chapter 1- Cancer

10.1K 394 7
                                    

"Lalu? Aku harus bagaimana?"

Lunara menatap kedua orangtuanya yang mulai menangis tersedu sedu di hadapan Dokter Benyamin. Ia menerima dekapan hangat Papa dan Mama yang bahkan hampir dilupakannya .

"Kamu akan baik -baik saja, Nak... Mari ikuti pengobatan yang Dokter katakan..." ujar Papanya menahan kesedihan saat menatap wajah putrinya.

"Tapi aku gak mau. Biarkan aku meninggal kalau waktunya datang. Kita lahir dari tanah dan akan kembali jadi tanah, Pa..."

"Putri bapak dan ibu sangat tegar dan pemberani. Saya akan hormati apapun keputusan Anda," ujar dokter sambil mengangguk kecil.

Lunara ikut mengangguk kecil. Kanker? Sudah tidak asing di telinganya. Temannya pernah ada yang meninggal juga karena leukimia alias kanker darah. Dia jadi sadar, pengobatan kanker sangat mahal, tapi tetap tak bisa menjaminmu hidup.

Kalau kau meninggal, semuanya akan sia -sia.

Lunara tidak datang dari keluarga kaya atau konglomerat. Papa dan Mamanya hanyalah karyawan swasta yang harus membiayai hidup mereka, Lunara dan Surya, adik lelaki Lunara yang duduk di kelas 2 SMA.

Tak tega rasanya membiarkan Papa Mama dan adiknya hidup sulit hanya untuk memperpanjang hidupnya selama beberapa minggu, kalau beruntung beberapa bulan.

Pada akhirnya mereka memutuskan untuk pulang karena kekeras kepalaan si putri sulung. Lunara janji akan sering check up ke rumah sakit, Papa Mama pun memutuskan untuk merahasiakan penyakit kanker ini dari Surya atas permintaan Lunar sendiri sampai putri mereka siap memberitahu adiknya itu.

Trililiii

From : Surya
To :Lunar

Sakit apa?
Kemarin kamu pingsan bikin aku jantungan setengah mati di sekolah

Lunara membaca pesan singkat dari adiknya di perjalanannya pulang dari rumah sakit.

From : Lunar
To : Surya

Kamu pernah liat aku sakit?
Cuman kecapekan

Bohong. Lunara berbohong. Penyakitnya memang tak sepele, tapi tak pantas pula untuk diumbar. Adiknya itu sangat menyayanginya dan Lunara pun sangat menyayanginya. Dia tak ingin mebuat siapapun khawatir seperti yang sudah dilakukan Papa dan Mamanya ini.

Perlahan, Lunara menyandarkan kepalanya pada jendela mobil dan mulai terlelap.

Hidupnya tak lagi semudah dulu, semembosankan dulu, setidak menarik dulu..

Sesuatu memercik dalam hatinya, perasaan yang selalu terpenjara kini mulai mencapai permukaan

Haiii.. ini Mashii ::3
Cerita ini bisa jadi geje ... tapi smoga kalian sukaaa, vote yaa ><

One Last Wish (Completed)Where stories live. Discover now