Seorang perempuan dengan rambut acak-acakan terlihat sedang menyembunyikan diri di pojokan kamar.
Salah satu tangan nya yang menggenggam handphone miliknya, memperlihatkan begitu banyak nya notifikasi ponsel masuk, entah pesan dari orang tidak di kenal maupun telpon dari orang terdekatnya.
Pria bajingan itu benar-benar tidak puas melihat nya masih bisa bernafas di dunia ini.
Dengan brengseknya Kaiden mengirimkan isi video syur, dimana terdapat Kayshiel yang berada dibawah dengan wajah lelah dan bahu nya yang sedikit terekspos, dimana Kayshiel nampak tidak memakai sehelai benang pun yang hanya di tutupi selimut sampai bahu.
Hanya berdurasi tiga detik, namun mampu membuat satu negara gempar akan berita nya.
Hujatan demi hujatan kian membludak di ponsel nya yang berisik, ini terlalu berlebihan.
Bahkan dirinya hanya mampu membalas baik-baik saja saat Ganka menelpon nya melihat perihal berita tentang adiknya dimana-mana.
Ceklek.
Langkah kaki memasuki kamarnya, padahal tidak ada yang tahu tempat tinggal baru Kayshiel sekarang.
Wajah Kayshiel menoleh kearah si pelaku yang memasuki akses rumahnya dengan lancang.
Plak!
Wajah Kayshiel mengeras, memperlihatkan betapa emosi yang ia bendung sudah tak mampu ia tahan.
Si pelaku dari penyebaran video syur itu kini berdiri di depan nya, dengan wajah datar dan tenang setelah merasakan tamparan dari perempuan di depan nya.
“masih belum puas?”
Kaiden bergeming hanya menatap lurus bola mata Kayshiel.
“ayo bunuh gue sekarang!”
Bola mata hitam kelam itu nampak bergetar dalam sekejap sebelum kembali tenang.
“lo ga bakal pernah puas nyiksa gue, sebelum gue mati di tangan lo!” Kayshiel tak berhenti menatap dengan lancang “Perlu apa? Pistol? Pisau? Atau bensin?” lanjutnya.
“mustahil.” akhirnya ucapan itu keluar dari mulut Kaiden.
Kayshiel diam dengan sorot tajam dan wajah keras, dia benar-benar mampu membuat Kayshiel membenci pria itu.
“kalau lo mati, kehidupan gue bakal membosankan.”
Mendengar hal itu Kayshiel sontak tertawa keras, benar-benar terlihat seperti orang depresi, dengan memegang perut menahan gelak tawa penuh.
Meredakan tawa nya, masih dengan wajah tenang dan sesekali di hinggapi tawa, ia berujar.
“tau apa yang bikin gue suka dulu nya sama lo?”
Kaiden seketika mengatup bibirnya, dengan bola mata sedikit melebar.
“kebodohan lo.”
“lo pikir dengan nyebarin video syur yang nyata nya gue cuma lagi tidur kepanasan akibat AC yang mati dan di rekam sama lo diam-diam, bikin mental gue hancur?”
Wajah Kayshiel berubah menjadi lembut, air mata yang barusan mengalir tadi segera ia hapus sembari mengikis jarak di antara keduanya.
“terimakasih sudah datang my fiance.”
Lampu kamar Kayshiel yang awalnya gelap gulita langsung berubah terang begitu saklar di nyalakan.
Hunian yang di kira berisi kasur tersebut seketika terlihat jelas begitu hanya menampilkan satu sofa panjang dan satu televisi.
“jangan takut ya? Ada Kay disini.” ucap Kayshiel sangat lembut sembari tersenyum lebar, seolah-olah mereka masih sama seperti dulu.
Beberapa preman dengan badan yang besar memasuki ruangan mereka.
Kaiden berdesis sinis begitu melihat salah satu orang yang ia kenal sedang tersenyum lebar kearahnya dengan pandangan meremehkan.
Kaiden menatap Kayshiel dengan tajam dan dingin, ekspresi nya hanya datar.
Tapi Kayshiel yakin, pria tersebut sudah memikirkan rencana.
Siapa yang pernah menyangka, sepasang kekasih yang dulu nya di penuhi dengan kasih sayang dan mungkin cinta(?) Bahkan sekarang berlomba-lomba untuk saling menghancurkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kayshiel
Teen Fiction"buka selalu mata kamu, sampai aku dikebumikan." Kayshiel begitu mencintai Kaiden, tunangan hasil perjodohan orang tua nya. Mereka tidak saling membenci atau bahkan berusaha untuk memutuskan perjodohan itu, keduanya saling mencintai. Namun, itu semu...