BONUS CHAPTER!!

11.9K 413 32
                                    

Semua orang kini berkumpul di sebuah gedung megah yang menjadi saksi bisu atas upacara sakral ini.

Atas kehendak Tuhan kita akhirnya menikah. Dengan semua kenangan kita di masa-masa itu. Semuanya terbayar hari ini.

Tepat di hari kelulusan gue dan di hari ulang tahunnya ke- 24, satu januari angka yang sangat mengagumkan.

Semua teman dekat semua keluarga kita berkumpul di sini. Setelah sekian lama gue selalu berfikir siapa yang akan menjadi calonku nanti. Siapa yang akan menjadi pendamping hidupku nanti. Siapa yang akan menjadi ayah dari anak-anakku nanti. Kini semua pertanyaan yang hanya di ambang otak itu terjawab. Pertanyaan yang tidak bisa dijawab dengan pasti, sekarang sudah terjawab.

Dialah pria yang berada di atas altar bersamaku saat ini. Dialah pria yang kutemui karena ketersengajaan. Dialah pria yang selama masa itu selalu ada untukku.

Dan gue sadar, jika ternyata selama ini sangat kehilangan dia. Tapi Tuhan memang adil. Tuhan menyadarkanku arti cinta yang datang terlambat. Tuhan memberiku ruang untuk merenungi semuanya. Sehingga tuhan mempertemukanku dengannya kembali.

Cinta yang datang terlambat? Menurut gue itu tidaklah buruk. Hanya saja memang penyesalan yang datang di akhir cerita. Tapi untukku ini bukanlah penyesalan yang berarti. Ini hanya sebuah ujian dari Tuhan tentang gue dan tentangnya. Namun, sekarang kita terbentuk menjadi sepasang kekasih sekaligus suami istri.

Setelah pertemuan kita kembali, saat itu gue hanya bisa menatap wajahnya yang telah lama tersembunyi di hatiku. Dia bersembunyi terlalu dalam sehingga gue tak menyadarinya, tapi sekarang gue sadar.
Gue sadar telah mencintainya. Gue sadar telah kehilangannya. Gue sadar telah merindukannya. Gue sadar telah membuatnya menunggu terlalu lama sehingga gue menjadi wanita yang tidak mengerti keadaan.

Mungkin di masa remaja dulu gue terlalu memikirkan diri sendiri sehingga orang yang berada di sekeliling gue tidak gue anggap apapun. Tidak menganggap sebagai sesuatu yang spesial di hidupku.

Gue selalu teringat saat dia menyatakannya padaku. Saat di kala itu gue tersadar akan semuanya. Tersadar jika gue mencintainya seperti yang gue katakan tadi.

Aldira, sesungguhnya gue punya perasaan lebih sama lo. Gue punya perasaan yang gak bisa gue jabarin seara detail. Selama ini gue selalu menunggu waktu yang tepat buat ngungkapin. Tapi gue yakin lo pasti gak akan mengerti perasaan gue.

Lo tipe cewek yang cuek, gue tau Al. Dan gue suka itu, gue gak bermaksud nyalahin lo gak peka atau semacamnya. Gue cuma mau lo.. sadar. Lo sadar atas orang yang berada di sekeliling lo. Mungkin sampai saat ini gue yakin lo masih gak ngerti apa maksud pembicaraan ini.

Gue gak nyangka bakal ketemu lo di sini. Di tempat ini. Gue hanya bisa berharap jika gue akan bertemu lo lagi. Tapi Tuhan mempertemukan kita di sini. Gue udah lama berada di sini. Gue cuma bisa liat lo dari kejauhan. Cuma itu yang gue bisa. Gue cuma pengen lo hidup dengan damai dan gue juga sempet berusaha buat ngehindar dari lo. Mencari pengganti kaya lo. Tapi gue tau gue gak akan bisa.

Al, gue cinta sama lo. Bukan suka lagi kayak masa kita dulu. Gue cinta, gue jatuh cinta sama lo. Lebih dari sekedar gue sayang ke lo Al.

Kata-kata manisnya itu selalu terngiang di hidup gue setelah itu. Gue gak habis pikir jika dia akan mengatakannya seperti itu. Bahkan semuanya jelas benar-benar jelas. Tidak ada kiasan atau semacamnya yang membuat gue bingung mencernanya. Semuanya terdengar sangat jelas.

Hubungan kita berlangsung selama 2 tahun sampai dia mengucapkan kalimat sakral itu yang mungkin semua wanita selalu menginginkannya. Sebagai sepasang kekasih, inilah saat-saat yang akan ditunggu-tunggu.

Setelah melakukan perjalanan panjang. Saling mengenal, mengerti, memahami satu sama lain. Inilah peristiwa yang di nanti-nanti. Sebuah kalimat indah yang dirangkai sedimikian rupa dengan cara yang sangat berbeda-beda.

Saat itu, di tempat pertama kali kita berjumpa. Di tempat dia juga menyatakan perasaannya padaku. Di tempat yang menjadi kenangan kita selama ini. Dia mengucapkannya dengan lutut di lipat ke bawah dengan membawa sekotak kecil berwarna merah marun. Berisi sebuah benda bundar berharga berwarna putih terbuat dari emas murni dengan liontin berlian kecil. Terlihat sangat indah.

Dua tahun, kita saling mendukung satu sama lain. Saling mengerti satu sama lain. Saling memahami satu sama lain. Kita berusaha saling melengkapi. Kita berusaha saling membantu atas segala hal yang kita lalui. Hingga saat ini, kita di sini. Di tempat yang menjadi saksi bisu atas kenangan kita selama ini. Aku ingin kau menjadi istriku, kau menjadi ibu dari anak-anakku yang manis dan lucu sepertimu. Cantik sepertimu atau tampan sepertiku. Aku ingin kau menjadi pendamping seumur hidupku. Sampai kita nanti menjadi sepasang kekasih yang sudah tua dan rentan. Melihat betapa bahagianya cucu kita nanti. Sampai kita terkubur di liang lahat.

Aldira mara prambudi, apa kau bersedia menikah denganku? Will you marry me?

Bahkan semua wanita akan menitikkan air mata saking terkejutnya dengan ekspresi tidak percaya. Begitu pula gue, menangis terharu adalah hal yang gue lakukan waktu itu.

Sampai saat ini pula semua bayang-bayangku tentangnya masih teringat segar di otak. Tidak ada yang bisa gue katakan lagi sekarang. Gue memang benar, gue memang mencintainya lebih dari apapun.

"Al, i love you" dia memegang tanganku lembut dan mencium pipiku .

"Ferris, i love you to the moon and back"

The end

AldiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang