Informasi

985 108 5
                                    

Happy reading semuanya. Jangan lupa vote dan comment nya. Terima kasih.

***

Masih belum diketahui penyebab kebakaran yang terjadi. Saat ini dua puluh mobil pemadam kebakaran telah dikerahkan untuk memadamkan api yang berasal dari lantai dua sebuah gudang bahan baku plastik. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun dua orang mengalami luka bakar ringan dan telah ditangani oleh tim medis.

Saya, Djenar Mahika Iswari, melaporkan.

Djenar berbalik ke belakang menghadap kobaran api yang masih menyala. Dia bergidik ngeri saat sebuah ledakan meletup. Tidak kencang tapi suasana cukup mencekam mengingat gudang yang terbakar ini dekat dengan pemukiman padat penduduk.

Beberapa warga yang rumahnya sangat dekat sudah mengungsi keluar, takut api semakin besar dan merembet ke rumahnya. Ada yang menangis meratapi rumahnya, ada yang diam tidak tahu harus berbuat apa. Bukan kali pertama Djenar dihadapkan dengan situasi seperti ini. Dia menghampiri salah satu ibu yang duduk termenung di pinggir jalan.

"Ibu rumahnya di sana?" tunjuk Djenar pada area yang dekat dengan gudang terbakar itu.

"Iya Mbak, ya Allah. Ini saya gak bawa apa-apa, cuma bisa selamatkan ini surat-surat yang penting. Semuanya gak ada yang kepikiran dibawa." tangis wanita itu pecah sambil meratapi rumahnya. Di sampingnya ada dua orang anaknya. Yang kalau Djenar lihat sekitar usia dua belas tahun dan sepuluh tahun.

Melihat mata wanita itu berkaca-kaca membuat Djenar juga jadi ikut ingin menangis juga. Dia mengelus punggung wanita itu, memberikan ketenangan meskipun tidak seberapa. "Yang sabar ya Bu, yang sabar..." ujar Djenar tidak tega. Mereka hanya bisa berdoa semoga api bisa cepat dipadamkan.

Djenar melirik jam tangannya. Pukul setengah satu pagi dini hari. Beberapa kepala keluarga masih terlantar di pinggir jalan. Bukan hanya orang dewasa, tapi juga ada anak-anak dan balita di sini. Api memang belum merembet kemana-mana dan semoga saja tidak.

Beberapa kali Djenar juga terlihat membantu beberapa warga yang membutuhkan. Seperti ini lah pekerjaan Djenar selama kurang lebih delapan tahun terakhir. Dia harus selalu siap bahkan ketika tengah malam sekalipun untuk menjalankan tugasnya dan ditempatkan dimana saja.

Tidak tahu juga kenapa Djenar bisa tiba-tiba ingin terjun ke dunia seperti ini. Banyak hal yang harus Djenar pelajari dan kulik lebih dalam ketika dia terjun sebagai Reporter. Dia yang pada dasarnya adalah lulusan Ilmu Komunikasi benar-benar buta saat pertama kali ditugaskan mencari tahu dan meliput tentang investasi dan pasar modal.

Djenar harus belajar lagi dari awal tentang keuangan dan investasi dengan posisi dirinya yang buta sama sekali. Begadang sudah jadi hal yang biasa. Mencari informasi sana-sini juga bukan jadi masalah bagi Djenar. Jadi totalitas Djenar tidak perlu diragukan lagi.

Beberapa penonton berita mungkin sudah tidak asing dengan wajah Djenar. Dia sudah sering diterjunkan untuk meliput beberapa kasus besar seperti mega korupsi salah satu institusi pemerintahan, pembunuhan berantai satu keluarga besar, sampai dengan pengejaran pelaku teror bom.

Semua sudah Djenar jalani. Jadi jangan tanya lagi berapa banyak orang yang sudah ditemui karena pekerjaannya ini. Banyak, dia sendiri saja sampai lupa. Tapi ada beberapa orang tentu yang akhirnya berakhir di daftar kontak ponselnya.

Djenar butuh koneksi lebih, bukan hanya untuk sekedar masa depan karirnya. Namun juga ada hal lain yang sedang Djenar kerjakan selama ini, dan dia sudah setengah jalan menemui titik terang. Empat tahun belakangan ini Djenar sedang mencari keberadaan ayah kandungnya.

Awalnya Djenar sempat merengek pada Wisnu, meminta Om nya itu untuk memberitahu semua yang dia ketahui tentang ayah kandung Djenar. Setelah penolakan yang lama akhirnya Wisnu bilang kalau dia sendiri juga tidak tahu siapa ayah kandung Djenar.

Buku Resep CintaWhere stories live. Discover now