Chapter 13 - Pagi yang Berbeda

7 2 0
                                    

"Maaf, ya, Cil. Sengaja tadi."

~ Baskara Aji Sukma ~

Pagi itu dingin sekali. Hujan yang mengguyur semalaman ternyata menjadi penyebabnya. Bahkan, Tarunika yang amat menyukai dingin, pagi itu benar-benar harus menggunakan pakaian yang sedikit tebal. Cuaca pada hari itu seperti membuat Tarunika tidak ingin terbangun dari kasurnya. Namun, panggilan telepon dari Baskara pada akhirnya membangunkannya. Ia sedikit terburu ketika bersiap-siap.

Tarunika keluar dari apartemennya, ia melihat Baskara tidak sendiri. Ada Dhara di sana. Mereka sedang berada di taman apartemen. Duduk di ayunan. Tarunika menjadi merasa bersalah karena membuat mereka menunggu. Sepertinya mereka menyadari keberadaan Tarunika.

"Selamat pagi semua," sapa Tarunika setelah ia menghadap Baskara dan Dhara.

Dhara bangkit dari Ayunannya. "Jam berapa ini, Mbak?" keluhnya.

Tarunika hanya cengar-cengir saja. "Telatnya masih normal, kok." Ia menatap Baskara. "Tidurnya nyenyak banget soalnya."

Tarunika teringat kemarin malam. Sebelum tidur, Baskara menelponnya. Laki-laki itu bilang, ia akan menemani Tarunika sebelum tidur. Baskara tahu, gadis itu akhir-akhir ini sering tidur larut malam. Obrolan random di malam itu ternyata mampu mengalihkan kecemasan Tarunika.

Baskara tersenyum yang juga dibalas senyum oleh Tarunika. Dhara melihat dua manusia yang bertukar senyuman itu secara bergantian. Kenapa ia tidak diajak senyum? Dhara menghela napasnya, melipat tangannya di depan dada. "Jadi, mau saling tatap-tatapan sambil senyum aja, atau joging nih?"

Tarunika menatapnya. Merangkul pundak Dhara. "Joging, dong. Ini udah semangat banget nih."

Dhara tertawa. Mereka jalan lebih dulu, dan Basakra mengikuti dari belakang. Ia seperti menjaga dua anak kecil sekarang.

Di sepanjang mereka berlari pun tetap di posisi seperti itu. Baskara berada di belakang. Dhara dan Tarunika beriringan. Atau sesekali Baskara menyalipnya.

"Mbak?"

Tarunika memelankan larinya. "Apa?"

"Gitu, ya, sekarang. Udah nggak butuh bot lagi, nggak pernah kabar-kabar," gerutunya sambil melirik Tarunika.

Tarunika tertawa. "Nggak gitu, Ra. Emang gue udah mau ngabarin lo tahu."

"Apaan, nggak ada," bantahnya. "Ya, meskipun aku seneng, sih. Ternyata kalian beneran saling suka."

Tarunika menoleh, menyipitkan matanya.

Dhara menatap Tarunika yang seperti meminta penjelasan atas apa yang Dhara ucapkan. "Apa? Emang bener saling suka, kan? Sampai telepon malam-malam nemenin tidur gitu."

Tarunika terbelalak. "Lo tahu?"

"Gue jelas tahu lah, Mbak." Dhara memutar matanya. "Mas juga curhatin lo kali, Mbak."

"Serius?" Tarunika tidak percaya.

"Tahu semua gue. Tunggu aja, Mbak, sampai Mas nembak." Ia tertawa sambil meledek.

"Ih, rese banget lo, ya," teriak Tarunika sebelum Dhara berlari lebih dulu meninggalkan Tarunika. Lalu, Baskara ternyata sudah berada di samping Tarunika.

"Ngobrolin apa, sih?" tanya Baskara.

"Biasa, Mas."

"Ngomongin aku, ya?"

Tarunika menoleh sambil tertawa. "Kepedean banget, Mas."

"Oh, bukan, ya? Kirain iya."

"Nggak ngebut, Mas? Tuh, Dhara udah jauh banget." Tarunika melihat jauh ke depan.

Mari Saling BerterimaWhere stories live. Discover now