17

7.3K 528 28
                                    

Yuhu Pacar kenma up lagi nih, ada yang kangen gak?

Jangan lupa vote sama komen.

Dinikmati, diresapi, jika ada typo atau salah pengejaan kata harap tandai.

.

.

Happy Reading^^

**

Setelah membersihkan diri, Celine duduk di depan meja riasnya untuk melakukan kegiatan rutinnya setiap malam yaitu memakai Skincare, ia juga tidak perlu pusing memikirkan skincare ini aman atau tidak untuk ibu hamil, karena Celine yang asli sudah memakai skincare yang memang aman untuk ibu hamil.  

Memikirkan tentang kehamilan, Celine jadi teringat ucapan Kakek Albert yang akan menjadikan anaknya sebagai pewaris, jujur ia sangat tidak setuju jika anaknya harus mewarisi semua bisnis kakek Albert, apalagi berkaitan dengan pekerjaan kotor.

Ia harus memikirkan bagaimana caranya agar kakek Albert berubah pikiran dan tidak menjadikan anaknya sebagai peawaris utama. Sebenarnya ia juga marah marah pada Aaron, kenapa pria itu langsung menyetujui keinginan kakeknya tanpa berdiskusi terlebih dahulu dengannya.

"Nak pokoknya kamu jangan menjadi seperti kakek atau daddymu, karena mommy tidak akan pernah setuju," ucapnya sambil menunduk kearah perutnya sendiri.

Pokoknya ia akan menuntut jawaban dari Aaron, ia harus tahu alasan kenapa Aaron langsung setuju tanpa meminta pendapatnya, padahal ia adalah ibu dari calon anaknya. Jika Aaron masih teguh dengan pendiriannya maka Celine tidak akan segan untuk memisahkan anaknya dari Aaron.

Oh ayolah, ibu mana yang menginginkan anaknya jadi seorang kriminal, menggeluti pekerjaan kotor yang setiap saat bahaya selalu mengintainya, Celine tidak mau sampai anaknya seperti itu.

Setelah pertemuan tadi juga, Celine tersadar bahwa Aaron terlalu banyak menyimpan rahasia. Aaron tidak pernah berbagi tentang kehidupannya kepadanya, pria itu seperti membuat tembok besar yang tidak bisa ia tembus, ia bahkan tidak tahu dimana orang tua Aaron berada, karena pria itu tidak pernah memberitahunya.

Banyak sekali pertanyaan di otaknya yang ingin ia tanyakan pada Aaron.

Lamunan Celine buyar saat ia merasakan ada yang memeluknya dari belakang, ya siapa lagi kalo bukan Aaron. Celine melihat pantulan dirinya dan Aaron dari cermin, pria itu sedang menyelusupkan kepalanya pada leher Celine.

Celine berusaha melepaskan tangan Aaron yang melingkar diperutnya, tapi lilitan pria itu malah makin erat pada perutnya, dan itu membuat Celine kesal.

"Amor, aku sangat menyukai wangi tubuhmu, kau bagaikan candu bagiku," ucap Aaron lalu mengangkat tubuh Celine untuk menghadap kearah pria itu.

Celine melihat Aaron tanpa ekspresi dan terlihat sedikit kobaran amarah dimatanya, dan Aaron menyadari hal tersebut. "Amor, kenapa? Apa aku berbuat salah?"

Celine menghela nafas. "Menyingkir Aaron! Aku ingin tidur," ujar Celine dengan sedikit membentak pria itu, setelah itu ia segera berjalan menuju ranjangnya dan berpura-pura tidur.

Jujur ia tidak ingin berurusan dengan Aaron untuk malam ini, ia takut akan meledak jika harus berurusan dengan pria itu. Saat pulang dari rumah kakek Albert pikiran Celine masih teralihkan karena emosi pada Marco, ia melupakan rasa marahnya pada Aaron karena menyetujui anaknya untuk menjadi penerus kakek Albert, tapi sekarang setelah pulang rasa marahnya kembali muncul kepermukaan, ia sangat marah pada pria yang berstatus sebagai suaminya itu.

Sorry Mr. HusbandWhere stories live. Discover now