Chapter 3

2.6K 246 3
                                    

Yuki's P.O.V

Holly shit! 

Aku kembali menghembuskan napas dengan kesal, ketika menyadari Carissa dan Tara sudah pergi bersama Jason dan Zayn. Suara sirine polisi itu terdengar lebih keras ketika aku berlari ke jalan raya. Aku mendesah kesal saat melihat beberapa orang polisi terlihat berjalan menghampiriku. Namun langkah mereka terhenti sekitar lima langkah di hadapnku, aku mengernyit ketika mereka justru meneriakiku untuk segera pergi dari tempatku berdiri.

Aku menoleh ke arah kanan, melihat apa yang mereka tatap dan detik berikutnya aku tercengang. Sebuah Volvo yang tengah hilang kendali bergerak kearahku. Aku berteriak dalam batinku, berpikir untuk segera menyelamatkan nyawaku namun rasanya kakiku seperti membatu, sama sekali tidak bergerak. Aku mengernyit, merasakan sensasi dingin mengaliri tulang belikatku, dan memejamkan mata. Bersiap menyambut mobil berkecepatan tinggi yang hilang kendali itu.

Anggaplah aku bodoh atau tolol, karena hanya terdiam seakan pasrah dengan apa yang akan terjadi. Tapi otakku kali ini seperti membeku, tak dapat berpikir jernih atau pun memerintahkan sebuah respon pada tubuhku. Aku menghembuskan napas berat, merasa tercekat selama beberapa detik. Kemudian aku merasakan seseorang menarikku pergi dari tempat itu. Menubruk tubuhku dan membuat punggungku menghantam trotoar dengan keras.

Punggungku terasa remuk ketika menghantam trotoar, namun sosok yang menabrakku itu menarikku bangkit, dan dengan cepat menarik tanganku pergi. Mataku sempat melihat sekilas mobil volvo yang hilang kendali itu berakhir pada mesin pompa air di pinggiran jalan, membuat mesin itu rusak dan airnya memancar ke atas seperti air mancur. Aku mendesis pelan ketika merasakan sakit di tulang punggungku. Juga rasa sakit yang menyergap kepalaku semakin menjadi. Ingin rasanya aku menghentikan langkah kakiku, namun sosok yang menarikku itu masih memaksaku untuk terus berjalan.

Kami menyusuri jalan dalam langkah-langkah yang begitu cepat. Hingga akhirnya dia menyudutkanku pada sebuah gang yang gelap. Aku menarik napas dalam-dalam, mengisi paru-paruku dengan udara malam yang dingin. Tanganku mengepal, berusaha untuk menormalkan detak jantungku. Sedetik kemudian, aku tersadar lantas mendongak menatap sosok di hadapanku, dengan saksama. Dia menunduk, rambut cokelatnya terlihat berantakan akibat terpaan angin malam yang berhembus sedikit kencang.

Rambut cokelat? Tunggu. Pikiranku dengan cepat langsung tertuju pada sosok Stefan Alexsander William. Putra Leonardo Robin William, yang tadi pagi menyelamatkanku dari Austin dan yang baru saja berkenalan denganku. Aku menarik napas perlahan, merasakan nafasku tercekat selama beberapa detik. Sebelum akhirnya aku berani membuka suara, berbicara padanya.

"Thank you." Aku berbisik

"For what?" Laki-laki itu kelihatan heran, namun ia sama sekali tidak mengangkat kepalanya. Rambut cokelatnya kembali bergoyang ketika angin berhembus

"Thankyou for safe me from the death. Aku nyaris mati tadi." Aku berbisik parau, lalu menelan ludah dan mengernyit ketika rasa sakit di kepalaku kembali menyerang

"Yea... Hei what's going on with you? You alright? Hey, jawab aku..." Suaranya terdengar samar-samar di telingaku. Bagaikan desiran angin lembut, namun aku bisa merasakan ada nada gusar dalam intonasinya

Kali ini aku benar-benar tidak dapat menahan rasa sakit yang terus bertambah dikepalaku. Keseimbanganku benar-benar goyah. Tubuhku limbung ke samping. Pandanganku juga tiba-tiba saja menjadi gelap. Aku pasrah jika kepalaku terbentur aspal jalanan. Mungkin ini yang disebut pingsan. Batinku.

"Hei!" Seseorang menangkap tubuhku, tepat sebelum aku benar-benar terjatuh

Tangannya hangat menyentuh dahiku kemudian menggoyangkan pundakku , berusaha menyadarkanku. Ingin rasanya aku membuka mata, namun akhirnya kesadaranku benar-benar hilang, hingga aku tidak mengingat apa pun setelah itu. Dan semuanya menjadi gelap.


Everything Has Changed [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang