Anak Baik?

10.3K 1.5K 320
                                    

Happy Reading

Rayanza






Setelah dimarahi dan mendapatkan hukuman dari keluarganya sekarang Rayanza tengah bergelut dengan selimut ,guling dan bantalnya. Dengan posisi badan miring kesebelah kiri, kedua tangannya merangkul guling berwarna abu-abu.

"Hug, hiks... kalo tau bakalan dihukum kaya gini, mending sekalian aja tadi gue minum alkohol. Udah mati-matian nahan gak minum. Ujungnya malah tetep dihukum," celoteh nya sambil sesenggukan karena lama menangis.

Rayanza sedikit menjauhkan wajahnya dari bantal dan guling nnya. Ternyata sudah basah karena air matanya yang sendari tadi menangis.

"Hiks... nyesel banget, kenapa gak sekalian aja tadi ngerokok sebungkus-eh enggak, kenapa gak sekalian aja tadi mabok...nyesel, adek nyesel mamah. Harusnya tadi adek mabok beneran." lanjutnya menangis.

Sorry aja, Rayanza menangis bukan karena mendapatkan hukuman ataupun karena takut setelah dimarahi oleh para abangnya dan daddy nya.

Asal kalian tau, Rayanza menangis karena menyesal tidak mabuk sungguhan!

Lama kelamaan Rayanza tertidur karena lelah menangis. Saat pukul satu pagi. Pintu kamar Rayanza terbuka dan tampaklah sosok pemuda yang masuk kedalam.

Pemuda yang tak lain adalah Ganta. Ganta duduk disisi ranjang Rayanza. Menatap wajah sembap adiknya. Tangannya terulur untuk menyingkirkan anak rambut yang menutupi mata adiknya.

Ganta mendesah pelan, " Jangan nakal lagi ya Adeknya, abang!" lirihnya.

Kemudian Ganta bergerak dan tidur didekat Rayanza. Membenahi selimut adiknya, tangannya kembali bergerak untuk memeluk adiknya. Meletakkan kepala adik bungsu nya di lengannya dan mendekap nya erat.

"Sekeras apapun perlakuan abang sama Ajja, percayalah jika abang melakukan itu semua karena sayang sama Ajja. Mungkin abang terlalu egois dan mengekang mu, tapi percayalah jika abang melakukannya karena tidak ingin terjadi sesuatu hal buruk padamu," setelah mengatakan itu Ganta semakin mengeratkan pelukanya. Memejamkan matanya bersiap menyusul Rayanza kealam mimpi.

Pukul empat pagi Rayanza terbangun, dirinya sedikit mengeliat, matanya yang terpejam mulai terbuka. Pandangan pertama saat membuka matanya, ada sosok yang tak asing tengah memeluknya.

"Ab-abang ko disini?" tanyanya dengan suara sedikit serak khas bangun tidur.

Kelopak mata Ganta terbuka dirinya menjawab pertanyaan Rayanza dengan deheman pelan.

"Abang... adek mau rokok boleh?" Tiba-tiba saja pertanyaan random keluar dari mulut Rayanza. Seketika tangan Ganta menyentil mulut Rayanza pelan.

"Shtt, sakit," rintihnya sambil mengusap bibirnya yang terasa sakit.

"Tidur lagi, dan jangan harap bisa merokok, bahkan hanya sebatas dimimpimu saja. Karena abang tidak akan pernah mengijinkannya!" peringat Ganta.

"Em," Rayanza mengangguk dan mulai memejamkan matanya kembali.

Sedangkan jari telunjuk Ganta mengelus pelan dahi sempit Rayanza, berharap agar adiknya kembali tidur dengan nyenyak.

Setelah Rayanza benar-benar tertidur kembali. Ganta bangkit dari tempat tidurnya dan pergi keluar meninggalkan Rayanza sendirian.

Akhirnya matahari pagi mulai menampakan sinarnya, Rayanza terbangun dirinya sedikit linglung dan menoleh ke kanan dan kekiri seperti mencari sesuatu.

"Tadi malem kayaknya gue ngeliat bang Ganta tidur bareng gue deh, terus meluk gue. Apa cuman mimpi ya," ucap Rayanza sambil mengingat kejadian semalam.

Rayanza [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now