16. Promosi

838 90 20
                                    

Happy reading, jangan lupa vote dan comment nya. Terima kasih.

***

"Genta punya seorang kakak perempuan. Itu pasti kakaknya." Djenar bergumam sendiri. Sudah sejak satu jam yang lalu dia sampai di kost, mandi kemudian duduk diam seperti orang kehilangan nyawa.

Sejak tadi pikiran Djenar melayang pada dua orang yang ditemuinya tadi. Lelaki yang dia kira Genta. Dari postur tubuhnya Djenar merasa yakin itu Genta. Tapi dia juga tidak yakin. Dia yakin sekaligus tidak yakin di waktu yang bersamaan.

Djenar seorang Reporter, delapan tahun bekerja sebagai Reporter membuat jiwa analisisnya meningkat tajam. Dia jadi merasa seperti Detektif, skeptis dan tidak mudah percaya pada omongan seseorang.

Masalah sederhana sebenarnya, tapi otak Djenar tidak bisa tenang dan istirahat. Padahal tadi dia bilang dia sudah mau istirahat dan tidur. Melihat Genta yang dia sendiri tidak yakin itu Genta bersama wanita lain membuat Djenar jadi bertanya-tanya sendiri.

Siapa wanita itu? Kakaknya? Teman? Atau jangan-jangan selingkuhan? Tapi tidak mungkin kalau selingkuhan. Genta cari mati namanya kalau berselingkuh dari Listia. Bukankah sedikit hak istimewa yang Genta kejar dengan menikahi Listia?

Lelaki itu baru saja mendapatkan promosinya setahu Djenar, tidak sengaja menguping pembicaraan di rumah kemarin. Letnan Kolonel, Genta bahkan belum ada empat puluh tahun usianya.

Oke, mungkin bisa meraih posisi itu dengan usia semuda itu, tapi butuh kerja keras yang sangat keras, ditambah kepandaian, prestasi, belum lagi yang lain-lain. Pokoknya banyak faktor yang harus terpenuhi selain jadi menantu seorang Jenderal.

Apa karena ini juga yang membuat Genta dan Listia belum memiliki anak? Dia tahu kalau Listia kesulitan untuk hal yang satu ini. Kelainan yang Djenar tidak mengerti saat Sofia menjelaskannya. Padahal Listia seorang Dokter Spesialis Kandungan.

Djenar jadi merasa bersalah pada sepupunya itu. Semakin merasa bersalah karena mereka belum berbaikan. Terlebih lagi tahu kalau Listia dan Genta mengalami kesulitan untuk memiliki keturunan, dia jadi merasa menjadi orang jahat. Padahal Djenar tidak pernah mendoakan yang buruk sama sekali.

Dia mungkin tidak pernah berkomunikasi lagi dengan Listia, tapi bukan berarti Sofia tidak bercerita apa-apa padanya. Jadi setiap tahun Djenar tahu apa yang terjadi pada pasangan itu. Yang jelas Listia begitu setia, selalu ikut kemanapun Genta ditugaskan. Bahkan dia mengorbankan karirnya sendiri hanya supaya dia tetap bisa mendampingi Genta.

Mau mencoba bayi tabung, tapi belum sempat mereka lakukan. Bayi tabung bukan sebuah treatment yang bisa dijalankan dengan asal. Setidaknya dari beberapa artikel yang Djenar baca, bayi tabung membutuhkan kesiapan pasangan tidak hanya secara fisik tapi juga mental. Yang berarti mereka membutuhkan asupan makanan yang lebih bernutrisi, istirahat yang cukup, dan mengelola tingkat stres dengan baik agar programnya bisa berjalan dengan lancar. Membayangkan kehidupan kedua orang itu tentu bukan hal yang mudah untuk memutuskan menjalankan bayi tabung.

Djenar mengambil ponselnya, membuka sosial media milik Listia. Ya, dia tidak mengikuti Listia, tapi juga tidak memblokirnya. Untungnya Listia tidak mengunci sosial medianya. Djenar menggulir layar ponselnya, melihat beberapa foto yang Listia taruh disana.

Kebanyakan foto-fotonya bersama dengan Genta, berdua dan cukup romantis. Selebihnya foto Listia dengan teman-temannya. Tidak ada yang janggal. Mereka berdua terlihat seperti pasangan suami istri pada umumnya, bahagia dan saling mencintai. Tapi Djenar masih belum bisa mengenyahkan pikirannya.

"Sialan! Padahal mereka masuk ke hotel kan bisa aja cuma mau makan atau nongkrong-nongkrong cantik. Overthinking sialan!" maki Djenar pada dirinya sendiri.

Buku Resep CintaWhere stories live. Discover now