16'Terungkap

9.4K 624 112
                                    

Yuhu Pacar kenma up nih karena tadi banyak yang komen pengen malam ini aja.

Jangan lupa vote sama komen.

Dinikmati, diresapi, jika ada typo atau salah pengejaan kata harap tandai.

Happy reading^^

***

"Aaron duduk! Kau juga Marco!" Perintah Albert.

***

Aaron berjalan kembali menuju kursinya, ia menghela nafas panjang untuk meredakan emosinya.

"Marco, ucapan sudah kelewatan, setelah pertemuan ini selesai, ayah harap kau meminta maaf pada Aaron dan istrinya," ucap Albert.

"Aku tidak butuh maaf dari seorang pembunuh seperti dia, pak tua," ucap Aaron sambil menatap tajam kearah Marco.

Celine mengerutkan dahi bingung, pembunuh? Apakah Marco adalah pembunuh, lantas siapa yang ia bunuh? Celine bingung, ia tidak tahu apa-apa disini, apa Aaron merahasiakan sesuatu darinya?

Celine kaget saat Albert mengenggebrak meja begitu keras. "Diam, Aaron Agler Baskara!" bentak Albert sambil menunjuk pada Aaron.

Celine segera memegang tangan Aaron, saat pria itu akan berdiri. Celine menggelengkan kepala saat Aaron menatap kearahnya, sambil ia terus mengusap lengan kekar suaminya yang berbalut baju.

Celine merasa suasana diruangan ini makin tegang.

"Tuan, saya harap anda tenang," Celine menghela nafas lega saat Louis turun tangan untuk menenangkan Kakek Aaron.

Albert kembali duduk. "Baiklah kita lanjutkan lagi pembicaraan tadi, Aaron, kau ya--"

"Ingat perjanjian kita, Aaron!!" Peringat Marco setelah memotong ucapan Albert.

Albert menatap Marco tajam. "Beraninya kau mamotong perkataanku Marco!"

"Aku sudah menyerahkan semua sahamku, jika kau lupa Marco," Tegas Aaron.

Albert memukul meja. "Cukup aku tidak ingin ada yang bicara selain diriku dipertemuan ini!" Peringat Albert.

"Seperti yang aku ucapkan tadi, Aaron akan meneruskan semua usahaku sebelum turun pada anaknya, dan tidak ada bantahan, terutama kau Marco."

Ingin sekali Celine bicara untuk menolak ucapan kakek Albert, ia tidak mau anaknya harus jadi pewaris usaha kakek Albert, tapi ia sama sekali tidak punya kuasa untuk menolaknya.

Aaron menatap serius kearah Albert. "Maaf pak tua, anakku tidak butuh jadi pewarismu, lagipula dia akan menjadi pewarisku, dan aku menolak untuk menjadi penerus usahamu, kau bisa menyerahkannya pada anakmu itu, pak tua."

Celine tersenyum senang saat Aaron menolak permintaan kakek Albert, berbanding terbalik dengan ekspresi Rion yang tampak murung, bukannya tuan Aaron akan menerima permintaan tuan Albert dengan syarat, kenapa sekarang jawabannya berbeda, sungguh Rion tidak pernah bisa mengerti isi pikiran tuannya. Padahal ia sudah menyiapkan pelatihan yang cocok untuk pasukan Cerberus, Rion sedikit kecewa sekarang.

"Sudah aku katakan bahwa aku tidak menerima penolakan, anak muda."

Aaron tersenyum smirk. "Kau salah pak tua, aku bisa menolaknya karena aku yang menjalaninya, jadi aku berhak menolak."

Sorry Mr. HusbandWhere stories live. Discover now