Aldira - 27

5.5K 309 7
                                    

Saat ini para siswa sedang berada di luar kelas sambil berdoa dalam hati masing-masing sedangkan para orangtua atau wali berada di dalam kelas untuk mengambil rapot anak-anak mereka.

"Duh gue rangking berapa ya? Mati gue kalo nilainya anjlok," ucap Iva sambil menggigiti bibirnya.

"Gue naik gak ya?"

Kepala Sheyla dengan cepat mendapat jitakan dari Iva. "Lo bego apa dodol si? Ya kalo naik mah jelas atuh... yang lo pikirin itu nilai lo bagus apa kaga? Et dah ni anak minta di cuci kali otaknya."

Aldira hanya tertawa menanggapinya dan akhirnya kakaknya pun keluar dari kelas sambil membawa buku tebal yang di sampul depannya tertera lambang sekolah dan nama siswa. Aldira Mara Prambudi.

"Kak?? Gimana?" tanya Al.

"Gak gimana-gimana, pulang yuk."

Al mengangguk lalu berpamitan kepada temannya. "Gue duluan ya, bye. Wish you all get the best scors aja hahaha."

"Amin deh tiati Al," ucap Iva.

"Kak gue dapet nilai bagus gak?" tanya Al di mobil.

"Liat aja tuh sendiri," jawab Sandi santai.

Al menatap kakaknya curiga lalu mengambil buku rapot miliknya di atas dashboard. Al membaca nilai kkm yang tertera di sana dan secarik kertas berisi semua murid di kelasnya. "ANJIRRRRR GUE DAPET RANGKING 5 BESAR???!! OEMJI INI PERTAMA KALINYA DALAM SEJARAH GUE!!" Al berteriak dengan sangat kencang sampai Sandi mencubit lengan Al.

"Kak, ini keren banget tau kak. Kak Sandi pasti bangga dong punya adek pinter kayak aku."

"Gausah ge er lu dek." Sandi akhirnya memarkirkan mobilnya di depan rumah orang yang Al tak tau rumah siapa itu.

"Rumah siapa kak?"

"Udah lu diem aja dah, jaga sikap." Sandi turun lalu diikuti oleh Aldira.

Sandi mengetok pintu tiga kali dan keluarlah seseorang yang tak Al duga. "Ferris???" ucap Al kaget.

"Hei Al, gimana hasil rapotan lo?" tanya Ferris basa-basi.

Al tersenyum bangga. "Dapet rangking dong 5 besar pula."

Ferris tersenyum dan memberikan selamat pada Al. "Oiya masuk-masuk."

Al dan Sandi dipersilahkan duduk di ruang tamu yang lumayan besar dan megah itu. Mata Al langsung tertuju pada foto besar yang terpampang di tembok.

Kayaknya itu foto keluarga Ferris, batin Al.

"Mau minum apa?" tanya Ferris.

"Gak-" kalimat Al dengan cepat dipotong oleh kakaknya.

"Gue kopi aja deh Fer, gulanya dikit aja ya," ucap Sandi.

Al yang merasa tak terima berbisik dengan kakaknya itu. "Kak, lo bilang suruh jaga sikap. Kok kak Sandi malah minta minum? Mana pake bilang gulanya dikit. Emang ini warung?"

"Lah kan tadi ditawarin, ya diterima lah. Kan rejeki itu gak boleh di tolak. Lo pelajaran agamanya gimana sih? Katanya pinter masa gitu doang gatau?"

Al melotot tajam lalu menginjak kaki kakaknya itu. "Aw! Lo apaan sih? Cari gara-gara aja."

"Ssstttt bisik," ucap Al.

"Kalian mau perlu apa ke sini? Tumben?" tanya Ferris memecah keheningan.

"Oh iya, gue mau nitip Al lagi ke lo Fer. Gue mau balik ke London, soalnya liburan gue udah abis, bisa kan?"

Ferris tersenyum. "Bisa kali San, lo tenang aja."

Sandi mengangguk-angguk. "Yadeh gue percaya sama lo."

AldiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang