Chapter 18

1.3K 177 6
                                    

Carissa's P.O.V

Genggaman tangan Zayn begitu erat pada telapak tanganku, langkahnya yang besar membuatku harus bersusah payah mengikutinya. Jika saja aku menggunakan flat shoes mungkin tidak begitu sulit, tapi masalahnya stilleto yang aku gunakan tidak mendukungku menyamai langkah besar Zayn. Entah akan kemana lelaki ini membawaku pergi. Setiap kali aku bertanya, ia hanya berkata akan membawaku bertemu dengan seseorang. Siapa orang itu aku sama sekali tidak tahu, karena Zayn tidak memberiku jawaban yang jelas mengenai itu. Aku menarik nafas mengisi paru-paruku dengan udara dingin di musim gugur ini.

Angin berhembus dengan lembut menerpa setiap inci permukaan wajahku, dingin. Tapi aku menyukainya, udara dingin membuatku lebih tenang dan merasa nyaman. Aku menatap Zayn dari sudut mataku, entah bagaimana dia selalu terlihat begitu tampan dan membuatku tidak berhenti mengaguminya. Mungkin terdengar berlebihan namun sampai saat ini aku masih saja merasa gugup, jika harus berada sedekat ini dengannya. Dia berbeda, aku tidak pernah merasakan kegugupan yang berlebihan seperti ini pada lelaki lain. Termasuk Justin. Astaga.

Tiba-tiba saja aku merasakan sakit di dadaku, mendengar benakku menggumankan nama Justin. Setelah kejadian dua minggu lalu aku tidak pernah melihatnya lagi. Bahkan mendengar kabar berita mengenai dirinya pun tidak. Tunggu. Bukankah itu bagus? Akhirnya aku bisa benar-benar terlepas darinya. Namun apakah aku sudah keterlaluan padanya, hingga ia seakan hilang ditelan bumi? Astaga. Aku pasti membuatnya sakit hati karena kata-kata dan tindakanku. Ya Tuhan.


"Baby girl?" Kepalaku tersentak ketika mendengar suara Zayn memanggilku, aku menoleh padanya.


"Iya?"


"Are you okay?"


"Um.. ya, memangnya kenapa?"


"Tidak. Hanya saja kau terus diam sejak tadi, dan terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. Something wrong?" Zayn menatapku dalam, iris mata cokekat gelapnya seakan menusuk tepat di wajahku


Astaga. Ia membuatku kembali merasa gugup, "Err- I'm fine, Zayn."


"Are you sure, Baby girl?"


"Pretty sure, um.. thanks for asking, anyway."


Zayn mengangguk pelan, dia lantas merogoh saku jeansnya, mengeluarkan kunci mobil, lantas membukakan pintu untukku. Kemudian Lexsus merah miliknya mulai melaju meninggalkan area parkir William's High School.


---



Ini mimpi. Ya, ini pasti mimpi. lebih tepatnya mimpi gila yang kembali terjadi padaku.

Mungkin jika aku menampar pipiku, atau mencubit tanganku aku akan terbangun dari mimpi gila ini. Astaga. Aku kembali menelan ludah untuk yang ketiga kalinya, dan menarik nafas dalam-dalam untuk menormalkan detak jantungku. Disinilah diriku, berdiri layaknya patung dengan wajah konyol nan kikuk dihadapan seorang wanita cantik dengan mata cokelat menawan yang tak lain adalah Mrs.Malik —Ibunda Zayn. Astaga. Aku tidak pernah menyangka Zayn akan membawaku bertemu dengan Ibunya, kami bahkan baru berpacaran selama dua bulan. Aku sendiri bakhan tidak berpikir akan mengenalkan Zayn pada Daddy —dalam waktu dekat ini, maksudku. Tapi dia dengan tenangnya membawaku ke rumah orang tuanya.


Everything Has Changed [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang