Chapter 24

1.6K 167 5
                                    

Stefan's P.O.V


Aku menatap kosong pada langit malam yang terlihat begitu gelap, dan hampa tanpa adanya satupun bintang yang terlihat. Tanganku meremas gelas plastik yang tadinya berisi cappucino hingga berbentuk seperti bola. Lantas melemparnya asal ke dalam tempat sampah, yang berjarak sekitar empat meter dari salah satu kursi yang sedang aku duduki. Aku menggeram lewat sela-sela gigiku yang terkatup. Sialan. Kata-kata Jason tadi seakan-akan terus terngiang berulang-ulang dalam kepalaku.



Kau harus tahu Stefan, ini soal Yuki. Aku baru saja mendapat kabar dari Cody, ternyata Britt ada hubungannya dengan insiden yang menimpa Yuki. Dia ternyata sudah mengirimkan seseorang ditengah-tengah para gadis -Yuki, Tara dan Carissa- untuk mengawasi kita. Dan target utama Britt adalah pacarmu -Yuki. Kita benar-benar harus waspada.



Holly Shit.




Bajingan bodoh itu benar-benar mencari masalah denganku. Oh Tuhan. Ternyata firasatku memang benar, insiden sialan ini memang disengaja. Dan aku harus tahu siapa orang suruhan Britt, yang melakukan semua ini. Ya aku harus mencari tahu.Kepalaku mengangguk samar, aku bangkit dari kursi sambil menarik napas perlahan. Mengirup udara dingin di hari-hari terakhir musim gugur tahun ini, kemudian berjalan menuju kamar perawatan Yuki. Menyaksikan gadis itu tengah tertidur dengan tenang di bangkar rumah sakit, didampingi Kesha yang selalu setia menunggunya sejak dua hari lalu. Aku menarik napas yang entah bagaimana terasa begitu berat, hingga membuat dadaku sesak dibuatnya. Oksigen di sekitarku seakan menipis, ketika mataku menatap tepat pada perban yang melingkar di kepala Yuki, juga tangan kanannya.



Aku harus menemui Britt. Memberi bajingan bodoh itu sedikit pelajaran agar jangan pernah mencari masalah denganku. Bajingan bodoh itu harus tahu dengan siapa ia berhadapan.



Aku kembali menggeram lewat sela-sela gigiku yang terkatup, lalu menghembuskan napas berat di udara. Lensa mataku menatap langit yang terlihat gelap menandakan hari sudah larut. Dan itu bertepatan dengan sebuah gagasan yang cukup menarik, terbesit dalam benakku. Memberi bajingan bodoh itu kejutan di tengah malam begini, sepertinya boleh juga. Dia akan mendapatkan dua hal yang berharga dariku. Sebuah pelajaran mengenai jangan pernah meremehkan orang lain, dan lebih baik berpikir terlebih dulu sebelum bertindak. Ya, aku akan memberi bajingan itu sebuah kejutan yang akan menghancurkan mimpi indahnya malam ini, sekaligus sebuah pelajaran yang berharga baginya.



***




"Kau hanya akan menciptakan masalah baru, jika kau menemui bajingan itu sekarang, Stefan!"



Stefan mendengar Jason berseru sementara dia berjalan mendekati Bugatti Veyron merah miliknya, yang terparkir di halaman rumah sakit. Lelaki itu mendengus, menyentakkan bahunya,membuat cekalan tangan Jason di bahunya terlepas.



"Persetan dengan itu, Jazz." Stefan menyentakkan kepalanya, kemudian meraih kenop pintu Bugattinya dan menariknya hingga terbuka 



Dalam hitungan detik, Stefan telah duduk di kursi pengemudi. Dia memasang sabuk pengamannya seraya menarik laci dashboard mobil, memastikan bahwa telah tersedia peluru yang cukup dalam magasin pistol yang tergeletak di dalam laci dashboard.



"Dia sudah berani mencelakai pacarku. Britt akan segera tahu dengan siapa dia berhadapan." Stefan menggeram dari rahangnya yang mengejang dan terkatup rapat



"Jangan bertindak gegabah, Stefan. Jika kita salah langkah semua hal sialan ini akan bertambah buruk, dan menyebabkan masalah lainnya." Zayn berseru sambil berusaha membuka pintu mobil Stefan, namun terlambat karena Stefan telah menguncinya



Everything Has Changed [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang