Chapter 29

1.3K 159 18
                                    

"Apakah kau tahu kapan aku bisa keluar dari tempat ini, Boo?"



"Lusa?" Sebelah alis Yuki terangkat. "Yang jelas setelah keadaanmu cukup pulih."




"Dan apa yang akan kita lakukan setelah itu?"



"Memangnya apa yang kau mau kita lakukan?"




"Menikah?" Stefan mengerling, membuat perut Yuki terasa seperti diremas dari dalam



Rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu beterbangan dalam rongga perutnya. Membuat perutnya terasa geli. Stefan sepertinya menyadari perubahan ekspresi wajah Yuki, karena laki-laki itu langsung menambahkan kerlingannya, sambil mengucapkan kata-kata untuk menggoda gadisnya itu.



" Well, I got on your nerves, eh?" Stefan mengerling genit lagi


"Kau sedang sakit."



"Benar." Stefan sependapat. "Dan sebaiknya kau tidak mengabaikan permintaan orang yang sedang sakit. Well, sleep with me to night?"



Kepala Yuki tersentak, "Tidur? Apa maksudnya itu?"




"Chill out, Babe." Stefan terkekeh. "We're just sleep together, not doing something..."



"Ugh.. stop talking like that, Willsky." Yuki berseru dengan wajah memerah. "Bagaimana jika ada yang mendengar dan mereka salah paham, lantas menyangka kita melakukan hal lain?"



" So, I still got on your nerves again, eh Baby Boo?" Stefan terkekeh lalu mencondongkan tubuhnya sedikit, mengecup sisi wajah Yuki dengan cepat



"Yeah, you got on my nerves. Again." Yuki memutar bola matanya kesal sambil menahan senyum



Stefan terkekeh, mencondongkan tubuhnya sekali lagi dan mengecup puncak kepala Yuki. "Aku mengantuk, Boo. Bagaimana jika kau segera naik ke atas ranjang agar aku bisa tidur?"



Yuki melenguh, menyerah berdebat dengan Stefan. Ketika Stefan menggeser sedikit posisi berbaringnya, hingga menyisakan tempat untuk Yuki di atas tempat tidur rumah sakit, gadis itu memilih langsung naik dan berbaring di sebelahnya. Dia tahu, dia tidak akan menang jika berdebat dengan Stefan. Dan sejujurnya memang tidak ada salahnya ia menemani Stefan tidur, toh mereka tidak akan melakukan hal-hal gila. Stefan masih sakit, dan mereka akan menikah sebentar lagi. Jadi sepertinya tidak masalah.



Begitu Yuki berbaring di sebelahnya, Stefan langsung memeluk gadis itu dengan erat. Entah mengapa beberapa hari tidak melihat wajah gadis itu membuatnya begitu merindukan Yuki, selama berada dalam kondisi tidak sadarkan diri, Stefan hanya bisa mendengar suara tangisan Yuki yang begitu menyakiti hatinya, dia tidak bisa melakukan apapun. Oh Yaampun, mengingat hal itu Stefan kembali merasakan sakit di dadanya. Jika bukan karena dirinya Yuki tidak akan merasakan sakit seperti itu, dia tidak akan mendengar gadis itu menangisinya setiap hari, dan keselamatan Yuki tidak akan terganggu karena Britt. Stefan menarik napas, membiarkan aroma rambut Yuki memenuhi indera penciumannya. Dia tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Yuki. Tidak lagi.



"You have to sleep, Willsky. It's to late." Yuki berguman dengan nada sebal



"Aku mencintaimu, Baby Boo." Stefan berbisik tepat di telinga Yuki



Yuki terdiam selama beberapa saat sebelum akhirnya menjawab. "Aku juga mencintaimu, Willsky. Dan kau harus tidur sekarang."



"I will, as long as you're here with me."Stefan menarik napas dalam-dalam dan mulai memejamkan matanya




Everything Has Changed [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang