Chapter 26

1.2K 175 8
                                    

"Menikah? Kalian baru saja lulus SMA, kenapa begitu terburu-buru seperti ini?" Leon menatap Stefan dan Yuki bergantian, kerutan samar mulai terlihat di dahinya



Menikah? Astaga. Yang benar saja, mereka baru saja lulus dari SMA. Apakah mereka sanggup menjalin sebuah komitmen yang begitu berat dan penuh tanggung jawab seperti pernikahan? Demi Tuhan. Leon benar-benar tidak habis pikir, dengan anak lelaki sematawayangnya ini.



"Mungkin ini terlalu cepat, namun aku melakukan ini bukan tanpa alasan, Dad. Kau tahu, aku tidak pernah bermain-main dengan kata-kataku." Stefan menatap Leon dengan raut wajah yang begitu serius, membuat Yuki tidak tahan untuk tersenyum



Oh tentu saja, untuk pertama kalinya ada seorang pria yang ingin menjalin hubungan serius dengannya, bagaimana bisa ia bersikap biasa saja?



Lain halnya dengan Yuki. Deandra justru merasa, seperti ada sebuah pisau belati yang menusuk tepat di ulu hatinya, lantas menyebarkan rasa sakit ke seluruh tubuhnya. Gadis itu meringis, rasanya begitu sakit. Dia tidak pernah melihat Stefan seperti ini. Tidak pernah. Bahkan ketika mereka masih bersama, Stefan tidak pernah terlihat begitu... entahlah, serius, bersungguh-sungguh atau hal semacam itu. Deandra sendiri bahkan binggung, bagaimana menggambarkan ekspresi wajah Stefan saat ini.



Namun satu hal yang pasti adalah rasa iri, kesal, marah, dan menyesal bergerumul menjadi satu dalam hatinya. Keputusannya meninggalkan Stefan benar-benar salah. Dia tidak pernah menemukan seseorang yang mencintainya, sedalam apa yang pernah Stefan lakukan padanya -dan sekarang cinta Stefan bukan lagi miliknya.





Cinta Stefan yang begitu luar biasa tulusnya, kini telah berpindah pada gadis yang duduk di samping lelaki itu. Sungguh kebodohan yang sangat luar biasa. Rasa penyesalan ini memang tidak ada gunanya, karena Deandra tahu Stefan tidak akan pernah kembali padanya. Tidak akan pernah.




Leon menghembuskan napas. "Tapi, apakah kalian sudah siap untuk segala konsekuensinya? Pernikahan bukanlah sebuah hal yang main-main, itu adalah sesuatu yang sangat sakral. Tanggung jawab yang besar, sangat diperlukan disini."



"Aku sudah memikirkan semua itu, Dad."




"Kalian sudah benar-benar yakin, dengan keputusan kalian ini?" Leon menatap mereka dengan serius




Stefan mengangguk dengan tegas, begitupun dengan Yuki, "Sangat yakin."




"Kalian sudah dewasa. Walau pun, aku tahu usia kalian baru saja akan menginjak kepala dua, tapi..." Leon kembali menghembuskan napas, "... Kau anakku. Dan aku menyayangimu, aku akan melakukan apapun untuk membuatmu bahagia. Jika semua ini bisa membuatku melihatmu hidup bahagia, bagaimana mungkin aku menolaknya?" Leon menatap Stefan



"Apakah itu artinya sebuah persetujuan?"




Leon menatap anak lelakinya tepat di mata hezelnya, lantas menarik sebuah senyuman, "Ya." Katanya




"Terimakasih, Dad." Yuki tidak pernah mendengar, Stefan berujar dengan nada penuh syukur seperti itu




Detik berikutnya dia merasakan tangan Stefan terulur, merengkuh bahunya dan menariknya mendekat. Aroma mint dari tubuh lelaki itu, langsung menyeruak masuk ke dalam indra penciumannya. Membuat dia merasa, napasnya seakan tertahan di tenggorokkan. Tubuhnya terasa ringan, sementara perutnya mengejang, seakan-akan ribuan kupu-kupu berterbangan di dalamnya. Dan sekarang, entah bagaimana pelukan Stefan saat ini, justru terasa lebih hangat dari biasanya.




Ini kah rasanya bersama dengan orang yang kau cintai?




Everything Has Changed [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang